karyatulisku.com – Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya kita sering mendengar mengenai populasi dan sampel penelitian. Kedua hal tersebut merupakan hal penentu pada sebuah penelitian. Agar penelitian kita mendapatkan hasil yang baik, tentunya kita perlu memahami perbedaan anatara populasi dan sampel. Dalam pengambilan sampel pun terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan. Apa sajakah itu? Mari kita simak ulasan di bawah ini.

Pengertian Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan suatu subyek pada wilayah serta waktu tertentu yang akan di amati atau di teliti oleh peneliti. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang di pelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang di miliki oleh obyek atau subyek tersebut. Dalam sebuah penelitian populasi perlu kita definisikan dengan jelas; apa atau siapa, dimana atau kapan. Apa atau siapa lebih kepada isi dari penelitian, sedangkan dimana diartikan sebagai luasan penelitian, dan kapan dimaksudkan sebagai waktu.
Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama bersifat representatif dan menggambarkan populasi sehingga di anggap dapat mewakili semua populasi yang di teliti. Sampel merupakan sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang di ambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya.
Perbedaan Populasi dan Sampel Penelitian
1. Berdasarkan pengertian keduanya.
Populasi merupakan keseluruhan objek yang di teliti sementara sampel merupakan bagian dari populasi itu sendiri.
2. Berdasarkan fokus kerjanya.
Fokus dari populasi adalah identifikasi karakteristik anggota populasi sementara fokus dari sampel adalah pendugaan atau generalisasi karakteristik yang sudah di tentukan melalui populasi.
3. Berdasarkan pengumpulan datanya.
Populasi fokusnya kepada semua objek yang di teliti sedangkan sampel hanya sebagian kecil dari populasi yang di ambil untuk di teliti dan di anggap bisa mewakili populasi.
Proses Pengambilan Sampel
Menurut Handayani (2020), terdapat tiga tahap yang harus di lalui dalam proses pengambilan sampel, yaitu sebagai berikut:
- Definisikan populasi sasaran. Populasi sasaran seharusnya sudah ditemukan oleh peneliti ketika menemukan masalah dan masalah penelitian. Populasi sasaran adalah kumpulan atau elemen yang memiliki informasi penelitian. Hasil penelitian dari populasi akan menghasilkan sebuah kesimpulan inferensial bagi kumpulan atau populasi tersebut.
- Tentukan bingkai sampel. Sample frame atau bingkai sampel merupakan wakil dari kumpulan atau elemen populasi sasaran. Contohnya peta provinsi dengan nama kabupaten atau daftar pustaka dengan judul buku dan pengarangnya.
- Tentukan jumlah sampel. Merupakan elemen yang akan dimasukkan dalam sampel. Besaran jumlah sampel sangat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya adalah tujuan penelitian. Jika penelitian itu bersifat deskriptif, biasanya membutuhkan jumlah sampel yang besar. Namun jika hanya untuk menguji hipotesis, jumlah sampelnya tidak perlu besar. Semakin besar jumlah sampel maka akan semakin besar kekuatan statistiknya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel tentunya akan semakin kecil kekuatan statistiknya sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian.
Teknik Pengambilan Sampel
1. Teknik sampling secara probabilitas (Probability Sampling)
Menurut Kuntjojo (2009), teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik sampling ini lebih mampu untuk dilakukan generalisasi pada hasil penelitian. Namun biasanya dilakukan untuk populasi yang anggotanya bisa dihitung.
Adapun jenis-jenis teknik sampling secara probabilitas adalah sebagai berikut:
a. Sampling random sederhana (Simple random sampling).
Teknik ini kita sebut simple atau sederhana sebab pengambilan sampel anggota populasi terjadi secara acak, tanpa memperhatikan strata yang terdapat dalam populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel jenis ini kita gunakan jika anggota populasi yang kecil dan di anggap homogen. Cara paling populer yang di pakai dalam proses penarikan sampel random sederhana adalah dengan melalui undian. Hasil penelitian memiliki tingkat generalisasi yang tinggi namun tidak seefisien stratified sampling.
b. Sampling sistematic (Sistematic sampling).
Hampir sama dengan random sampling, hanya saja sistematis memilih angka random dari tabel. Prosedur ini berupa penarikan sampel dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang ke sekian dari daftar populasi. Sampling jenis ini mudah untuk digunakan bila sampel frame populasinya baik. Kelemahannya terjadi bias cukup tinggi.
c. Sampling secara rambang proporsional (Proportionate stratified random sampling).
Salah satu teknik yang digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional. Adapun cara pengambilannya dapat dilakukan secara undian maupun sistematis. Populasi harus diartikan sesuai segmennya: Proporsional diambil dari anggota populasi yang sebenarnya Populasi diambil dari anggota populasi lainnya.
d. Sampling secara kluster (Cluster sampling).
Ada kalanya peneliti tidak tahu persis karakteristik populasi yang ingin mereka jadikan subjek penelitian karena populasi tersebar di wilayah yang amat luas. Untuk itu peneliti hanya dapat menentukan sampel wilayah, berupa kelompok klaster yang di tentukan secara bertahap. Teknik pengambilan sampel semacam ini disebut cluster sampling atau multi-stage sampling. Teknik sampling ini di pakai untuk menentukan sampel jika objek yang akan di teliti atau sumber data sangat luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau dari suatu kabupaten.
2. Teknik sampling secara non-probabilitas (Non Probability Sampling)
Menurut Kuntjojo (2009), teknik sampling non-probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang ditemukan atau ditentukan sendiri oleh peneliti atau menurut pertimbangan pakar. Sampling ini adalah teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Adapun jenis-jenis teknik sampling secara non-probabilitas adalah sebagai berikut:
a. Sampling Sistematis.
Suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota.
Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi yang memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang peneliti inginkan. Seperti misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel perempuan juga sebanyak 70 orang.
c. Sampling aksidental.
Suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat di jadikan sebagai sampel, jika orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk dijadikan sebagai sumber data.
d. Purposive Sampling.
Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau seleksi khusus. Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti kriminalitas di Kota atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan yaitu Kapolresta kota atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminal yang ada di kota tersebut.
e. Sampling Jenuh.
Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
f. Sampling Snowball.
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah kepada informan kedua lalu informan seterusnya.
–
Demikian ulasan singkat mengenai populasi dan sampel penelitian beserta teknik pengambilan sampel. Semoga ulasan ini dapat membuat pembaca memahami perbedaan antara populasi dan sampel. Apabila terdapat kritik dan saran silahkan tinggalkan pada kolom komentar. Terima kasih 🙂
Referansi :
- Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
- Kuntjojo. 2009. Metodologi Penelitian. Kediri: Universitas Nusantara PGRI.
Baca juga :