karyatulisku.com – Sampel penelitian merupakan bagian kecil dari populasi. Sampel digunakan dalam penelitian untuk menghemat waktu, biaya, serta tenaga. Dalam pengambilan sampel memiliki teknik tersendiri. Berikut merupakan cara secara macam teknik pengambilan sampling. Yuk kita simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Sampel Penelitian?
Sampel penelitian adalah sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang di ambil menurut prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Kita dapat menggunakan sampel jika populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh populasi. Hal ini di sebabkan karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan di ambil dari populasi haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang di teliti.
Sedangkan sampling adalah kegiatan menentukan sampel. Sebuah penelitian tidak perlu melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan non-akademik, populasi dapat di wakili oleh sebagian anggotanya yang di sebut sampel. Sampling tidak mengurangi bobot hasil penelitian. Bobot hasil penelitian akan tetap terjamin asalkan peneliti melakukan sampling dengan benar. Hal itu sejalan dengan pengertian bahwa sampel merupakan nilai-nilai yang menggambarkan karakteristik sampel sebagai nilai statistik sampel itu.
Manfaat Pengambilan Sampel Penelitian
Menurut Winarno (2013), beberapa alasan pertimbangan penggunaan dan pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
a. Penghematan Biaya
Besaran jumlah anggota sampel dalam penelitian berimplikasi pada biaya. Pelibatan jumlah anggota populasi yang besar memerlukan biaya yang lebih besar dari pada pelibatan jumlah anggota populasi yang kecil. Dengan mengambil sebagian anggota populasi, kita juga dapat menghemat biaya. Semakin sedikit jumlah anggota yang di ambil sebagai sampel, maka semakin sedikit biaya yang di perlukan.
b. Penghematan Waktu
Dengan sampling, kita juga dapat melakukan penghematan waktu. Waktu yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan sampel lebih sedikit daripada waktu penelitian yang tidak menggunakan sampel. Hal itu juga berarti bahwa makin sedikit sampel yang dilibatkan, makin banyak waktu yang dapat dihemat.
c. Penghematan Tenaga
Dengan menggunakan sampling, maka tenaga yang di butuhkan untuk penelitian dengan sampling lebih sedikit di bandingkan dengan yang tanpa sampling. Semakin sedikit sampel yang di libatkan, maka tenaga yang di butuhkan juga semakin sedikit.
d. Jaminan Ketelitian dan Bobot Hasil
Dalam kaitan dengan jaminan ketelitian, sampling memungkinkan hasil kerja penelitian lebih intens dan lebih teliti di bandingkan dengan tanpa sampling. Kegiatan penelitian dengan menjangkau subjek yang sedikit memungkinkan untuk memperoleh banyak informasi yang relatif mendalam di bandingkan dengan subjek penelitian yang besar.
Cara Menentukan Sampel
Menurut Handayani (2020), terdapat tiga tahap dalam proses pengambilan sampel, yaitu sebagai berikut:
- Definisikan populasi sasaran. Populasi sasaran seharusnya sudah di temukan oleh peneliti ketika menemukan masalah dan masalah penelitian. Populasi sasaran adalah kumpulan atau elemen yang memiliki informasi penelitian. Hasil penelitian dari populasi akan menghasilkan sebuah kesimpulan inferensial bagi kumpulan atau populasi tersebut.
- Tentukan bingkai sampel. Sample frame atau bingkai sampel merupakan wakil dari kumpulan atau elemen populasi sasaran. Contohnya peta provinsi dengan nama kabupaten atau daftar pustaka dengan judul buku dan pengarangnya.
- Tentukan jumlah sampel. Merupakan elemen yang akan dimasukkan dalam sampel. Besaran jumlah sampel sangat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya adalah tujuan penelitian. Jika penelitian itu bersifat deskriptif, biasanya membutuhkan jumlah sampel yang besar. Namun jika hanya untuk menguji hipotesis, jumlah sampelnya tidak perlu besar. Semakin besar jumlah sampel maka akan semakin besar kekuatan statistiknya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel tentunya akan semakin kecil kekuatan statistiknya sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian.
Teknik Pengambilan Sampel
1. Teknik Pengambilan Sampel Kualitatif
Random Sampling
- Simple random sampling: mengedepankan prinsip bahwa semua individu memiliki kesempatan yang sama. Contoh: teknik pengundian
- Systematic Random sampling: unsur populasi yang di pilih menjadi sample adalah berdasarkan urutan ke –X. urutan ke –X di tentukan secara random.
- Cluster sampling: teknik sampling yang dilakukan terhadap unit sampling yang merupakan suatu kelompok (cluster). Anggota kelompok (cluster) tidak harus bersifat homogen. Setiap anggota kelompok dari kelompok cluster yang terpilih akan d iambil sebagai sample
- Stratified Random Sampling: teknik ini digunakan untuk sample dalam populasi yang berstrata.
- Multi-stage sampling: teknik sampling yang paling tinggi ke tingkat yang paling rendah.
Non-Random Sampling
- Accidental Sampling: “prinsip ketidaksengajaan”. Peneliti ingin meneliti seberapa sso sering melakukan kunjungan ke mall. Maka peneliti bisa memilih pengunjung mana saja yang kebetulan lewat di hadapan peneliti.
- Quota sampling: jumlah sample yang di pilih berdasarkan kuota yang di tentukan oleh peneliti.
- Puposeful sampling: sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang ada pada subjek yang di pilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Teknik Pengambilan Sampel Kuantitatif
Random Sampling/Probability Sampling
- Simple random sampling atau sampel acak sederhana, yang memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk di jadikan sampel, yang mana anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen.
- Stratified random sampling atau sampel acak distratifikasi, yakni pengambilan secara acak dua lapis apabila populasi terdiri atas beberapa strata dan sampelnya di ambil secara acak dari setiap strata tersebut.
- Cluster sampling atau sampel gugus, merupakan pengambilan sampel secara acak dan berumpun, anggota sampel dalam teknik ini adalah rumpun-rumpun, dari setiap rumpun di ambil rumpun kecil yang sama.
- Systematic sampling, merupakan cara pengambilan sampel yang sampel pertamanya di tentukan secara acak, sedangkan sampel berikutnya di ambil berdasarkan satu interval terntu.
- Area sampling, di pakai ketika peneliti di hadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Nonrandom Sampling/Nonprobablity Sampling
- Sampling seadanya, yaitu anggota sampel (responden) yang terpilih adalah seadanya.
- Convenience Sampling, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang di temui peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel.
- Purposive sampling, yaitu responden yang terpilih menjadi anggota atas dasar pertimbangan peneliti sendiri.
- Judgment sampling, sampel di pilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk di jadikan sampel penelitiannya
- Quota sampling, merupakan metode penerapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quota masing-masing kelompok terpenuhi, penelitian belum di anggap selesai.
- Snowball sampling, digunakan jika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya.
Rumus dan Jumlah Pengambilan Sampel
Berikut merupakan rumus pengambilan sampel untuk populasi yang sudah diketahui jumlahnya, yaitu dengan menggunakan rumus Slovin (Priyono, 2016):
Keterangan:
- n : Jumlah sampel.
- N : Jumlah populasi.
- E : Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel).
–
Demikian penjelasan singkat mengenai sampel dan cara pengambilannya. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat dalam membantu pembaca menentukan sampel dalam penelitiannya. Apabila terdapat kritik dan saran, silahkan tinggalkan pada kolom komentar di bawah 🙂
Referensi :
- Handayani, Ririn. 2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
- Priyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing.
- Winarno. 2013. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang: UM Press.
Baca juga :