Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
A. Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran TGT (Berkelompok) |
Joyce (dalam Trianto, 2007:5) menyatakan model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas dengan menentukan perangkat-perangkat pembelajaran untuk
membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Joyce dan
Weil (dalam Prastowo, 2013:69) menyatakan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di dalam atau di luar
kelas.
Suprijono (2009:46) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam me-rencanakan
pembelajaran di kelas atau tutorial. Arends (dalam Suprijono, 2012:46)
menyatakan bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap, dan
pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran memungkinkan guru membantu siswa mendapatkan
informasi, ide, ketrampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model
pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pola yang dipilih guru sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila dalam proses pembelajaran guru
menggunakan model pembelajaran yang inovatif maka proses pembelajaran akan
berlangsung secara efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
B. Pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Slavin (2015:163) mendefinisikan TGT
merupakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan
individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota
tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
Shoimin (2014:203) menyatakan TGT
adalah model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Rusman (2014:224) mendefinisikan TGT
adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Teams Games Tournament (TGT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif
yang berisi turnamen akademik dengan
melibatkan aktivitas seluruh siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan
suku atau ras yang berbeda.
C. Karakteristik Model Pembelajaran
TGT
Karakteristik Model Pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) Shoimin (2014:203) menyatakan bahwa
karakteristik-karakteristik pada model
pembelajarn TGT termuat dalam lima
komponen utama, yaitu:
1. Penyajian Kelas
Awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat
penyajian kelas, siswa harus benar-benar memerhatikan dan memahami materi yang
disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja
kelompok dan game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (teams)
Kelompok biasanya terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya
heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik.
Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya
dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik
dan optimal pada saat game.
3. Games
Gamesterdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari
penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakn game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan
mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen
mingguan.
4. Turnament
Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja.
Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnmen. Tiga siswa
tertinggi prestasinya
5. Team Recognize(penghargaan kelompok)
Guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat
hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
D. Sintaks Model Pembelajaran TGT
|
Sintaks Pembelajaran Model Pembelajaran Teams Games Tournament Shoimin (2014:205-207) menyatakan
langkah-langkah pembelajaran pada model pembelajaran TGT, yaitu sebagai berikut:
1. Class Presentation
Guru menyampaikan materi, tujuan pembelajaran, pokok materi, dan
penjelasan singkat LKS dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah. Siswa
harus benar-benar memahami materi untuk membantu mereka dalam kerja kelompok
maupun game.
2. Teams
Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota antara 4
sampai 5 orang berdasarkan kriteria kemampuan dari ulangan harian, jenis
kelamin, etnik, dan ras. Kelompok ini bertugas mempelajari lembar kerja.
Kegiatannya berupa mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan jawaban,
memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep temannya jika teman satu
kelompok melakukan kesalahan.
3. Games
Dimainkan pada meja turnamen oleh 3 orang siswa yang mewakili tim atau
kelompoknya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan
mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan untuk turnamen atau lomba
mingguan.
4. Tournament
Dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan
presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan LKS. Siswa dibagi ke dalam
beberapa meja turnamen. Tiga peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan
pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya pada meja II, dan seterusnya.
6. Team Recognition
Guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing kelompok akan
mendapat hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Kelompok yang mendapat julukan “Super
Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 ke
bawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah
mereka buat.
E. Kelebihan Model Pembelajaran TGT
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TGT |
Kelebihan Model Pembelajaran Teams
Games Tournament Shoimin (2014:207) menjelaskan kelebihan dari model TGT,
yaitu:
- Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas lebih menonjol dalam
pembelajaran, tetapi siswa yang berkemampuan lebih rendah juga ikut aktif dan
mempunyai peranan penting dalam kelompoknya. - Model pembelajaran TGT, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling
menghargai sesama anggota keompoknya. - Model pembelajaran TGT, membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menyajikan sebuah penghargaan
pada siswa atau kelompok terbaik. - Model pembelajaran ini, membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan
permainan berupa turnamen.
F. Kekurangan Model Pembelajaran TGT
Shoimin (2014:208) menjelaskan kekurangan dari model pembelajaranTeams Games Tournament, yaitu:
- Membutuhkan waktu yang lama
- Guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk
model pembelajaran ini - Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.
Misalnya, membuat soal untuk setiap meja turnamen, dan guru harus tahu urutan akademis siswa dari yang
tertinggi hingga terendah.
Berdasarkan beberapa kekurangan dari model Teams Games Tournament tersebut dapat diminimalisir dengan cara
guru benar-benar memaksimalkan waktu belajar yang tersedia semaksimal mungkin,
pembelajaran menggunakan model TGT ini digunakan pada mata pelajaran PKn materi
Globalisasi karena materinya luas dapat dibuat menjadi games dan tournament
sehingga siswa mudah menerima pelajaran tersebut, dan guru sebagai wali kelas
sudah mengetahui kemampuan akademis siswanya dengan baik.
Dari beberapa kelebihan model pembelajaran Teams Games Tournament tersebut, dapat disimpulkan bahwa model
tersebut baik untuk diterapkan pada pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan pada materi Globalisasi untuk meningkatkan semangat
dan kerjasama antar siswa sehingga materi pelajaran akan mudah diterima atau
dimengerti.
Referensi
Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan
Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta : Diva Press Suprijono, Agus. 2015. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rusman. 2014. Model-model
Pembelajaran. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slavin, Robert E. 2015. Cooperative
Learning. Bandung: Nusa Media.
Trianto. 2011. Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Baca juga : Media Pembelajaran Interaktif di Era Digitalisasi