Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.
Ada
beberapah teori-teori pendidikan antara lain :
- Behaviorisme
Kerangkah
kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human
being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang empirisme adalah
How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita
tahu).Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh
dari pengalaman (empiris).Aliran behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah
laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba
menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada
siswa. Jadi, berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan.Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan
Thorndike.
- Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran
dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki
asumsi filosofis yaitu the way in
which we learn (Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan
pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme. Menurut aliran
ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu
dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks.Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran
Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.
- Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang
menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa
itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu
proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif
membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu
proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan
yang bermakna.Jadi, dalam
pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki
kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar.Menurut teori
ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan
pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai
pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani
sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang
pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah
siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi
pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico
)
- Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan
untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap
berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam
diri mereka.
Menurut aliran Humanistik para pendidik
sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog humanistik
melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi
lebih baik dan belajar.Secara singkat
pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri
yang ditujukan untuk memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga
masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini
menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan
keberhasilan akademik.Dalam teori
humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan
merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat
manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia
inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat
sasarannya yaitu manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat
kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun
secara gamblang dapat menjelaskan arti pendidikan. Batasan tentang pendidikan
yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya dapat berbeda yang
satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena orientasinya, konsep dasar
yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang
melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya
perubahan ke arah yang lebih baik.