KangTopik– Perbedaan Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D.
Pengertian
Penelitian
Sebelum
kita masuk substansi pokok untuk membahas perbedaan penelitian kuantitatif,
kualitatif dan R&D, alangkah lebih baiknya jika kita memahami pengertian
dari penelitian.
Penelitian
menurut Soegeng (2006) dalam kata pengatar buku yang ia tulis menyampaikan
bahwa penelitian adalah sebuah upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
upaya adanya temuan-temuan baru. Sehingga sebuah penelitian itu artinya adalah sebuah
usaha, usaha tersebut dilakukan dengan proses. Pendapat diatas juga menekankan
bahwa penelitian itu ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan (tujuan pertama)
dan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru (tujuan kedua).
Sehingga
penelitian itu bertujuan. Jadi kalau seseorang yang katanya melakukan
penelitian, namun tidak tau tujuannya mau digunakan untuk apa, maka jangan
harap bakal dapat hasil yang baik, bahkan hanya untuk menyelesaikannya belum
tentu berhasil.
Soegeng
(2006) lebih lanjut menyampaikan bahwa yang disebut ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah.
Dari
pendapat Soegeng, ada beberapa hal yang dapat dimaknai dari definisi pengertian
itu sendiri. Penelitian itu adalah proses untuk mencapai tujuaan baik
mengembangkan pengetahuan atau untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru
yang dilakukan dengan metode yang ilmiah.
Sementara
menurut Sugiyono (2013: 2) Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dari
pendapat tersebut sebenarnya ada empat kata kunci dalam penelitian yang dapat
kita ambil, yaitu; 1) cara ilmiah, 2) data, 3) tujuan, 4) kegunaan.
Saya
kutip dari pendapatDian purnama Sarimetode ilmiah merupakan suatu proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fasis. Pendapat tersebut jelas menyampaikan bahwa metode ilmiah adalah cara
yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dengan sistemasis. Artinnya ada
syarat-sayarat dan sifat-sifat yang
harus dipenuhi untuk dikatakan sebagai sebuah metode ilmiah.
Sebuah
pengetahuan dikatakan diperoleh dengan metode yang ilmiah jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
- Obyektif
- Metodik
- Sistematik
- Universal
Sementara
sifat-sifat dari metode ilmiah adalah sebagai berikut:
- Efisien
- Terbuka
- Teruji
Tujuan Penelitian
Seperti
saya ungkapkan tadi diawal, sebuah penelitian itu dilakukan karena ada
tujuannya. Menurut Soegeng penelitian itu mempunyai dua tujuan yaitu untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan
baru.
Sugiono
juga menyampaikan bahwa salah satu kata kunci dari empat kata kunci dalam
penelitian adalah tujuan. Sugiyono (2013: 3) menyampaikan bahwa secara umum
tujuan penelitian ada tiga yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan
pengembangan.
Penemuanartinya bahwa penelitian ini digunakan untuk
benar-benar menemukan pengetahuan yang baru. Data-data yang diperoleh adalah
data yang sebelumnya belum pernah ada.
Pembuktianartinya bahwa penelitian ini digunakan untuk
membuktikan pengetahuan yang telah ada.
Digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap data atau
pengetahuan yang telah ada.
Pengembanganartinya bahwa penelitian ini digunakan untuk
mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Data-data yang diperoleh merupakan
data yang digunakan untuk memperluas atau memperdalam pengetahuan yang telah
ada.
Ketiga
tujian tersebut yaitu penemuan, pembuktian dan pengembangan merupakan dasar
yang akan melandasi dalam memahami perbedaan dari penelitian kuantitatif,
kualitatif dan R&D.
Manfaat Penelitian
Ada
empat kata kunci penelitian yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.
Kegunaan
berkaitan dengan manfaat fungsi. Digunakan untuk apa, dimanfaatkan untuk apa
hasil penelitian tersebut.Menurut
Sugiono (2013: 3) secara umum penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah.
- Memahamiartinya adalah membuat suatu informasi atau
masalah yang sebelumnya tidak tau menjadi tau. - Memecahkanartinya membuat suatu permaslah
terselesaikan, meminimalkan atau menghilangkan masalah tersebut. - Mengantisipasiartinya adalah membuat suatu masalh tidak
terjadi kembali.
Dari
pendapat diatas sebenarnya sebuah penelitian itu mempunyai manfaat yang
berbeda-beda semuanya tergantung pada tujuan dilaksanakannya penelitian
tersebut. Penelitian yang tujuannya untuk membuktikan biasanya mempunyai
manfaat untuk memahami bahwa pengetahuan yang sebelumnya masih ragu-ragu
menjadi tidak ragu-ragu atau dapat dipastikan kebenarannya.
Begitupun
seperti penelitian yang bertujuan untuk menemukan, dan mengembangkan akan
mempunyai manfaat tersendiri disesuaikan dengan tujuan dari peneliian tersebut.
Jenis Jenis
Penelitian
Menurut
Sugiyono (2013: 4) jenis-jenis penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuannya.
Tujuan
penelitian ada tiga, Sehingga berdasarkan tujuannya maka penelitian ada tiga
jenis yaitu; penelitian dasar,
penelitian terapan dan penelitian pengembangan (R&D).
Jujun
S, Suriasumantri (1985) dalam Sugiyono (2013: 4) menyatakan bahwa penelitian
dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru
yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dari definisi tersebut jelas bukan,
penelitian ini bertujuan untuk menemukan.
Masih
menurut jujun S, Suriasumantri sedangkan penelitian terapan adalah penelitian
yang bertujuan untuk memecahkan masalah –masalah kehidupan praktis. Penelitian
jenis ini bertujuan untuk menyelsaikan basalah dengan membuktikan. Sehingga
pada dasarnya penelitian ini berkembang berdasarkan tujuan pembuktian.
Borg
and Gall (1988) dalam Sugiyono (2013: 4) menyatakan bahwa penelitian dan
pengembangan (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk dalam pendidikan dan pembelajaran.
(definisi lebih spesifik istilah R&D dalam dunia pendidikan). So far oke,
gak masalah. Namun dari definisi tersebut kita sudah dapat mengambil kesimpulan
bahwa R&D didasarkan oleh adanya tujuan dari penelitian untuk mengembangan
yaitu mmemperluas atau memperdalam suatu ilmu pengetahuan.
Penelitian
Kuantitatif
Orang
sering mengatakan bahwa penelitian kuantitatif itu adalah penelitian yang
menggunakan angka-angka, sedangkan kalau kualitatif tidak. Pendapat tersebut
jelas salah, karena pada kenyataanya penelitian kualitatif jugaa terkadang
menggunakan angka-angka dengan analisis statistik.
Penggunaan
angka-angka statistik itu berfungsi untuk memberikan makna fakta lebih taajam
dan akurat sehingga hasil dari penelitian akan jauh lebih jelas.
Penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasakan
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Ciri-Ciri dari penelitian kuantitatif
Proses
dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, sehingga dalam penerapannya
dalam menjawab suatu rumusan masalah berasal dari konsep-konsep atau teori yang
selanjutnya dapat dirumuskan dalam sebuah hipotesis. Hipotesis yang telah dibuat taadi selanjutnya
diujikan dengan cara mengumpulkan data-data lewat instrumen penelitian. Data
yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis, dengan menggunakan statistik.
Sehingga dapat disimpulkan hipotesis diawal, apakah terbukti atau tidak. Dari situ sebenarnya kita dapat mengambil
ciri-ciri dari penelitian kuantitatif, yaitu
- Pengukuran
kuantitatif (pengukurang dengan statistika) - Terdapat
definisi definisi operasional yang terukur - Menekankan
pada data/fakta empiris - Dapat
diamati, diukur dan berdasar pada
realitas
Lebih
lanjut dan spesifik ciri-ciri dari metode kuantitatif dapat dirincikan sebagai
berikut:
- Digunakan
untuk mengukur satu atau lebih variabel, dalam hal ini dapat digunakan untuk
mengukur hubungan atau korelasi antara dua variabel atau lebih. - Bentuk
pertanyaan (rumusah masalah) dalam penelitian kuantitatif menanyakan tentang
tingkat pengaruh atau keeratan hubungan antara variabel. - Penelitian
kuantitatfi digunakan untuk menguji atau membuktikan teori-teori yang telah
sebelumnya ada. - Metode
kuantitatif mengfungsikan teori-teori sebagai dasar atau titik tolak dalam
menemukan konsep dalam penelitian tersebut, yang kemudian menjadi variabel
dalam penelitian. - Penelitian
kuantitatif menggunakan hipotesis yang disusun berdasarkan hubungan antara
teori-teori, konsep dan hasil penelitian. - Penelitian
kuantitatif lebih mengutamakan pada teknik pengumpulan data dengan angket atau
data kongkrit berupa angka-angka. - Metode
penelitian kuantitatif menggunakan definisi operasionalisasi kerana hendak
mengukur variabel, karena definisi operasional pada dasarna merupakan petunjuk
untuk mengukur variabel - Penelitian
kuantitatif penentu ukuran jumlah responden atau sampel dengan menggunakan
presentase, rumus atau table populasi-sampel, sebagai penerapan prinip
keterwakilan. - Peneliti
kuantitatif menggunakan alur penarikan kesimpulan berproses secara deduktif,
yaitu konsep, variabel ke data. - Metode
penelitian kuantitatif instrument penelitiannya berupa kuesioner atau angket,
yang juga berfungsi sebagai teknik pengumpulan data - Analisis yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif dilakukan setelah data terkumpul, dengan
menggunakan perhitungan angka-angka atau analisis statistic. - Penelitian
kuantitatif kesimpulannya berupa tingkat hubungan antar variabel.
Langkah-Langkah Penelitian Kuantitatif
Untuk
melaksanakan penelitian kuantitatif, perlu dikatehui terlebih dahulu
langkah-langkah dalam mengadakan penelitian ini. Pada tahap ini saya akan
menyampaikan langkah-langkah dasar dalam melaksanakan penelitian. Untuk lebih
khusus akan disesuaikan dengan apa yang ingin diteliti (niche research)
Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut;
- Menemukan
masalah atau cakupan yang ingin diteliti dan tentang penting dan mendesaknya
penelitian tersebut untuk dilaksanakan. - Mencari
literatur yang terkait dengan penelitian yang dipilih (melakukan kajian pustaka
atau kajian teori) - Membatasi
masalah - Merumuskan
(mengajukan) hipotesis - Menyatakan
asumsi dasar yang menentukan intepretasi
dari hasil penelitian - Menyusun
rencana penelitian ; diantaranya 1) memilih subjek, responden yang akan
diteliti, 2) mengontrol dan atau memanipulasi variabel variabel terkait
(relevan). 3)menciptakan kriteria untuk mengevaluasi hasil penelitian, 4)
membuat instrumen, memilih atau mengembangkan kriteria pengukuran. - Mengkhususkan
prosedur pengumpulan data (proses empiris) - Melaksanakan
rencana penelitian - Mengevaluasi
hasil dan menarik kesimpulan, serta membuat laporan.
Menggunakan
Penelitian Kuantitatif
Kapankah
kita menggunakan metode penelitian kuantitatif?
Jadi
seorang peneliti menggunakan metode kuantitatif, ketika:
- Masalah
dalam penelitian sudah jelas, masalah adalah ketimpangan atau penyimpangan
antara harapan dengan kondisi yang ada. - Metode
kuantitatif juga cocok jika peneliti ingin mendapatkan data dari populasi yang
luas, namun tidak secara mendalam. - Metode
kuantitatif juga cocok jika digunakan untuk mencari tau pengaruh suatu treatment
tertentu terhadap yang lain. - Bila
peneliti ingin menguji hipotesis, maka hipotesis penelitian tersebut
berbentukdeskriptif, komparatif dan asosiatif. - Bila
ingin menguji adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan dan produk
tertentu.
Gambar 1. Proses Penelitian
Kuantitatif
Penelitian
Kualitatif
Penelitian
kualitatif menurut Sugiyono (2013:9) adalah metode penelitian yang
berlandasakan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.
Kondisi
obyek alamiah, artinya bahwa obyek itu apa adanya atau tidak dimanipulasi oleh
peneliti, bahkan meskipun peneliti sebagai instrumen namun kehadiran peneliti
tidak mempengaruhi kebiasaan dari obyek yang diteliti.
Dalam
penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci artinya bahwa instrumen
atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang utama adalah peneliti itu
sendiri. Oleh sebab itu dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen
kunci harus mempunyai bekal pengetahuan luas dan dasar dasar teori sehingga
dapat mengumpulkan data yang tepat dan mampu bertanya.
Dalam
penelitian kualitatif menuntut kedekatan peneliti dengan yang diteliti.
Harapannya dengan adanya kedekatan tersebut dapat memperoleh data yang jauh
lebih dalam dan bermakna. Hal itu juga karena kontak pribadi antara peneliti
dan obyek penelitian sangat penting dalam metode kualitatif.
Analisis
data bersifat induktif artinya bahwa peneliti berusaha memahami hasil dari
penelitian tanpa harus dibebani oleh harapan yang telah ditetapkan sebelumnya
(misal menolak atau menerima hipotesis). Hasil dari penelitian akan mengikuti
dari data-data yang ditemukan dilapangan pada sat melakukan penelitian.
Penelitian
kualitatif lebih mementingkan makna dari hasil penelitian. Penelitian
kualitatif biasanya lebih dalam untuk mempelajari sesuatunya dibandingkan
dengan penelitian kuantitatif. Data –data yang terkumpul dianalisis dengan
metode kualitatif (trianggulasi). Yang termasuk metode kualitatif adalah
interview (wawancara), Observasi (pengamatan), quesioner (angket) dan
pendekatan studi kasus.
Ciri-Ciri metode
kualitatif
Dilihat
dari aksioma (pandangan dasar) penelitian kualitatif, adalah:
Penelitian
kualitatif memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis (tidak dapat memecah
dalam variable-variabel penelitian).
Hubungan
antara peneliti dengan yang diteliti bersifat interaktif dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil yang lebih bermakna.
Hubungan
antara variabel saling timbal balik (tidak terdapat variabel dependen dan
independen) tidak ada yang disebut veriabel mempengaruhi atau dipengaruhi
karena saling interaktif.
Penelitian
ini tidak dapat digenerelasikan, kecuali di traferability pada ikatan konteks
waktu dan tempat.
Penelitian
ini terikat pada nilai-nilai yang dibawa oleh peneliti dan sumber data.
Sementara
penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri atau karakteristik, berdasarkan pendapat
dari Erikson dalam Susan (2003), disampaikan bahwa ada 4 karakteristik dari
penelitian kualitatif yaitu:
Intensive,
long term participan in field setting
Careful
recording of what happens an in the setting by writting field notes and
inteviews notes by collecting other kinds of documentary evidence.
Analitic
reflection on the documentary records by obtanied in the field.
Reporting
result by means of detail descriptions direcrt quotes from interviews, and
interpretative comentary.
Berdarkan
penjelasan ditas maka dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif yang
menjadi cirinya pertama adalah intensif, bahw peneliti ikut berpartisipasi lama
di lapangan. Yang kedua adalah mencata atau merekam dengan berhati hat apa yang
terjadi atau data yang ada dilapangan. Kediga adalah mencatat secara reflktif
data yang ditemukan dilapangan dan yang keempat adalah membuat hasil penelitian
secara mendetai dari hasil data yang diperoleh.
Langkah-Langkah
Penelitian Kualitatif
Bagaimanakah
proses penelitian kualitatif?
Sebenarnya
orang yang ingin melakukan penelitian kualitatif itu dapat diibaratkan seperti
orang yang akan melakukan wisata atau piknik. Dia tau objek tempat piknik yang
akan didatangi namun dia tidak mengetahui secara pasti tempat seperti apa yang
akan dikunjungi. Ia akan tau nanti
setelah ia memasuki lokasi piknik dengan cara melihat, membaca berbagai
informasi yang tersedia.
Meskipun
tidak mengetahui apa yang akan dia dapatkan, dalam penelitian kualitatif tujuan
dan masalah tentu telah dituliskan secara jelas.
Proses
penelitian kualitatif secara umum dapat dijadikan menjadi 5 tahapan, yaitu
- Tahap
1 Berfikir (Tahap deskripsi: memasuki konteks sosial: ada tempat aktor dan
aktifitas) dalam tahap ini peneliti mencari informasi-informasi yang akan
diteliti. - Tahap
2 Bertanya (tahap reduksi: menentukan fokus) pada tahap ini peneliti mereduksi
segala informasi yang telah diperoleh pada tahap yang pertama. Reduksi ini digunakan untuk menetukan fokus
utama dalam penelitian. - Tahap
3 Analisis (Tahap selesksi:mengurai fokus pada komponen yang lebih rinci). Pada
tahap ini peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi
yang diperoleh. Dan mengkontruksi data tersebut sebagai suatu bangunan
pengetahuan. - Tahap
4 Kesimpulan, pada tahap ini peneliti membuat kesimpulan dari data analisis
yang telah dilakukan secara mendalam. - Tahap
5 Pencandraan, pada tahap ini peneliti kembali pada kesimpulan. Untuk melihat
atau mengkroscek apakah kesimpulan yang dibuat kredibel atau tidak. Untuk memastikan bahwa kesimpulan kredibel
maka peneliti kembali ke lapangan, untuk mengulangi pertanyaan yang sama namun
pada sumber yang berbeda, sementara tujuannya tetap sama. Jika hasilnya sama
maka penelitian ini dapat dinyatakan kredibel.
Menggunakan Penelitian Kualitatif
Sempat
disinggung diatas bahwa metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah interview (wawancara), Observasi (pengamatan), quesioner (angket) dan
pendekatan studi kasus.
Kapankah
kita menggunakan metode penelitian kualitatif,
Jaadi
seorang peneliti menggunakan metode kualitatif ketika:
- Masalah
dalam penelitian tersebut masih remang-reman, atau belum jelas. Kondisi
tersebut cocok untuk menggunakan metode kualitatif. Karena si peneliti tersebut
akan langsung masuk ke lapangan (obyek) dan melakukan pertanyaan tindakan atau
grant tour questions. - Untuk
memahami makna dari data yang tampak. - Untuk
memahami interaksi sosial. - Memahami
perasaan orang. - Untuk
mengembangkan teori. - Untuk
memastikan kebenaran data. - Untuk
meneliti sejarah perkembangan.
Penelitian dan
Pengembangan (R&D)
Penelitian
dan pengembangan yang dalam bahasa inggris disebut research and development
(R&D) adalah salah satu metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau membuat produk tertentu dan menguji keefektifan metode
tersebut.
Untuk
dapat membuat produk tertentu maka dilakukan analisis kebutuhan, sementara
untuk melihat keefektifan dari produk terebut maka dilakukan penelitian dengan
uji keefektifan produk.
Sugiono (2009: 297) menyampaikan bahwa Research and Development adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan metode tersebut. Sementara dalam bidang pendidikan Borg and Gall
(1985) dalam Sugiono (2009: 4) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D),
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Dari kedupa
pendapat ahli tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Research and Development adalah metode penelitian bertujuan untuk
menghasilkan produk produk tertentu serta menguji validitas dan keefektifan
produk tersebut dalam penerapannya.
Sugiono (2009: 5) menyampaikan bahwa
penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan
memvalidasi suatu produk. Dalam penelitian dan pengembangan terdapat tiga hal
yang menjadi tujuan utama yaitu menemukan, mengembangkan, dan memvalidasi
produk. Menemukan adalah diawal
melakukan penelitian diawal yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan tentang
dasar suatu hal. Mengembangkan bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan yang
telah diperoleh dari penelitian awal, dapat berupa sebuah produk-produk
tertentu. Memvalidasi produk upaya untuk menguji keefektifitasan dari
produk-produk hasil pengembangan.
Ciri-Ciri Metode
R&D
Menurut
Borg and Gall, terdapat empat karakteristik
atau ada empat ciri-ciri R&D yaitu:
Studying research findings pertinent to the product to be developed.
(melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan
penelaitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan).
Developing the product base on this findings. (mengembangkan produk
berdasarkan temuan penelitian tersebut).
Field testing it in the setting where it will be used eventually.
(dilakukannya uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya dimana produk
tersebut nantinya digunakan).
Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
(melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam
tahap-tahap uji lapangan).
Langkah-Langkah
Penelitian dan Pengembangan
Menurut
Sugiyono, terdapat 10 langkah yang dapat diterapkan dalam melaksanakan pengembangan
dengan metode R&D, yaitu:
Langkah-langkah penelitian R & D terdiri dari
10 langkah sebagai berikut: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3)
Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7)
Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksi
masal.
- Potensi dan
Masalah
Penelitian berawal dari adanya potensi atau
masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila dapat
mendayagunakannya. Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang
diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R & D
dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem
penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus
ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus
dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain atau
dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up
to date.
- Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan
secara faktual dan up to date, selanjutnya dikumpulkan berbagai
informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan
teoretis yang memperkuat suatu produk, khususnya yang terkait dengan produk
pendidikan, misal produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software
dan sebagainya. Di sisi lain melalui studi literatur akan dikaji ruang lingkup
suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat
digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan
keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui
langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut.
- Desain Produk
Produk yang dihasilkan dari penelitian R & D
ada banyak macamnya. Untuk menghasilkan sistem kerja baru, harus dibuat
rancangan kerja baru berdasarkan penilaian terhadap system kerja lama, sehingga
dapat ditemukan kelemahan – kelemahan terhadap sistem tersebut. Disamping itu
dilakukan penelitian terhadap unit lain yang dipandang sistem kerjanya bagus.
Selain itu harus mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan sistem kerja
yang modern berikut indikator sistem kerja yang baik. Hasil akhir dari kegiatan
ini berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini
masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat
diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Desain produk harus diwujudkan
dengan gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk
menilai dan membuatnya, serta akan memudahkan pihak lain untuk memahaminya.
- Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk
menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara
rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara
rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran
rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara
menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk
menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai
desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan
kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum
diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain
tersebut, berikut keunggulannya.
- Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui
diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya . maka akan dapat diketahui
kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara
memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau
menghasilkan produk tersebut.
- Uji coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa
langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan
produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen
yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang
baru.
- Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas
tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik
dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru
tersebut dapat diberlakukan.
- Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan
mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang
berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup
yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai
kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
- Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam
perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian,
sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal
ini adalah sistem kerja.
- Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila
produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi
masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang
bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari
aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi untuk memproduksi
pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.
Sedangkan menurut
Borg & GallSecara ringkas langkah-langkah penelitian R & D diuraikan
sebagai berikut.
Research and Information
colletion(penelitian dan
pengumpulan data)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi
literatur, penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan. Untuk
melakukan analisis kebutuhan ada beberapa kriteria yang terkait dengan urgensi
pengembangan produk dan pengembangan produk itu sendiri, juga ketersediaan SDM
yang kompeten dan kecukupan waktu untuk mengembangkan.Adapun studi literatur
dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan,
dan ini dilakukan untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang
bersangkutan dengan pengembangan produk yang direncanakan. Sedangkan riset
skala kecil perlu dilakukan agar peneliti mengetahui beberapa hal tentang
produk yang akan dikembangkan.
- Planning(perencanaan)
Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan
dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan
penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan
pengujian dalam lingkup terbatas.
- Develop Preliminary form of
Product (pengembangan draft produk awal)
Langkah ini meliputi penentuan desain produk yang akan dikembangkan (desain
hipotetik), penentuan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama
proses penelitian dan pengembangan, penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji
desain di lapangan, dan penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat
dalam penelitian. Termasuk di dalamnya antara lain pengembangan bahan
pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
- Preliminary Field Testing
(uji coba lapangan awal)
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas, yaitu melakukan uji
lapangan awal terhadap desain produk, yang bersifat terbatas, baik substansi
desain maupun pihak-pihak yang terlibat. Uji lapangan awal dilakukan secara
berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak, baik substansi maupun
metodologi. Misal uji ini dilakukan di 1 sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai
12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan
pengedaran angket. Pengumpulan data dengan kuesioner dan observasi yang
selanjutnya dianalisis.
- Main Product Revision
(revisi hasil uji coba)
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji lapangan
terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji coba
lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih
banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih
pada evaluasi terhadap proses, sehingga perbaikan yang dilakukan bersifat
perbaikan internal.
- Main Field Testing (uji
lapangan produk utama)
Langkah ini merupakan uji produk secara lebih, meliputi uji efektivitas
desain produk, uji efektivitas desain (pada umumnya menggunakan teknik eksperimen
model penggulangan). Hasil dari uji ini adalah diperolehnya desain yang
efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Contoh uji ini misal
dilakukan di 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Pengumpulan data
tentang dampak sebelum dan sesudah implementasi produk menggunakan kelas
khusus, yaitu data kuantitatif penampilan subjek uji coba (guru) sebelum dan
sesudah menggunakan model yang dicobakan. Hasil-hasil pengumpulan data
dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.
- Operational Product
Revision (revisi produk)
Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan
berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan ini merupakan
perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas dari uji
lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas
ini akan lebih memantapkan produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba
lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang
digunakan adalah pretest dan posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal.
Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
- Operational Field Testing
(uji coba lapangan skala luas/uji kelayakan)
Langkah ini sebaiknya dilakukan dengan skala besar, meliputi uji
efektivitas dan adaptabilitas desain produk, dan uji efektivitas dan
adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk. Hasil uji lapangan
berupa model desain yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun
metodologi. Misal uji ini dilakukan di 10 sampai 30 sekolah dengan 40 sampai
200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan
hasilnya dianalisis.
- Final Product Revision (revisi
produk final)
Langkah ini merupakan penyempurnaan produk yang sedang dikembangkan.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat
efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir
memiliki nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan. Penyempurnaan
didasarkan masukan atau hasil uji kelayakan dalam skala luas.
- Disemination and
Implementasi (Desiminasi dan implementasi)
Desiminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk pada forum-forum
profesional di dalam jurnal dan implementasi produk pada praktik pendidikan.
Penerbitan produk untuk didistribusikan secara komersial maupun free untuk
dimanfaatkan oleh publik. Distribusi produk harus dilakukan setelah melalui quality
control. Disamping harus dilakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk oleh
publik untuk memperoleh masukan dalam kerangka mengendalikan kualitas produk.
Demikian artikel yang saya sampaikan, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih. Jangan Lupa Shere, Klik G+ ya. . . .