Apakah Perkembangan Peserta Didik?
Perkembangan diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Sisteatis mempunyai aarti bahwa
perkembangan yang terjadi adalah perkembangan yang teratur atau tersistem.
Sementara progresif mempunyai arti bahwa perubahan yang terjadi dalam
perkembangan ke arah yang lebih baik atau maju dan berkesinambungan diartikan
bahwa perubahan yang terjadi saling berkait antara sebelumnya dan sesudahnya
terjadi perubahan.
Perkembangan dapat ditujukan
dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya bagian-bagian,
fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan
mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses
berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
Untuk lebih
meningkatkan pemahaman kita terhadap perkembangan, berikut ini saya sampaikan
beberapa pendapat ahli tentang pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut
Kartini Kartono perkembangan didefinisikan sebagai perubahan-perubahan
psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikid dan fisik
pada anak.
J.P
Chaplin dalam Dictionary-nya mengatakan perkembangan adalah tahap – tahap
perubahan yang progresif dan terjadi dalam rentang waktu kehidupan manusia dan
organisme lainnya, tanpa membedakan aspek -aspek yang terdapat dalam
organismenya.
Whale dan Wong (2000)
mengemukakan perkembangan menitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara
bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan
kompleks melalui proses naturalisasi dan pembelajaran.
Marlow (1988)
mendefinisikan perkembangan sebagai peningkatan keterampilan dan kapasitas anak
untuk berfungsi secara bertahap dan terus-menerus.
Crow and Crow berpendapat
bahwa perkembangan bersangkutan erat dengan baik pertumbuhan maupun
potensi-potensi dari tingkah laku yang sensitif terhadap rangsangan-rangsangan
lingkungan.
Perkembangan
itu adalah perubahan yang terjadi pada aspek psikis setiap individu untuk
menuju kearah yang lebih sempurna dalam kurun waktu tertentu secara kontinyu
untuk mendapatkan sesuatu hal yang baru sepanjang hayat. Perkembangan tidaklah
terbatas pada semakin sempurna tetapi juga terkandung serangkaian perubahan
secara terus menerus secara pasti, melalui suatu tahap yang sederhana ke tahap
berikutnya yang semakin tinggi dan maju walaupun sulit diukur dengan alat ukur.
Contohnya:
seorang anak kecil dalam usia belum genap 1 tahun hanya bisa mengucapkan satu kata,
dua kata karena mengalami proses perkembangan otak, anak tersebut mulai bisa
mengucapkan lebih dari satu kata dan terus mengalami perubahan secara terus
bertahap dengan pengucapan kata yang lebih sempurna sesuai dengan perkembangan
umurnya. Sehingga dapat memperoleh sesuatu yang baru dari perkembangan
sebelumnya.
Sebagai seorang
guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta
didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan
bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan
sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual
atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa.
Pemahaman
terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukan untuk merancang
pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang
kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Peserta Didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. (UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS,
pasal 1 ayat 4)
Siswa dalam KBBI disebutkan merupakan murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah).
Pelajar adalah anak sekolah (terutama pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan).
Perkembangan peserta didik adalah bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi
perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu
yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu
yang tengah tumbuh dan berkembang.
Perkembangan Peserta Didik di Sekolah Dasar
1. Perkembangan
Fisik Peserta Didik
Anak masuk kelas
satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak
anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak
relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD. Pada usia 9 tahun tinggi
dan berat badan anak laki laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9
tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak
laki laki.
Pada akhir kelas
empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan.
Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi,
lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki laki. Anak laki laki memulai
lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. Menjelang awal kelas enam,
kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan mereka.
Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12
13 tahun. Anak laki laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi
antara usia 13 16 tahun.
Perkembangan
fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan
fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu
bereproduksi. Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan
perubahan ini. Anak pubertas awal (prepubertal) dan remaja pubertas akhir
(postpubertal) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam
tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri ciri seks primer dan sekunder.
Meskipun urutan
kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan
kecepatan berlangsungnya kejadian itu bervariasi. Rata rata anak perempuan
memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki laki.
Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2
tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6
tahun. Dengan adanya perbedaan perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum
anak matang yang sama usianya mulai mengalami pubertas.
2. Perkembangan
Sosio emosional Peserta Didik
Menjelang masuk
SD, anak telah rnengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh
sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya
egosentris (berpusat pada diri sendiri), dan dunia mereka adalah rumah
keluarga, dan taman kanak kanaknya.
Selama duduk di
kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada
tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka “dewasa”.
Mereka merasa “saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap
ini disebut tahap ‘I can do it my self’. Mereka dimungkinkan untuk diberikan
suatu tugas.
Daya konsentrasi
anak tumbuh pada kelas kelas tinggi SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak
waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang
hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri,
kerjasama dengan kelompok, dan bertindak menurut cara cara yang dapat diterima
lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada permainan yang jujur. Selama
masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya
dengan orang lain. Anak anak yang lebih muda menggunakan perbandingan sosial
(social comparison) terutama untuk norma norma sosial dan kesesuaian jenis
jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak anak tumbuh semakin lanjut, mereka
cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai
kemampuan kemampuan mereka sendiri.
Sebagai akibat
dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD
berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang
dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan
emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki laki dan perempuan menganggap
keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak
diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman
teman mereka menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Kebutuhan untuk
diterima oleh teman sebaya sangat tinggi. Remaja sering berpakaian serupa.
Mereka menyatakan kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya
melalui pakaian atau perilaku.
Hubungan antara
anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak
dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas
tinggi SD hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi
kepada guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa
anak pra remaja memilih guru mereka sebagai model. Sementara itu, ada beberapa
anak membantah guru dengan cara cara yang tidak mereka bayangkan beberapa tahun
sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin secara terbuka menentang gurunya.
Salah satu tanda
mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu
kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak
mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada
perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana
mereka berperilaku. Mereka mulai mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan.
Remaja mudah dibuat tidak puas oleh diri mereka sendiri. Mereka mengkritik
sifat pribadi mereka, membandingkan diri mereka dengan orang lain, dan mencoba
untuk mengubah perilaku mereka. Pada remaja usia 18 tahun sarnpai 22 tahun,
urnumnya telah rnengembangkan suatu status pencapaian identitas.
Prinsip Prinsip Perkembangan Peserta Didik
– Perkembangan
proses yang tidak pernah berhenti
– Semua aspek
perkembangan saling mempengaruhi
– Perkembangan
mengikuti pola dan arah tertentu dan terjadi dalam tempo berlainan
– Setiap fase
perkembangan mempunyai ciri khas
– Setiap
individu yang normal mengalami fase perkembangan
Learning is Fun |
Fase PerkembanganPeserta Didik/Anak
Menurut Fraud:
1. Fase oral : 0 – 1 tahun terfokus pada fungsi mulut)
2. Fase anal : 1 -3 tahun terfokus fungsi eliminatif (pembuangan
kotoran)
3. Fase Phalis : 3 – 5 tahun
4. Fase latent : 5 – 12/13 tahun
5. Fase pubertas : 12/13 tahun – 20 tahn
6. Fase genetal : kematangan
Perkembangan Berdasarkan Fase psikologis
– masa kanak-kanak 0-4
– masa keserasian sekolah 4 – 17
– masa kematangan >17.
Perkembangan Berdasarkan Proses Belajar
– Masa pra sekolah : 0 – 6 tahun (masa vital(Freud
:masa oral) & masa estetik
– Masa sekolah dasar : 6 – 12 tahun (masa kelas
rendah dan kelas tinggi)
– Masa sekolah menengah : 12 – 18 tahun( pra
remaja dan remaja)
– Masa Mahasiswa : 18 – 25 tahun (remaja
akhir-dewasa)
Sumber :
Mulyani Sumantri dan
Nana Syaodih, 2006. Perkembangan Peserta
Didik,Jakarta, Universitas terbuka.
Kurnia, inggrid dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik.
Tidak diterbitkan.
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.