karyatulisku.com – Kerangka teori dinilai sebagai langkah awal sebelum memulai membuat karya ilmiah. Setiap penelitian maupun observasi, para peneliti terlebih dahulu menyusun kerangka teori. Kerangka teori disusun agar kegiatan yang dilakukan bisa berjalan lancar dan padat sekaligus berisi kegiatan berkualitas (efisien dan efektif). Pada artikel ini akan membahas mengenai pengertian, fungsi, cara membuat serta contoh kerangka teoritis. Yuk kita simak penjelasan lengkapnya, agar lebih paham 😉
Pengertian Kerangka Teori
Secara umum, kerangka teori merupakan suatu gambaran atau rencana yang berisi tentang penjelasan dari semua hal yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang berlandaskan pada hasil dari penelitian tersebut. Kerangka teori biasanya juga berisi mengenai relasi antara sebuah variable dengan variable yang lainnya, yang biasanya terdapat sebab serta akibat dari kedua atau lebih dari dua variabel tersebut.
Kerangka teori dapat dibuat dalam bentuk skema ataupun diagram. Pembuatan kerangka teori bertujuan untuk mempermudah penulis dalam memahami semua variabel yang menjadi cikal bakal dari terbentuknya karya ilmiah yang akan disusun oleh penulis. Kerangka teori juga dapat menjadi pedoman untuk pembaca dalam memahami isi karya ilmiah tersebut agar tak salah paham saat membacanya.
Fungsi Kerangka Teori
Adapun fungsi kerangka teori, yaitu:
1. Menetapkan Ketentuan
Fungsi yang pertama dari kerangka teori adalah membantu peneliti untuk menetapkan suatu ketentuan. Isi di dalam kerangka ini bisa seperti glosarium yang memuat semua istilah penting terkait topik penelitian yang dilakukan. Proses ini membantu menentukan arah penelitian, yakni fokus pada satu hal dari topik penelitian yang bisa melebar. Semua istilah yang mengarah pada topik kemudian bisa dirumuskan di dalam kerangka teori yang disusun.
2. Menyatukan Seluruh Bagian pada Penelitian
Fungsi dan manfaat kedua dari penyusunan kerangka teori dalam penelitian adalah membantu menyatukan seluruh bagian penelitian tersebut. Kerangka teori membantu menyusun seluruh data yang saling berhubungan dan membantu merumuskan kesimpulan. Sehingga memudahkan peneliti dalam menyusun laporan penelitian dan juga mendapatkan hasil penelitian.
3. Membantu Menggambarkan Latar Belakang
Menyusun kerangka teori dalam melakukan penelitian membantu peneliti untuk menjelaskan latar belakang. Artinya, peneliti sekaligus penulis bisa memaparkan alasan kenapa topik penelitian dipilih dan dilakukan.
4. Menjadi Pembatas pada Penelitian
Kerangka teori juga berperan penting menjadi pembatas masalah, atau bisa dikatakan sebagai batasan terhadap topik penelitian. Supaya tidak melebar dan tidak fokus, maka di kerangka teori dijelaskan mengenai topik utama.
5. Berisi Informasi Mengenai Metode Penelitian
Menyusun kerangka karangan juga membantu peneliti menjelaskan metode penelitian yang dilakukan. Apakah termasuk metode kualitatif, kuantitatif, atau metode gabungan dari keduanya. Hal ini membantu peneliti menggunakan alat bantu yang sesuai untuk observasi dan pengumpulan data. Sekaligus memberi informasi kepada pembaca laporan penelitian mengenai metode yang digunakan.
Cara Membuat Kerangka Teoritis
1. Menentukan Detail Variabel
Tahap yang pertama adalah menentukan variabel penelitian dan memaparkan detailnya. Tidak semua variabel akan digunakan untuk mendukung peroleh data penelitian, hanya beberapa yang dinilai paling penting dan mendukung. Oleh sebab itu, perlu menentukan dulu variabelnya dan dijelaskan hubungannya dengan topik dan variabel lain.
2. Mencari Referensi
Setelah variabel berhasil ditentukan tahap selanjutnya adalah mencari referensi. Hal ini menjadi hal wajib, karena tanpa referensi maka peneliti tidak memiliki teori yang menguatkan topik. Referensi ini dianjurkan memakai referensi ilmiah, misalnya buku pengetahuan, jurnal penelitian, dan sejenisnya.
3. Menguraikan Teori
Setelah mencari referensi maka akan menemukan banyak teori yang mendukung topik penelitian. Semua teori yang relevan ini kemudian dicantumkan di kerangka teori dalam bentuk gagasan utama. Teori yang digunakan hanya beberapa yang dirasa paling mudah dipahami.
4. Mengkaji Semua Teori
Tahap selanjutnya adalah mengkaji semua teori sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya. Bahwa teori yang ditemukan dari proses mencari referensi bisa sangat banyak, maka perlu dipilih yang dirasa paling sesuai dan paling mudah dipahami. Baru kemudian dikaji lagi untuk bisa membantu menguatkan topik dan membantu menarik kesimpulan.
5. Menentukan Inti Permasalahan
Selanjutnya adalah menentukan inti permasalahan yang akan diteliti dan dibahas di dalam laporan penelitian (skripsi). Inti permasalahan ini disesuaikan dengan topik yang kemudian disederhanakan agar lebih spesifik.
6. Menunjukan Kontribusi dalam Penelitian
Langkah selanjutnya adalah menunjukan kontribusi peneliti dan penulis dalam penelitian.
7. Menyusun Kesimpulan Sementara
Jika sudah menjelaskan kontribusi peneliti dalam penelitian skripsi, maka tahap berikutnya adalah menyusun kesimpulan sementara. Biasanya dalam bentuk gagasan utama atau poin utama yang nanti perlu dijabarkan lagi di laporan penelitian.
Kesimpulan sementara bisa dirumuskan dengan memperhatikan teori hasil mengkaji semua teori yang relevan di tahap awal. Kemudian dipadukan dengan kemungkinan hasil penelitian yang didapatkan dari berbagai sumber saat mengkaji teori juga.
Kesimpulan sementara bukanlah kesimpulan akhir, dan tidak harus sama persis dengan hasil penelitian yang aktual didapatkan. Jadi kesimpulan sementara ini sifatnya sementara, bisa diubah jika dipatahkan oleh hasil penelitian yang berbeda.
8. Menyusun Kerangka Berpikir
Tahap terakhir dalam membuat kerangka teori adalah menyusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir merupakan bagan alir yang menjelaskan hubungan semua variabel penelitian. Kerangka berpikir akan membantu merumuskan seluruh kerangka teori yang menjelaskan proses penulisan laporan hasil penelitian.
Contoh Kerangka Teoritis
Berikut merupakan contoh kerangka teoritis penelitian dengan judul “Kajian Efisiensi Pengolahan Limbah Cair di Industri”.
Melalui contoh bagan kerangka teori penelitian tersebut bisa dipahami, bahwa penelitian dengan topik pengolahan limbah cair dimulai dengan mendefinisikan limbah cair itu sendiri. Baru kemudian peneliti mencari tahu sumber-sumber limbah.
Tahap inti adalah ke pengolahan limbah cair yang terbagi menjadi tiga perlakuan. Yakni primary treatment, secondary treatment, dan tertiary treatment. Baru kemudian dirumuskan kesimpulan mengenai teori efisiensi pengolahan limbah cair dan baku mutu.
Penelitian tersebut tidak hanya memaparkan tata cara mengolah limbah cair di lingkungan industri saja. Melainkan juga menjelaskan mengenai definisi limbah cair dan sumbernya, yang merupakan pengetahuan umum dan sangat penting.
–
Demikian penjelasan singkat mengenai pengertian, fungsi, cara membuat serta contoh kerangka teoritis. Semoga ulasan singkat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama yang hendak menyusun karya ilmiah. Apabila terdapat kritik dan saran, silahkan tinggalkan pada kolom komentar di bawah 🙂
Baca juga :