Apakah Home Schooling dan Apa bedanya dengan Sekolah Formal Umum?
Baru-baru ini saya
membaca buku yang membahas tentang Home Schooling
Buku itu Berjudul “Segala Sesuatu yang Harus
diketahui Tentang Home Schooling“
Buku ini ditulis oleh Indah Hanaco, seorang ibu yang
memilih untuk mendidik anaknya sendiri dengan sebuah kegiatan yang disebut
dengan Home Schooling.
Buku Terbitan Gramedai ini mengulas Home Schooling dari sudut
pandang seorang ibu yang menginkan anaknya memperoleh pendidikan terbaik sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Ketidak puasan terhadap Pendidikan yang ada di
sekolah menjadi salah satu faktor mengapa penulis memilih untuk mendidik
anaknya sendiri.
Buku tersebut membuka mata saya, bahwa sebenarnya pendidikan
terbaik adalah pendidikan yang disesuaikan dengan ciri dan karakteristik anak
itu sendiri. Artinya bahwa guru tidak boleh menyamakan atau menganggap 20-30
siswa di dalam kelasnya memiliki
karakter, potensi, pengetahuan, bakat dan cara belajar yang sama.
Artinya bahwa jika guru memaksakan satu cara untuk mendidik semua murid yang
ada di dalam kelas, dan tentu memiliki berbagaimacam perbedaan maka sejatinya
guru tersebut telah membuat beberapa siswa menderita dengan cara belajar yang
tidak sesuai dengan mereka.
Jika dokter memberikan obat yang sama pada setiap pasien yang
memiliki keluhan dan penyakit yang berbeda, maka hasilnya akan banyak orang
sakit yang tambah sakit bahkan berujung pada kematian. Begitupun dengan guru,
jika guru memberikan perlakuan yang sama pada setiap siswa yang memiliki
beranegaragam persoalan dalam belajar. Itu sama saja membuat siswa semakin
menderita dengan apa yang dialaminya.
Home Schooling bukanlah lawan dari sekolah formal, Home Schooling
adalah alternatif bagi para orang tua yang tidak puas dengan pendidikan yang
ada di sekolah. Home Schooling adalah alternatif pilihan yang diharapkan dapat
menjadi solusi bagi orang tua yang menginginkan anaknya untuk belajar,
berkembang sesuai dengan potensi dan karakternya. Setidaknya itulah yang pernah
di sampaikan oleh salah satu Dosen saya yang fokus meneliti tentang Home
Schooling.
Lalu apakah definisi Home Schooling itu?
Jika kita artikan dari bahasa, Home Schooling bersasal dari bahasa
Inggris dan terdiri dari dua kata yaitu kata Home yang memiliki arti Rumah dan
School yang berarti Sekolah. Sehingga Home Schooling dapat diartikan sebagai
Sekolah Rumah.
Sedangkan dari
pencarian saya di Wikipedia, Sekolah rumah atau Homeschooling adalah metode pendidikan alternatif
yang dilakukan di rumah, di bawah pengarahan orangtua atau tutor pendamping, dan
tidak dilaksanakan di tempat formal lainnya seperti di sekolah negeri, sekolah swasta, atau di institusi
pendidikan lainnya dengan model kegiatan belajar terstruktur dan kolektif.
Home Schholing adalah sekolah yang dilaksanakan di rumah di bawah
pengarahan dari orang tua atau tutor. Hal penting yang mendasari pendidikan di
rumah adalah kebutuhan si Anak. Ya ketidak puasan orang tua terhadap sistem pendidikan
yang ada di Negeri tercinta ini menjadi salah satu faktor besar yang melandasai
HS ini.
Indah Hanaco menjelaskan Secara sederhana Home Schooling dapat
diartikan sebagai model pendidikan berbasis rumah, dengan orang tua sebagai
penanggung jawab aktif. Serta fokus pada pengembangan dan kepentingan anaknya.
Jadi dalam hal ini segala pendidikan yang di ajarkan dalam home schooling baik
model, metodenya lebih fokus untuk kepentingan anaknya seorang.
Jadi Home Schooling sjauh ini bukanlah lembaga, melainkan orang
tua sendiri yang menjalankan HS. Untuk memperlancar HS yang diselenggarakan
orang tua, seperti materi, soal-soal, dan hal lainnya. Orang tua dapat bekerja
sama dengan komunitas HS lainnya. Jadi sarannya ibu Indah Hanaco, bergabunglah
dengan komunitas HS agar dapat membantu dalam pengembangan belajar anaknya.
Anda dapat mencari informai tentang HS di komunitas yang ada di sekitar anda,
jika masih bingung coba hubungi atau cari omunitas home Schooling memlalui
Internet:
Berikut ini saya berikan beberapa komunitas HS yang ada di Jawa:
1. Komunitas
Home Schooling Keluarga Muslim
2. Home Schooling Primagama Jakarta Timur (Jl. Pusdiklat Depnaker No.43, RT.6/RW.4, Makasar,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13570)
3. MercySmart
Home Schooling (Jl. Kebon
Bawang VI No.35, RT.3/RW.5, Kb. Bawang, Tj. Priok, Kota Jkt Utara, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 14320)
4. Fikar
Home Schooling (Jl. Lebak Bulus Raya 1 No. 23, Lebak Bulus Cilandak,
RT.9/RW.7, Lb. Bulus, Jakarta Selatan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12440)
Maaf jika data Komunitas tidak banyak dan belum tepat, mungkin
orang tua dapat mencarinya sendiri di Internet hehe
Tujuan Home Schooling difokuskan pada perkembangan anak, untuk
dapat mengembangkan bakat dan potensi anak itu sendiri. Dalam bukunya Indah Hanaco
juga menjalaskan bahwa sejatinya orang tua sudah memiliki kemampuan untuk
mendidik anak sejak anak tersebut dari bayi, seperti mengajarinya berjalan,
berbicara, dan hal lainnya. Lah bagi Indah Hanaco Home Schooling merupakan
kepanjangan dari pendidikan yang sudah di lakukan sejak kecil. Beliau meyakini
bahwa orang tua mampu untuk mendidik anaknya sesuai dengan bakat dan
potensinya.
Setelah kita mengetahu sedikit pengertian dari Home Schooling,
Sekarang kita akan mencoba untuk mencari tau apa yang membedakan home schooling
dengan sekolah formal?
Tapi, sebelum masuk ke perbedaan antara Home Schooling dengan
Sekolah Formal, maka akan lebih baik bagi kita untuk mengetahui terlebih dahulu
kesamaan dari keduanya.
- Home Schooling (informal) dan Sekolah Fomral adalah kedua
lembaga yang di akui oleh pemerintah, hal itu sudah tertulis pada UU No. 20 Tahun
2003 Tentang SIstem Pendidikan nasional Pasal 27. - Sekolah Fomral dan home Schooling juga sama sama akan mengikuti
Ujian Nasional
Sementara, perbedaan anatara home schooling dengan sekolah formal adalah:
- Sekolah formal seperti sudah kita tau, memiliki aturan-aturan yang sudah jelas seperti masuk
5 atau 6 hari dalam seminggu. Sementara Home Schooling lebih fleksibel yaitu
sesuai kesepakatan. - Lokasi belajar sekolah formal seperti biasa yang kita lihat
yaitu di lingkungan sekolah, sementara home schooling lokasinya berada di rumah
atau sesuai dengan kesepakatan yang dipilih. - Di sekolah fomal setiap siswa hampir diberlakukan sama,
sementara pada home schooling setiap perlakukan disesuaikan dengan si anak. - Sekolah Formal menyerahkan pendidikan pada lembaga sekolah,
semetara home schooling tanggung jawab sepenuhnya da pada orang tua.
Ada satu pertanyaan lagi yang sering muncul tentang Home Schooling
yaitu, apakah Home Schooling juga mendapatkan Ijazah dan bagaimana cara untuk
menadpatkan ijazah tersebut, apakah sama dengan sekolah-sekolah formal?
Sperti sudah di jelaskan di atas bahwa Home Schooling adalah alternatif
dari sekolah formal, maka Ijazah yang diperolah tidaklah sama dengan Ijazah
yang dimiliki oleh siswa di Sekolah Formal. Tapi tenang karena bagi peserta
Home Schooling juga masih dapat memperoleh Ijazah loo, ada tiga cara yang bisa
dilakukan untuk memperoleh Ijazah bagi peserta Home Schooling:
- Cara yang paling sering dan mudah, mungkin (murah) lewat PKBM,
adalah singkatan dari Program Kelompok Belajar Mandiri yang dikelola oleh
Swasta atau Mandiri. PKBM ini biasanya diperuntukan untuk anak-anak yang
mengalami putus sekolah yang ingin mengjar pendidikan sekolah formal di jenjang
pendidikan SD, SMP atau SMA. Karena sekarang Home Schooling sudah menjamur di
Indonesia PKMB juga sudah menerima siswa HS untuk mengikuti ujian Paket dan
mendapatkan Ijazah Paket A, B, atau C. - Lewat Sekolah Payung (umbrella
School). Ini adalah sekolah formal yang bersedia mewadahi anak-anak HS untuk
mengikuti Ujian Nasional di sekolahnya. Dengan catatan, anak HS ini siap
mengikuti ketentuan yang ditetapkan sekolah tersebut - Lewat jalur non
Diknas, seperti Cambridge, SAT, dll. Ada beberapa lembaga yang menyediakan
program ujian Cambridge. Hanya saja program ini tidak sama dengan UN dan UNPK
yang menyatakan kelulusan. Ujian ini hanya berupa assessment.
Oke demikian sedikit pembahasan tentang Home Schooling, Semoga
dapat menambah wawasan kita tentang Home Schooling. Bagi saya sekolah di
manapun tidak masalah, asalkan orang tua senantiasa berhubungan dengan anak,
dan guru jika sekolah di sekolah formal. Sehingga orang tua bisa selalu
mengkontrol perkembangan sang buah hati tercinta.