Pengalaman Mengikuti SM3T di Mamberamo Tengah Papua
SM3T adalah program dari pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah daerah terbuat yang ada di Indonesia. SM3T atau sarjana mendidik di daerah terdepan terluar dan tertinggal memberikan manfaat yang luar biasa bagi pembangunan pendidikan.
Mengikuti program SM3T adalah sebuah pengalaman yang luar biasa. Apa lagi di daerah pedalaman Papua. Itu mungkin yang dirasakan oleh salah satu peserta SM3T angkatan VI Ian Bagus Koko Darminto.
Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan dengan Ian Bagus Koko Darminto yang ditempatkan di salah satu daerah Pelosok Papua Mamberamo Tengah Distrik Kelila.
*Apa perbedaan pendidikan di distrik Kelila (papua) dengan pendidikan di Jawa?
“Pendidikan sangat jauh jika di lihat dari berbagai aspek. ” ungkapnya. Ian mengungkapkan bahwa jika di lihat dari sisi kemampuan siswa, siswa kelas 6 SD itu memiliki kemampuan yang kurang. Sementara jika di bandingkan dengan umumnya sekolah di Jawa, kemampuan siswa kelas 6 di sini seperti siswa kelas 3 di Jawa. Hal itu di karenanya secara kemampuan mereka kurang. Ian lebih lanjut menjelaskan bahwa fasilitas juga tidak mendukung baik, dari sarana prasarana pendidikan dan bahkan yang terpenting yaitu guru yang masih kurang SDM.
*Apa kekurangan pendidikan di Kelila?
“Jika di lihat sarana dan prasarana di sekolah sangat minim, buku tidak ada, di sekolah sudah ada gedung tapi tidak ada sarana lain untuk mendukung.”
“Sementara dari segi siswa semangat siswa itu rendah, siswa lebih milih ke kebun untuk mencari uang. Membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari hari”.
“Sedangkan dilihat dari sisi guru kebanyakan guru jarang masuk. Guru guru tidak tetap berangkat tapi guru guru PNS malahan jarang ada yang masuk hal itu menyebabkan banyak kelas yang tidak ada guru”.
*Kalau kelebihannya?
Ian nampak bingung ketika saya menanyakan apa kelebihan dari pendidikan yang ada di distrik Kelila. Dengan sedikit canggung Di menyampaikan bahwa “Saya bingung mencari kelebihan yang ada di sekolah di kelila. Mungkin beberapa siswa ada yang memiliki semangat belajar tinggi bahkan ada yang datang ke rumah guru untuk minta tolong dalam belajar secara lebih dalam”.
*Seperti apakah adat istiadat yang ada di distrik kelila?
“Masyarakat di Kelila itu sangat memegang adat istiadat banyak acara yang ada di sana. Seperti Bakar Batu. Yang dilakukan dalam acara acara pesta atau bahkan kematian. Bakar batu adalah salah satu adat di kelila”.
“Banyak kegiatan tari tarian adat. Tarian tarian penyembuhan yang dilakukan untuk acara acara besar”.
*Apakah sulit beradaptasi dengan lingkungan yang ada di sini?
“Tidak sulit, karena orang di sana sangat welcome dengan kedatangan kita. Namun kita sebagai pendatang harus menghormati lingkungan yang ada. Menghormati adat istiadat yang ada di situ. Pada umumnya mereka menerima kedatangan guru guru SM3T”.
*Bagaimana cara anda bersosialisasi dengan masyarakat?
“Pertama sampai di daerah, kita sosialisasi memperkenalkan diri ke tokoh tokoh desa yang ada di daerah. Kita sosialisasi menyampaikan maksud dan tujuan kita datang ke sana. Lebih lanjut kita sering berkunjung juga ke rumah rumah masyarakat sehingga mereka semua tau. Maksud dan tujuan kita. Kita juga sering ikut acara acara dan kegiatan adat. Jadi sosialisasi kita lebih kena ketika kita membaca dengan masyarakat yang ada”.
*Pengalaman apa yang paling berkesan yang anda rasakan selama ini?
“Setiap hari anak anak membawakan guru guru sayur, kayu bakar. Jadi kita sangat terkesan dengan apa yang dilakukan oleh anak anak tersebut.”
Demikian sedikit ungkapan wawancara yang dilakukan dengan salah satu peserta Sm3t angkatan 6.