TaufikHidayat- “hey, cepat menulis kalau tidak nanti ibu/bapak beri hukuman” salah satu ungkapan atau stetemen yg di sampaikan oleh guru kepada salah seorang muridnya yg tidak menulis atau mencatat sesuai dengan perintah guru. Pernahkah hal tersebut terjadi pada kalian (guru atau orang tua) yang memberikan ancaman kepada anak didik kita ketika mereka tidak melaksanakan sesuai dengan perintah yang orang dewasa sampaikan. Jika iya, maka bacalah artikel yg saya tulis di bawah ini.
JANGAN MENGANCAM ANAK-, Harapan kita selalu melihat anak kita tumbuh kembang menjadi pribadi yang baik, yang cerdas dan pintar. Menjadi anak seperti yang kita harapkan. Oleh sebab itu kita sering mengajarinya untuk melakukan sesuatu dengan baik dan melatihnya menjadi apa yang terbaik untuknya.hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan contoh prilaku prilaku yang baik kepada anak sehingga anak dapat mencontoh dan memahami apa yang engkau orang dewasa tunjukan.
Meskipun selama ini kita sebagai orang dewasa merasa sudah mendidik anak dengan baik. Namun pada kenyataannya anak didik kita juga mendapatkan informasi informasi pengetahuan diluar dari apa yang telah kita ajarkan. Dengan kata lain bahwa perkembangan anak juga dipengaruhi oleh lingkungan bermain anak itu sendiri serta lingkungan masyarakat. Anak yang bermain dengan teman sebayanya belajar mandiri melakukan hal hal baru, apakah semuanya yg dipelajari baik? Tidak terkadang ada hal hal negatif yang mereka pelajari. Begitupun dalam lingkungan masyarakat, tidak semua yang ada dimasyarakat itu baik, sehingga anak akan melihat dan mencoba untuk meniru yang terkadang merupakan tindakan tindakan negatif
Hal itu mungkin juga terjadi pada anak didik kita, dimana mereka terpengaruh terhadap lingkungan luar seperti lingkungan masyarakat dan lingkungan bermain anak. Dan bisa jadi pengaruh pengaruh itu adalah pengaruh yang negatif. Sehingga anak membawa pengaruh negatif tersebut ditempat kita orang dewasa berada. Tentu hal itu membuat terjadinya masalah, dimana anak yang sudah kita didik dengan baik, Masih memiliki sisi sisi negatif. Lah itulah yang terkadang membuat orang dewasa jengkel. Orang dewasa jengkel kepada anak didiknya yang berbuat negatif padahal sudah diajarkan untuk berbuat positif.
Untuk mengatasi masalah masalah anak didik yang berbuat negatif, orang dewasa terkadang melakukan ancaman kepada mereka. Seperti yang sering disampaikan orang dewasa pada anak “ehh, kamu yang pojok knp berbicara ‘kotor’, awas ya sekali lagi ibu dengar nanti akan ibu suruh berdiri di depan kelas sampai pulang” sebuah stetemen berupa ancaman yang disampaikan guru kepada muridnya yang berbicara kotor.
Apakah yang disampaikan guru tersebut mampu membuat anak didik itu berhenti berbicara kotor? Ya, benar dengan mengancam mereka untuk memberikan hukuman maka anak akan berhenti untuk berbicara kotor, secara lansung mereka akan berhenti karena takut dihukum oleh guru. “KARENA TAKUT DIHUKUM” ya pernyataan bahwa anak akan berhenti karena takut dihukum, jika tidak dihukum maka dia akan melakukannya lagi. Dalam posisi ini guru berhasil untuk membuat anak berhenti berbicara kotor, namun itu hanya terjadi di kelas saja, saat ada gurunya saja. Sementara ketika diluar kelas atau tidak ada guru, anak akan mengulanginya lagi. Itu menunjukan bahwa ancaman tidak berhasil merubah sifat anak. Melainkan akan berbahaya pada anak itu sendiri. Mengenai bahayanya saya akan sampaikan pada postingan selanjutnya.
Oleh sebab itu yang harus dan wajib dilakukan guru adalah untuk menjadikan siswa atau anak didik menjadi mengerti dengan apa yang telah dilakukan itu tidak baik. Contoh sebelumnya misal anak berbicara kotor, guru harus bisa menjadikan anak paham dan sadar bahwa berbicara kotor itu tidak baik, baik dirumah, di sekolah, di tempat bermain, atau dilingkungan masyarakat. Ancaman tidak menjadikan anak memahami hal tersebut. Sementara berbicara atau komunikasi dua arah akan lebih baik untuk menjadikan anak paham. Berbicara dua arah adalah melakukan komunikasi saling tanya jawab. Bukan hanya sekedar guru menasehati tapi percakapan berlangsung antara kedua belah pihak. Anak bisa bertanya pada orang tua begitupun sebaliknya. Dengan melAkukan komunikasi dua arah. Anak akan bisa memahaminya baik buruk prilaku berasal dari diri sendiri.
Demikian artikel saya tulis. Semoga bermanfaat.
Thanks sudah baca, jika merasa bermanfaat tolong bantu shere y.