Taufik (2016) – Dalam kehidupan kita tidak lepas dari yang namnya belajar. Mulai dari kita dilahirkan ke Bumi sampai kita meninggal kita mengalami yang namanya belajar. Saat masih menjadi bayi, meski tidak berada disekolahan kita belajar dari sekeliling kita, saat menjadi bayi kita mulai belajar untuk menirukan apa yang dilakukan oleh orang yang ada disekeliling kita. Menirupan orang tua kita mengucapkan sepatah demi patah kata. Saat kita beranjak menjadi anak yang bertumbuh kita mulai belajar lebih banyak, dilingkungan yang juga lebih luas. Kita belajar dilingkungan keluarga, lingkungan teman bermain, masyarakat bahkan dilingkungan sekolah.
Belajar menjadi faktor penting yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan peribadi dan prilaku individu. Hampir setiap aspek perkembangan individu dipengaruhi oleh belajar. Seseorang yang memahaim perbuatan baik dan buruk terjadi karena belajar. Seseorang yang mampu mengendarai sepeda motor dilakukan karena belajar. Bahkan seorang anak yang bisa berjalan juga diakibatkan oleh belajar.
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN BELAJAR?
![]() |
Taufik – Learning is individal change process as result of traning and experience |
Belajar itu adalah aktifitas yang dapat dilakukan secara fisiologis ataupun psikologis. Yang dimaksud dengan aktifitas fisiologis adalah segala aktifitas yang berupa penerapan atau praktik, seperti melakukan percobaan, eksperimen, latihan, praktik terhadap suatu kegiatan dan membuat produk atau karya tertentu. Sementara aktifitas psikologis adalah proses mental, seperti aktifitas untuk berfikir, menyimak, menyimpulkan, menelaan, menganalisis, membandingkan dan segala aktifitas mental lainnya.
Untuk lebih mempermudah pemahamaan kita tentang definisi belajar, berikut ini saya sampaikan beberaa pendapat ahli tentang definisi belajar itu sendiri:
- Surya (1977) dalam Rusman (2015) belajar adalah suatu prosesyang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku baru secara keseluruhan, sebagai suatu pengalaman dari individu itu sendiri sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan.
- Witherington (1952) dalam Rusman (2015) belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
- Crow & Crow (1958) dalam Rusman (2015) belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap baru.
- Hilgard (1962) dalam Rusman (2015) belajar adalah proses dimana suatu prilaku muncul akibat dari suatu respon terhadap suatu situasi.
- Di Vesta dan Tompson (1970) , belajar adalah perubahan prilaku yang relatif menerap sebagai hasil dari pengalaman.
- Gagne & Berliner dalam Rusman (2015) belajar adalah suatu perubahan prilaku yang muncul karena pengalaman.
- James O.Whitaker dalam Djarmah (200:13) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman.
- Howard L. Kingskey dalam Rumsan (2015) learning is processby which behavior (in board sence) is originated or chaged throught practice or training. atau jika diterjemahkan menjadi belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik dan latihan.
- Cronbach lerarning is shown by change in behavior as result of experience. atau jika dterjemahkan menjadi belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
- Burton belajar adalah sebuah perubahan tingkah laku pada individu berkat adanaya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Dari berbagai macam pendpat diatas, saya sedikit banyak akan menkajinya dalam beberapa bagian sesuai dengan pendapat ahli tersebut. Pertama yang dapat saya simpulkan adalah belajar adalah sebagai sebuah proses. Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas “TULISAN BERWARNA KUNING” beberapa orang menyampaikan bahwa belajar adalah proses, dalam KBBI proses artinya adalah runtutan peristiwa. Belajar tidak tiba-tiba ada, melainkan terdapat peristiwa yang meruntutinya mengikutinya, oleh sebab itu lebih lanjut dalam pendapat-pendapat ahli tersebut disampaikan bahwa belajar merupakan prsoses dari sebuah pengalaman, atau latihan.
Kedua belajar adalah sebuah perubahan, “Tulisan Warna Merah” menunjukan beberapa pendapat ahli yang menyampaikan bahwa belajar ditandai degnan perubahan. Seseorang yang belajar ditandai dengan adanya perubahan pada dirinya. Perubahan dalam KBBI memiliki arti berubah, peralihan. Sehingga belajar dalam belajar selalu ada yang berubah. Seperti yang sebelumnya tidak bisa bersepeda kini bisa bersepeda, atau yang sebelumnya tidak bisa memasak, menjadi bisa memasak. itu merupakan belajar.
Dari pendapat-pendapat ahli tersebut maka saya dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan pada individu sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.
APAKAH SEMUA PERUBAHAN DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI BELAJAR?
Tidak semua perubahan pada diri sesorang dapat dikatakn sebagai belajar, misal seseorang yang mabuk, tingkah lakunya berubah cara jalannya berubah, cara bicaranya berubah. Meskipun ada perubahan dari orang tersebut namun kita tdak bisa mengklasifikasikan perubahan tersebut sebagai belajar. Oleh sebab itu untuk mendifinisikan atau mengetahui indivisu yang belajar, maka terdapat ciri-ciri belajar. Menuru Surya (1997) memberikan ciri dari belajar, diantaranya:
1.Perubahan
yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi
merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu
juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam
dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau
keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu
proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi
pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang
Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan
memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan
Psikologi Pendidikan.
2.Perubahan
yang berkesinambungan (kontinu).
Bertambahnya pengetahuan atau
keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan
dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi
pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang
mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika
dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap
dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat
dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3.Perubahan
yang fungsional
Setiap perubahan perilaku yang
terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan,
baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh : seorang
mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan
keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari
dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan
perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
4. Perubahan
yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi
bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa
sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose
Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual
atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah
mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan
untuk menerapkan prinsip – prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip
perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru
5. Perubahan
yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru,
individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya,
mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka
mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku
psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan
sebagainya.
6. Perubahan
yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh
dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam
dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan
keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam
diri mahasiswa tersebut.
7. Perubahan
yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar
pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah
maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi
pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin
memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan
yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan
tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki
kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas
dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan
perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan
hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula
perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang
“Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang
“Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang
guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan
dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Selain pendapat dari Surya, pendapat mengenai ciri-ciri dari belajar
juga disampaikan oleh Syaifull Bahri Djamarah, yang mengungkapkan bahwa belajar
adalah sebagai berikut:
- Perubahan yang terjadi secara
sadar. - Perubahan dalam belajar yang
bersifat fungsional. - Perubahan dalam belajar yang
bersifat positif dan aktif. - Perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara. - Perubahan dalam belajar
bertujuan atau terarah - Perubahan mencakup seluruh
aspek tingkah laku
BENTUK BENTUK PERUBAHAN HASIL BELAJAR ITU SEPERTI APA?
Seperti disampaikan diawal bahwasannya belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut haruslah tampak, sehingga dapat diamati. Perubahan perubahan seperti apakah yang dimaksud dari hasi belajar ini. Maka beberapa ahli telah menyampaikan pendapat mereka tentang perubahan-perubahan tingkah laku sebagai akibat dari belajar, berikut ini kutipannya:
Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003),
perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu
penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan,
misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
2. Kecakapan intelektual;
yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya
dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika.
Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan
(discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum.
Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif;
kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan
aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu
kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas
yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran,
sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil
pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang
akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang
akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau
peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai
pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah
hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan
fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa
hasil belajar
akan tampak dalam:
1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar
bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur
yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik
dan benar.
2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga
yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan
koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
3. Pengamatan; yakni proses
menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui
indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian
yang benar.
4. Berfikir asosiatif; yakni
berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan
daya ingat.
5. Berfikir rasional dan
kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam
menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).
6. Sikap yakni kecenderungan
yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang
atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7. Inhibisi. menghindari hal
yang mubazir.
8. Apresiasi, menghargai
karya-karya bermutu.
9. Perilaku afektif yakni
perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira,
kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Belajar pada hakikatnya adalah sebuah proses interaksi antara siatuasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai sebuah proses yang diarahkan pada sebuah tujuan dan proses berbuat untuk melalui berbagai pengalaman. Seperti diungkapkan Sudjana bahwa belajar adalah proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Belajar dalam kelas disebut dengan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku atau lebih yaitu dari guru dengan individu atau kelompok yaitu siswa. Prilaku dari guru adalah mengajar, sementara prilaku siswa adalah belajar. terdapat dua aspek dalam proses pembelajaran yaitu mengajar dan belajar. Untuk memahami tentang pembelajaran maka perhatikan bacaan selanjutnya:
APAKAH PEMBELAJARAN ITU?
Jika di pendahuluan diatas disebutkan bahwa pembelajaran adlaah belajar dalam kelas, bisa jadi pendapat itu terlalu umum, dan sulit dipahami. Sejatinya pembelaajran merupakan suatu sistem. Dalam KBBI sistem sendiri mempunyai arti suatu perangkat yang saling berkaitan. Artinya tidak hanya ada satu perangkat, melainkan lebih yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu sama yang lainnya. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan media, metode, strategi dna pendekatan apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk lebih memberikan kita pemahaman tentang pembelajaran, berikut ini saya sampaikan beberapa pendapat pembelajaran menurut para ahli:
- Dimyati
dan Mudjiono;Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui
desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih
menekankan pada sumber belajar yang disediakan. - Warsita; Pembelajaran merupakan suatu bentuk usaha dalam membuat peserta didik agar mau
belajar atau suatu bentuk aktivitas untuk membelajarkan peserta didik. - Sudjana; Pembelajaran ialah setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan
kegiatan interaksi yang edukatif antara guru dan peserta didik. - Corey; Pembelajaran merupakan proses dimana suatu lingkungan secara disengaja dikelola
untuk menghasilkan respon terhadap situasi dan kondisi tertentu yang mana
pembelajaran ini merupakan substansi dari pendidikan. - Trianto; Pembelajaran adalah salah satu aspek dari kegiatan manusia secara kompleks yang
tidak sepenuhnya bisa dijelaskan atau dijabarkan. Secara lebih simpel,
pembelajaran merupakan produk dari interaksi yang berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman. Secara umum, pembelajaran ialah usaha yang
dilakukan secara sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk membelajarkan
peserta didiknya dengan memberikan arahan sesuai dengan sumber-sumber belajar
lainnya untuk mencapai sebuah tujuan yang diinginkan. - Slavin; Pembelajaran merupakan perubahan tingkah laku seseorang individu yang
disebabkan oleh sebuah pengalaman. - Knowles; Pembelajaran merupakan cara pengkoordinasian peserta didik untuk menggapai
tujuan dari pendidikan. - Munif
Chatib; Pembelajaran merupakan suatu proses transfer ilmu dari dua arah yakni antara
pendidik (sebagai sumber ilmu atau informasi) dan peserta didik (sebagai
penerima informasi). - Syaiful
Sagala; Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik dengan menggunakan atau
menerapkan asas pendidikan ataupun teori belajar yang mana pembelajaran
merupakan penentu terpenting dan utama dalam keberhasilan pendidikan. - Rahil
Mahyuddin; Pembelajaran merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku yang didalamnya
melibatkan keterampilan keognitifyakni penguasaan terhadap ilmu dan perkembangan
keterampilan yang intelek. - Achjar
Chalil; Pembelajaran ialah sebuah proses interaksi antara siswa dengan gurunya dan
sumber belajar terhadap lingkungan belajar.
Dari pendapat-pendapat diatas sebanarnya pembelajaran dapat kita simpulkan sebagai sebuah pola interaksi antara sumber belajar, guru dan siswa.
LALU, APAKAH KOMPONEN KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN?
Pelaksanaan pembelajaran merupakan hasil dari integrasi dari beberapa komponen yang memiliki fungsin tersendiri dengan maksud tercapainya tujuan dari belajar. Sementara ciri utama dari sebuah proses belajar adalah adanya interaksi.
Interaksi siswa yang belajar dilakukan dengan bantuan komponen komponen dari pembelajaran itu sendiri, diantaranya yaitu: tujuan, bahan/materi, strategi, media dan evalasi pembelajaran.
1. Tujuan, Semua aktivitas memiliki suatu
tujuan, termasuk aktivitas pembelajaran. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas
memiliki tujuan yang pasti. Tujuan pembelajaran berperan sebagai arah dan
target pencapaian dari suatu kegiatan pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran
memuat kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran,
baik kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran
merupakan komponen utama yang harus terlebih dahulu dirumuskan sebelum
menentukan komponen pembelajaran yang lain. Tujuan pembelajaran sebagai sasaran
dari aktivitas pembelajaran rumusannya memuat rumusan tentang tingkah laku baik
yang berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap siswa yang
hendak dibentuk melalui proses pembelajaran. Secara hirarkhi tujuan
pembelajaran dijabarkan dari tujuan pendidikan yang lebih umum ke tujuan yang
lebih khusus.
1. Tujuan Pendidikan Nasional
2. Tujuan Institusional
3. Tujuan Kurikuler
4. Tujuan Instruksional
(Pembelajaran) Umum
5. Tujuan Instruksional
(Pembelajaran) Khusus
Dewasa ini tujuan pembelajaran lebih
diartikan sebagai kemampuan (kompetensi) atau perilaku hasil belajar yang
diharapkan dimiliki siswa setelah menempuh proses pembelajaran. Contohnya:
Setelah pembelajaran siswa:
a. memiliki sikap disiplin
b. dapat menulis kalimat dengan
benar
c. mengemukakan pendapat dengan baik
d. dsb.
2. Bahan/Materi, Materi
pelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang harus disampaikan
kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang beragam, ada yang
berbentuk fakta, konsep, prinsip/kaidah, prosedur, problema, dan sebagainya.
Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus dikuasai siswa dalam
proses pembelajaran. Skop dan sekuen materi pelajaran telah tersusun secara
sistematis dalam struktur organisasi kurikulum sekolah. Karena sifat materi
kurikulum yang berbentuk garis besar program pembelajaran (GBPP), maka dalam
pelaksanaan pembelajaran, materi pelajaran harus dikembangkan terlebih dahulu
dengan cara melengkapinya dengan bahan
pembelajaran yang utuh. Selain itu, setiap pembelajaran akan
dilaksanakan, hendaknya guru memahami karakteristik isi pesan pembelajaran yang
akan disampaikan, agar tidak salah dalam memilih strategi pembelajarannya,
interaksi pembelajaran, pengelolaan kelas, pemilihan bahan pembelajaran dan
media pembelajaran, serta alat evaluasinya. Coba tentukan media pembelajaran
untuk materi pelajaran yang bersifat fakta, konsep, dan prosedur agar Anda
memahami betapa karakteristik materi mempengaruhi penetapan media
pembelajarannya. Benar jawaban Anda, bahwa untuk materi yang bersifat fakta,
pembelajarannya lebih tepat menggunakan media nyata. Untuk materi bersifat
konsep dapat digunakan media audio, visual atau audiovisual. Sedang untuk
materi yang bersifat prosedural, akan lebih tepat menggunakan metode dan media
yang didemonstrasikan.
3. Strategi/Metode, adalah komponen
cara pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam menyampaikan
pesan/materi pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran. Berbagai metode
pembelajaran dapat digunakan oleh guru, baik metode ceramah, tanya-jawab,
diskusi, demonstrasi, eksperimen, pemberian tugas,inkuiry, problem solving,
kerja kelompok, karyawisata, resitasi dsb. Metode pembelajaran berperan sebagai
cara dan prosedur dari kegiatan pembelajaran. Setiap metode mengajar selalu
memberikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru. Coba Anda jelaskan bagaimana langkah/prosedur guru menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran, dan bagaimana waktu menggunakan metode Tanya jawab,
diskusi, eksperimen dan sebagainya. Oleh sebab itu sebelum pembelajaran
dilaksanakan, guru sebaiknya memilih metode pembelajaran yang tepat. Artinya
metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi pelajaran, karakteristik
siswa, dan ketersediaan fasilitas pendukungnya, dan ketersediaan waktu.
Pertimbangan yang terpenting dalam memilih metode pembelajaran adalah metode
harus mampu mengaktifkan siswa, dalam arti megaktifkan mental emosional siswa
dalam proses pembelajaran. Karena pembelajaran yang membelajarkan adalah
pembelajaran yang mengaktifkan factor internal siswa (mental emosional) dalam
belajar.
Metode pembelajaran dapat
dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok metode yang bersifat
monologis, dialogis dan kreatif. Kelompok pertama adalah metode-metode yang bersifat
monologis, yaitu metode-metode pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas
guru dalam pembelajaran atau metode satu arah (one way communication),
dan guru pemegang peranan utama, sedangkan siswa bersifat pasif (mendengar dan
memperhatikan). Kelompok kedua adalah metode- metode yang bersifat dialogis,
yaitu metode-metode pembelajaran yang menekankan komunikasi/interaksi dua arah
(two way communication), di mana aktivitas guru dan siswa seimbang
(sama-sama aktif). Sedang kelompok ketiga adalah metode-metode yang bersifat
kreatif, yaitu metode-metode pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas
siswa. Metode-metode kelompok ketiga ini dimaksudkan agar sifat kreatif siswa
terbentuk, sementara guru berperan sebagai fasilitator dan organisator
pembelajaran.
4. Media, Pembelajaran
pada hakekatnya merupakan aktivitas komunikasi antara guru dengan siswa, meskipun
tidak semua pembelajaran melalui komunikasi/interaksi dengan guru (lihat
pola-pola pembelajaran). Dari pola-pola pembelajaran dapat diketahui bahwa pada
dasarnya ada dua bentuk pembelajaran yang sering dilakukan, yaitu pembelajaran
tatap muka dan pembelajaran sistem jarak jauh atau pembelajaran dengan
media/bahan pembelajaran. Dalam aktivitas pembelajaran tatap muka, kehadiran
guru merupakan syarat mutlak yang tidak dapat diabaikan, karena guru merupakan
komponen penting dalam aktivitas pembelajaran. Guru memiliki banyak peran dalam
pembelajaran tatap muka, termasuk diantaranya guru sebagai informatory harus
berusaha menginformasikan materi/pesan pembelajaran secara jelas dan mudah
diterima oleh siswa. Ini berarti guru harus menyiapkan bahan pembelajaran seperti
alat peraga dan media pembelajaran yang dapat membantunya dalam menyajikan
pesan pembelajaran dengan media (alat perantara penyampaian pesan) ini
pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
5. Evaluasi,Evaluasi pembelajaranmerupakan
komponen yang berperan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan aktivitas
pembelajaran. Ada tiga bentuk evaluasi dalam pembelajaran. Pertama,
evaluasi program pembelajaran yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa kualitas program pembelajaran yang telah dirancang dan dilaksanakan.
Dari evaluasi program inilah akan diketahui komponen pembelajaran mana yang
perlu mendapat perhatian khusus karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Jadi dengan evaluasi program pembelajaran akan diperoleh tiga kemungkinan
rekomendasi, yaitu: program pembelajaran tidak baik dan tidak boleh
digunakan/dilaksanakan, program pembelajaran dapat digunakan/dilaksanakan tapi
harus direvisi terlebih dahulu, dan program pembelajaran yang baik dan
siap/dapat digunakan/dilaksanakan.
Kedua, evaluasi proses pembelajaran
yaitu, evaluasi yang dirancang untuk mengamati proses pembelajaran sedang
berlangsung. Artinya, dengan evaluasi proses dapat diketahui bagaimana
aktivitas siswa selama pembelajaran, aktivitas guru selama pembelajaran
berlangsung, bagaimana keterampilan guru dalam membuka sampai dengan menutup
pembelajaran
Ketiga, evaluasi hasil belajar,
yaitu evaluasi yang dirancang untuk mengetahui hasil pembelajaran dalam bentuk
hasil/prestasi belajar siswa. Hasil belajar akan nampak pada tingkat penguasaan
siswa terhadap kompetensi dan pengalaman belajar yang dipelajari selama proses
pembelajaran. Dengan evaluasi hasil belajar dapat ditetapkan boleh/tidaknya
siswa melanjutkan belajar ke tingkat pembelajaran selanjutnya atau harus
mengulang. Jadi dari komponen evaluasi pembelajaran dapat diperoleh suatu
rekomendasi / kebijakan / keputusan pembelajaran. Baik kebijakan tentang
program pembelajaran, proses pembelajaran, maupun hasil pembelajaran.
Memang ketiga bentuk evaluasi ini
tidak dapat dipisahkan, karena satu sama lain saling berkaitan. Contoh, dari
evaluasi hasil belajar, dapat dilacak kualitas program pembelajaran dan proses
pembelajarannya. Dari evaluasi program, dapat diprediksi bagaimana proses dan
hasil pembelajaran. Dan dari evaluasi proses dapat dilacak kualitas program
pembelajaran, dan diprediksi hasil pembelajarannya.
kak. boleh cantumin sumber buku yg di pakai.
Assalamualaikum ww
mohon ijin mengkopi kak…seoga ilmunya semakin menjariyah