ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].
ALAM PIKIR MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA
A.
Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan kemampuan berpikir
dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk selalu berbuat
yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya. Akal
bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh karena itu, sejalan
dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang dimilikinya dan juga
ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka berkembanglah pula ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan pengetahuan pun lebih
berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar menukar informasi antar
manusia.
Manusia sebagai makhluk yang
memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain.
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan
bijaksana (Homo sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena
sadar akan keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo
Langues) baik secara lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat
(Homo sosius) dan berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo
Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan
beragama (Homo religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang mempunyai insting untuk
kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta hal-hal lainnya. Aktivitas
tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan dinyatakan sebagai rasa
keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebutidle curiousty.Sedangkan
manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran
logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa ingin tahu yang
selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Manusia Memiliki Rasa Ingin Tahu |
Secara sederhana perkembangan rasa
ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaanwhat“apa” tentang sesuatu kemudian
dilanjutkan denganhow“bagaimana” kemudianwhy“mengapa”. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari perkembangan
ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang
selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada disekelilingnya,alam jagad
raya, bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong manusia untuk memahami
serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan dorongan rasa ingin tahu
manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar dari setiap apa yang
terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan pertanyaan (masalah)
lain yang ingin dijawab.
Manusia
dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu berusaha mencari jawaban atas
fenomena yang terjadi. Seringkali mereka menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang
jawaban itu tidak logis namun mudah diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa
ada pelangi?” kemudian mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang
bidadari atau “Mengapa gunung meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah.
Dari hal ini timbulnya pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa.
Pengetahuan baru itu muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima
karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus
dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode (Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai
cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-ilmiah
(sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh pengetahuan dengan pendekatan
sains semu dilakukan dengan mengandalkan perasaan, keyakinan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan yang diperoleh bisa benar bisa salah
seperti pada cara prasangka atau intuisi, serta tidak efisien karena harus
mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar seringkali hanya kebetulan saja.
Perkembangan
Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan
Fisik Manusia
Manusia
sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan
keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki
potensi untuk berkembang.
e. Tumbuh
dan berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Manusia Bertambah Besar |
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32 minggu, janin mulai
mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati
lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan
tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta pandai
berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun, anak
tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan mulai
mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.
Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan
diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat
ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana
manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan
berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat
menjadi petani dan peternak yang menetap. Ada dua macam perkembangan alam
pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan
sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba
hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia
berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi
menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini, perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan, berjalan, berbicara, dan
mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia
belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
Periode Sensomotorik |
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa
kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7
tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak
yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak
sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya
sering menggunakan lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya
menggunakan kotak kosong.
c.
Masa
Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai
periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak
sangat aktif, ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para
ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “masa tenang”, karena proses
perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai
dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
Masa Praoperasional Kongkrit |
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode
ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun
dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang
dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu menggunakan
nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa
dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri. Mereka
mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B.
Sejarah
Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap
teologi atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif,
berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang
terakhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubugkan dengan kekuatan gaib.
Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan
sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa
dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan gaib lainnya.
2. Tahap
filsafat atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak
merupakan tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan
akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan diri kepada kepercayaan akan
adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya sendiri, akal yang telah mampu
melakukan abstraksi guna menemukan hakekat segala sesuatu.
3. Tahap
positif atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan
tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif atau riil atas dasar
pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui
pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan juga berkembang
sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena
keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu
pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun
sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.”
Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya
atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu
mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut ini perkembangan
pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam,
dan beternak merupakan pengalaman dan kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan
yg diperoleh sampai zaman Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa
pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales (624-548) menyatakan bahwa
bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya matahari.
b. Phytagoras(580-500) menyatakan bahwa
bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama (air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399) dianggap sebagai
tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan sebagai pemula
penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles (384-322) menyatakan
bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan
metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi, astroniomi, kimia dan
biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola
pikir yang dibantu dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme
ke heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola
pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah
faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal
yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan
suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha
untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan
pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya.
Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan
IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri
secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia.
Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia
alam semesta yang belum terungkap.
DAFTAR PUSTAKA
Jasin Maskoeri, dkk. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wulaningsih, Dewi ratna. 2010. Pengantar Kealaman Dasar. http://www.ratnadewiwulangingsih.blogspot.com [4 April 2013, 22:50].
Al-Alaudin, 2012. Perkembangan Fisik, Sifat, dan Pemikiran. http://www.al-alaudin.com. [4 April 2013, 22:50].