BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi. Biogeografi terbagi atas : Zoografi (Biogeografi Hewan) dan Fitografi (Biogeografi Tumbuhan). Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, maka penulis merumuskannya sebagai berikut:
1. Apa pengertian Biogeografi?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi persebaran Makhluk hidup?
3. Bagaimana persebaran flora dan fauna di permukaan bumi dan di Indonesia ?
4. Apa dampak kerusakan flora dan fauna serta bagaimana upaya pencegahannya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian Biogeografi
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi persebaran Makhluk hidup
3. Mengetahui persebaran flora dan fauna di permukaan bumi dan di Indonesia
4. Mengetahui dampak kerusakan flora dan fauna serta bagaimana upaya pencegahannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Biogeografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan tumbuhan. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan, jenis tanah dan topografi sangat mempengaruhi pola distribusi dari suatu makhluk hidup.
B. Dasar Persebaran Makhluk Hidup
Studi tentang Penyebaran Spesies menunjukkan Spesies berasal dari suatu tempat yang selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. organisme tersebut kemudian melakukan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang mempunyai varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda tidak memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan mengalami perubahan-perubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda, misal :
ü Munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika
ü Unta yang terdapat di Asia, Afrika dan Ihana di Amerika Selatan, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika.
ü Monyet dunia baru Amerika Selatan dan monyet dunia lama di Asia-Afrika, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari Asia-Afrika.
Alfred Russel Wallace adalah naturalis Inggris yang hidup pada tahun 1856-1993. Wallace adalah orang pertama yang berbagi teori dengan Charles Darwin tentang evolusi. Bahkan loporan wallace dari Indonesia yang memberi Inspirasi kepada Charles Darwin untuk menulis evolusinya. Perjalanan di Indonesia antara tahun 1854-1962 telah menjelajahi Nusantara sejauh 22.000 km, mengumpulkan 125.000 spesies mamalia, reptil, burung, kupu-kupu dan berbagai macam serangga. Ia adalah perintis dalam menentukan batas biogeografi Tahun 1863, ia menulis batas fauna di Indonesia yang disebut garis Wallace (nama garis ini diambil diambil dari namanya sendiri sebagai penghargaan atas penemuan dibidangnya). Kemudian 41 tahun setelah gagasan wallace lahirlah garis weber. Kedua garis ini sebagai pemisah persebaran Makhluk hidup di Indonresia. Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan dan Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan. Wallace juga membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.
C. Faktor yang mempengaruhi Persebaran Makhluk Hidup
Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor tersebut dikelompokkan dalam faktor fisik dan faktor non fisik.
Faktor fisik :
a) Iklim
Ø Curah Hujan
Di daerah yang jumlah curah hujannya selalu ada sepanjang tahun ada terdapat vegetasi hujan. Semakin berkurang jumlah curah hujan, maka tanaman yang didapati sudah bukan berupa hutan lagi, akan tetapi berupa semak belukar atau padang rumput. Dan di daerah gurun, dimana curah hujannya sangat kecil maka vegetasi yang ada bergantung pada musim-musim yang ada hujannya. dengan adanya curah hujan yang tinggi, maka tanaman dan hewan dapat hidup dengan baik, karena tersedinya makanan.
Berdasarkan Kebutuhan airnya, tanaman dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :
Hygrophytes, yaitu tanaman yang hidup dalam kondisi jumlah air banyak. Contoh : bakau
Mesophytes, yaitu tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah sedang. Seperti halnya tanaman pada umumnya.
Xerophytes, yaitu tanaman yang hidupnya disesuaikan dengan kadar air yang ada. Untuk mengimbangi efek kekeringan ini, maka daun dilapisi lilin untuk mengurangi transpirasi kulit pohon menjadi tebal dan sistem akar menjadi dalam Contoh : kaktus
Ø Suhu
Keadaan temperatur di bumi berbeda-beda karena pengaruh dari intensitas penyinaran matahari. Semakin tinggi suhu, semakin bervariatif jenis tanaman, sebaliknya, semakin jauh dari matahari, tanaman semakin sedikit bahkan tidak tumbuh.
Ø Kelembaban Udara
Jumlah uap air yang dikandung udara akan mempengaruhi penyebaran flora. Semakin lembab, jenis tanaman semakin bervariatif. Pada udara kering, tanaman akan semakin sedikit jenisnya, bahkan ada tanaman yang hanya bisa tumbuh di daerah kelembaban yang tinggi.
Ø Angin
Angin sangat besar pengaruhnya terhadap proses penguapan dan transpirasi bagi tanaman. Misalnya : angin Bahorok yang dapat mengeringkan perkebunan tembakau di Delli, demikian pula dengan adanya angin dingin, angin laut, dsb. adanya arah angin yang bertiup pada suatu daerah akan mempengaruhi perkembangbiakan hewan. Selain itu, angin yang bertiup kencang juga sangat membahayakan manusia.
Ø Sinar Matahari
Sinar matahari bagi tumbuhan diperlukan untuk pembuatan zat hijau daun atau klorofil.Tanaman yang kurang mendapat sinar matahari akan sulit mengalami perkembangan karena sinar matahari mempunyai fungsi yang penting dalam pembakaran klorofil.Matahari yang menyinari permukaan bumijuga berpengaruh dalam perkembangbiakan hewan.Sinar matahari yang terang mengakibatkan sulit berkembangbiak dengan baik karena menghalangi proses persalinan.
b) Tanah
Tanah juga mempengaruhi pertumbuhan berbagai jenis tanaman.Tidak semua tumbuhan dapat tumbuh dengan baik pada berbagai lahan,tergantung dari unsur hara,jenis tanah,dan tingkat kesuburan.Hewan yang menempati alam semesta juga bergantung dari ketersediaan makanan.Tanah yang subur akan banyak didiami oleh tumbuhan dan hewan.
c) Relief (Ketinggian tempat)
Tinggi rendahnya permukaan bumi akan berpengaruh pada kandungan udara dan penyinaran matahari. Daerah yang rendah banyak di tumbuhi tanaman yang lebat, sedangkan pada daerah yang tinggi akan jarang ditumbuhi tanaman. Semakin tinggi suatu daerah maka akan semakin jarang janis tanaman yang dapat tumbuh. Begitu juga dengan hewan akan berjumlah sedikit pada daerah yang tinggi.
Faktor non fisik (Biotik) :
a) Tumbuhan
Misalnya tumbuhan besar melindungi tumbuhan yang ada di bawahnya atau diantaranya.
b) Binatang
Pengaruh binatang terhadap binatang (insekta) dan penyebaran biji (burung atau tupai).
c) Manusia
Manusia dapat mengubah seluruh pertumbuhan melalui penebangan, pengairan, pemupukan, penanaman kembali. Demikian juga, misalnya mengubah hutan menjadi lahan pertanian dan lahan industri serta daerah pemukiman.
d) Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya. Jaring jaring makanan memiliki pengaruh yang besar juga terhadap persebaran makhluk hidup, adanya jaring jaring makanan ini akan menjadikan bertahannya suatu populasi hewan atau tumbuhan, atau justru sebagai penghambat kehidupan mereka karena tidak sesuainya lingkungan dan populasi yang ada diwilayah setempat .
e) Kemampuan Beradaptasi
Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk tetap hidup dengan baik. Makhluk hidup akan mampu bertahan dalam lingkungannnya, dimana ketika mereka memiliki kamampuan untuk baradaptasi sebagai wujud pencegahan serangan dari musuh atau pertahanan diri. Namun tidak semua makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan memiliki kemampuan untuk berdapatasi, melainkan hanya hewan dan tumbuhan tertentu.
macam-macam adaptasi
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba, dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan mengunyah makanan.
2. Adaptasi Fisiologi
Adapatasi fisiologi adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh adaptasi fisiologis adalah seperti pada binatang atau hewan Onta yang mempunyai kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan minyak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi Tingkah laku adalah penyesuaian makhluk hidup pada tingkah laku atau perilaku terahadap lingkungannya seperti pada binatang bunglon yang dapat berubah warna kulit sesuai denagn warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujaun menyembunyikan diri.
D. Persebaran Flora dan Fauna di Permukaan Bumi
1. Persebaran Flora di Permukaan Bumi
Hutan
Hutan Hujan tropis
Ciri- ciri :
ü Curah hujan daerah ini tinggi
ü Tumbuhannya rapat dan daunnya lebar.
Flora atau vegetasi yang hidup di dalamnya :
ü Tumbuhan yang banyak dijumpai anggrek dan rotan
Wilayah :
ü Tersebar di indonesia, australia bagian utara, amerika Tengah, Afrika tengah, dan papua.
Hutan Musim tropis
Ciri-ciri :
ü Banyak ditemukan di daerah beriklim tropis, karena pembagian musimnya jelas antara musim penghujan dan musim kemarau.
ü Menggugurkan daunnya pada musim kemarau.
ü Jenis pohonnya lebih pendek dari jenis pohon di hutan tropis.
ü terdiri dari pohon yang sejenis.
Flora atau vegetasi yang hidup di dalamnya :
ü Pada hutan musim jenis pohon yang ditanam adalah kapuk, jati, angsana
Wilayah :
ü Hutan musim Tropis tersebar di wilayah Amerika Selatan, Amerika Tengah, Malaysia, Australia Utara, India, dsb
Hutan Hujan daerah sedang
Ciri-ciri :
ü Kondisi daun pada daerah ini selalu berwarna hijau.
ü Terdapat pada daerah lintang 30o-55o baik lintang utara maupun lintang selatan.
ü Jenis tumbuhan yang hidup tidak terlalu tinggi dan spesies tidak terlalu banyak.
Flora atau vegetasi yang hidup di dalamnya :
ü Jenis tumbuhannya berupa pakis, bambu, palem dsb.
Wilayah :
ü Persebarannya meliputi australia dan Selandia Baru.
Hutan Gugur
Ciri-ciri :
ü Hutan ini terdapat pada daerah yang beriklim sedang dengan curah hujan 750-1.000mm/tahun.
ü Pohon relatif jarang dengan jumlah spesies sedikit.
ü Rumput dapat tumbuh dengan baik di daerah ini sehingga membentuk stepa.
ü Pada musim dingin, daun-daunnya akan gugur, dan akan tumbuh lagi pada musim panas.
Flora atau vegetasi yang hidup di dalamnya :
ü maple (Acer campestre), sycamore (Acer pseudoplanatus), oak (Quercus sp), elm (Ulmus), ash (Fraximus) beech (Fagus)
Wilayah :
ü Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Hutan Berdaun Jarum (Hutan Konifer)
Ciri-ciri :
ü Terdapat pada daerah diatas lintang 60o.
ü Memiliki musim panas yang pendek dan musim dingin yang panjang.
Flora atau vegetasi yang hidup di dalamnya :
ü Pohon pohon yang berdaun jarum seperti pinus dan karena tingginya kelembaban pada hutan ini, terdapat pohon dengan jenis pohon terbesar didunia yaitu jenis pohon Sequoia, yang menapai ketinggian 100 meter
Wilayah :
ü Persebarannya berada di daerah Siberia,Rusia,Kanada dan Amerika Utara.
Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah Tropis sampai Subtropis. Daerah ini mendapatkan curah hujan yang tiadak teratur. Tanaman yang ada merupakan hamparan padang rumput yang luas. Terdapat di Eropa (Hongaria, Rusia Selatan), Asia, Amerika Utara dan Selatan. Afrika Tengah dan Selatan.
Ciri-ciri lingkungan :
ü Curah hujan rendah (25 – 30 cm/tahun).
ü Suhu udara 100 – 30 0C.
ü Porositasnya rendah sehingga tidak mampu menyimpan air.
Vegetasi klimaks yang dominan adalah jenis rumput yang diselingi oleh tumbuhan perdu. Padang rumput tersebut mempunyai nama yang berbeda-beda di beberapa tempat, antara lain :
ü Stepa (di Rusia Selatan)
ü Puzta (di Hongaria)
ü Prairi (Amerika Utara)
ü Pampa (Argentina / Amerika Selatan)
ü Savana (Afrika)
Sabana
Sabana adalah padang rumput yang luas yang diselingi oleh pohon-pohon yang jarang. Iklim relatif kering dan kelembaban relatif rendah sehingga tumbuhan yang bertahan hidup adalah tumbuhan Xerophytes Penyebaran di afrika, Amerika Selatan, Asia Tengah, Australia, Amerika Utara bagian tengah.
Stepa
Stepa adalah padang rumput luas dan diselingi pohon-pohon perdu. Berada pada daerah lintang rendah sampai sedang (daerah peralihan). Pesebarannya di Australia, Afrika Utara, Amerika Serikat Dan Brazil.
Praire
Praire adalah rumput yang tinggi sehingga membentuk suatu padang rumput tanpa diselingi semak belukar. Berada pada daerah beriklim sedang. Persebarannya berada di daerah Central Plain di Amerika Utara.
Tundra
Merupakan daerah yang dingin dan tandus tanpa pepohonan, karena hampir sepanjang tahun tertutup oleh es. Umumnya terdapat di belahan bumi utara. Ekosistem tundra sering disebut padang lumut. Pada musim panas waktunya singkat, sedang pada musim dingin suhunya bisa mencapai 10o C (daerah kutub utara). Flora atau vegetasi yang ada di dalamnya meliputi lumut Sphagnum dari kelas Musci (lumut daun) dan Lichenes (lumut kerak). Daerah tundra banyak terdapat di sebelah utara Amerika Utara dan Eurasia.
Gurun
Ciri-ciri :
ü Perbedaan yang ekstrim mengakibatkan daerah ini menjadi panas dan tandus, sehingga tanaman sulit berkembang dengan baik..
ü Siang hari suhu mencapai 40o C, malam hari mencapai 10o C.
ü Curah hujannya sangat rendah yaitu kurang dari 250omm/ tahun. Maka saat turun hujan tanaman akan cepat tumbuh dan berbuah.
Flora atau vegetasi yang ada di dalamnya :
ü Flora daerah gurun memiliki ciri berdaun jarum seperti kaktus atau rumput keras
Wilayah :
ü Daerah Penyebarannya terdapat di Asia Kecil, Afrika Utara dan Selatan, Amerika Selatan dan Barat, China, dan Mongolia.
Dampak Kerusakan Flora dan Fauna serta upaya pencegahannya
Kerusakan Flora dan Fauna disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Faktor Alam
a) Seleksi Alam
Kehidupan alam bebas akan terbentuk suatu pertarungan langsung maupun tidak langsung antara individu dari spesies yang sama atau spesies yang berlainan. Dengan begitu akan membentuk spesies yang kuat. Menurut Hubert Spencer, seleksi alam disebabkan oleh keberhasilan reproduksi dan dipengaruhi oleh evolusi. Organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan alam itulah yang mampu bertahan hidup, sedangkan organisme yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan alam mereka akan berpindah ke tempat yang sesuai dengan habitatnya atau punah.
b) Bencana Alam
Bencana alam yang silih berganti itu menyebabkan kerusakan flora dan fauna, misalnya: banjir, tanah longsor, gempa bumi baik vulkanik maupun tektonik, dan badai. Akibat bencana itu bisa menyebabkan punahnya suatu spesies.
2. Faktor Manusia
Manusia yang jumlahnya lebih dari lima milyar secara tidak langsung menyebabkan kerusakan ekosistem yang sudah terbentuk. Biasanya manusia membutuhkan tempat tinggal atau desakan ekonomi sehingga terpaksa membuka lahan baru dengan menebang hutang secara besar-besaran tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem. Dengan demikian hutan menjadi gundul. Dan hewan yang menempati daerah itu akan pergi ke habitat yang baru dimana tempat yang baru tersebut belum tentu cocok, sehingga menyebabkan kepunahan.
Dampak Terhadap Kehidupan
Dampak terhadap kehidupan manusia, antara lain:
- Habisnya persediaan makanan dan minuman bagi manusia, yang bahan bakunya berasal dari flora dan fauna yang tersedia di alam
- Terganggunya keseimbangan ekosistem di lingkungan kehidupan manusia
- Banyak manusia yang akan meninggal dunia, karena persediaan bahan makanan dan minuman yang sudah habis
- Tidak ada lagi kehidupan di dunia ini, dll.
Pelestarian Flora dan Fauna
Pemerintah mengembangkan kelestarian alam dengan berbagai cara, diantaranya :
Perlindungan alam ketat, merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan tanpa campur tangan manusia, kecuali jika dipandang perlu. Tujuan perlindungan ini adalah untuk penelitian dan tujuan ilmiah, contohnya : Taman Nasional Ujung Kulon (Banten).
Perlindungan alam terbimbing, merupakan perlindungan keadaan alam yang dibina para ahli. Misalnya : Kebun Raya Bogor.
Taman Nasional, merupakan keadaan alam yang menempati suatu daerah yang luas, dan tidak boleh ada rumah tinggal dan bangunan industri. Tempat ini dimanfaatkan sebagai wahana rekreasi atau tempat wisata. Contohnya : Taman Safari Prigen di Malang, Taman Safari Cisarua di Bogor, dan Taman Safari Way Kambas di Lampung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan diatas kami menarik kesimpulan bahwa Persebaran Flora dan Fauna baik Persebaran Flora Fauna di Permukaan Bumi maupun Persebaran Flora Fauna di Indonesia memiliki perbedaan pembagian persebaran ;
ü Persebaran Flora Fauna di Permukaan Bumi meliputi wilayah Paleartik, Neartik, Ethiopian, Oriental, Neotropik, dan Australian
ü Persebaran Flora Fauna di Indonesia meliputi wilayah Indonesia bagian Barat(Asiatis), Indonesia bagian tengah (Peralihan), dan Indonesia bagian Timur(Australis). Yang mana pembagian wilayah tersebut didasarkan pada Garis Wallace dan Garis Weber. Garis Wallace membatasi Fauna Asiatis dengan Fauna Peralihan dan Garis Weber membatasi Fauna Australis dengan Fauna Peralihan.
Persebaran Flora dan Fauna juga disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut baik dari alam maupun tindakan yang disengaja oleh manusia sehingga mengakibatkan banyak persebaran yang terjadi di seluruh permukaan bumi ini.
B. Saran
Kita mewarisi bumi ini dari orang tua kita dan kelak akan mewariskannya pula kepada anak-anak kita. Mereka yang yakin akan konservasi, yaitu penyelamatan sumber daya alam merasa berkewajiban untuk meneruskan sesuatu yang lebih baik daripada yang kita terima dulu. Jadi gunakanlah apa yang diberikan bumi ini secara bijaksana dengan memikirkan hari esok. Kekayaan alam seharusnya tidak dihamburkan dengan sia-sia. Segala sesuatu yang diwariskan bumi, baik keanekaragaman hayati berupa flora maupun faunanya wajib disyukuri dan perlu diselamatkan. Oleh sebab itu, janganlah warisan yang besar ini dikotori, tetapi harus dilestarikan seluruh isinya demi kelangsungan hidup manusia di masa datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0030%20Bio%201-7a.htm
S, Danang. 1999. LKS Kharisma BIOLOGI Kelas 3. Jakarta : CV. HK Mj. Solo.
Tim Kreatif. 2010. Geografi SMA kelas XI. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Yulir Yulmadia. 2005. Geografi kelas 2 SMA . Jakarta : Bumi Aksara