Assalmualikum.Wr.Wb, selamat pagi bapak Ibu sekalian, pada kesempatan kali ini penulis mencoba untuk sedikit berbagai tentang bagaimana membuat sebuah Indikator pembelajaran. Dalam pelaksanaan tugas dari seorang guru, tentu guru akan erat kaitannya dengan SK-KD. Penjabaran SK dan KD sebagai bagian dari
pengembangan KTSP dilakukan melalui pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari SK dan
KD yang selanjutnya menjadi indikator, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran dan penilaian.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu KD yang
ditetapkan dalam SI dan telah dijabarkan dalam silabus.Berdasarkan uraian di atas, maka
pengembangan indikator merupakan langkah strategis dalam peningkatan kualitas
pembelajaran di kelas dan pencapaian kompetensi peserta didik. Dengan demikian
diperlukan panduan pengembangan indikator yang dapat dijadikan pedoman bagi
guru dan sekolah dalam mengembangkan SK dan KD tiap mata pelajaran
Baca Juga : Panduan Membuat dan Contoh RPP Kurikulum 2013 SD.
Lalu apakah indikator itu?
Membuat Indikator yang baik dan benar |
Indikator merupakan penanda pencapaian KD
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah
dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu
mempertimbangkan:
- tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja
yang digunakan dalam KD; - karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
- potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan
penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
- Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai
indikator; - Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun
kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikoator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat
dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya
mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media
pencapaian kompetensi.
Bagaimana dengan Fungsinya? apakah fungsi indikator pemebalajran itu?
Indikator memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD.
Indikator berfungsi sebagai berikut :
1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran harus
sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara
cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Desain pembelajaran perlu dirancang secara
efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain
pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena
indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk
mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek
prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan
strategiekspositori melainkan lebih tepat dengan strategidiscovery-inquiry.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru
guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang
efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian
kompetensi secara maksimal.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil
belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang,
melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan
acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
Bagaimana cara mengmbangakan atau membuat Indikator yang baik dan benar?
1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar (SK & KD)
Langkah pertama pengembangan indikator
adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan
untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara
nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal
tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui
kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat
diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan
tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada
tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan
kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi
berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat
Kompetensi Kata Kerja Operasional
No | Klasifikasi | Kata Kerja Operasional yang |
1 | Berhubungan | 1. Mendeskripsikan 2. Menyebutkan 3. Melengkapi 4. Mendaftar 5. Mendefinisikan 6. Menghitung (count) 7. Mengidentifikasi 8. Menceritakan 9. Menamai (name) |
2 | Memproses (processing) | 1. Mensintesis (synthesize) 2. Mengelompokkan (group) 3. Menjelaskan (explain) 4. Mengorganisasikan 5. Meneliti/melakukan 6. Menganalogikan (make 7. Mengurutkan (sequence) 8. Mengkategorikan (categorize) 9. Menganalisis (analyze) 10. Membandingkan 11. Mengklasifikasi 12. Menghubungkan 13. Membedakan (distinguish) 14. Mengungkapkan |
3 | Menerapkan dan mengevaluasi | 1. Menerapkan 2. Membuat 3. Mengevaluasi 4. Merencanakan 5. Memperhitungkan/meramalkan 6. Memprediksi 7. Menduga/Mengemukakan 8. Meramalkan 9. Menggeneralisasikan 10. Mempertimbangkan 11. Membayangkan 12. Merancang 13. Menciptakan 14. Menduga/membuat |
Selain tingkat
kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan,
mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus
mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek
keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai
kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja
berdasarkan aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik disajikan dalam tabel 2,
3, dan 4.
Tabel
2 : Kata Kerja Ranah Kognitif
Pengetahuan | Pemahaman | Penerapan | Analisis | Sintesis | Penilaian |
Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi Memasangkan Menamai Menandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memberi kode Menelusuri Menulis | Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan | Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Membiasakan Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Memproses Meramalkan | Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Megkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Memaksimalkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer | Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan Menyiapkan Merangkum Merekonstruksi | Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan Mengkritik Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan |
Tabel 3. Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima | Menanggapi | Menilai | Mengelola | Menghayati |
Memilih Mempertanyakan Mengikuti Memberi Menganut Mematuhi Meminati | Menjawab Membantu Mengajukan Mengompromikan Menyenangi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak | Mengasumsikan Meyakini Melengkapi Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Mengundang Menggabungkan Mengusulkan Menekankan Menyumbang | Menganut Mengubah Menata Mengklasifikasikan Mengombinasikan Mempertahankan Membangun Membentuk Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk | Mengubah perilaku Berakhlak mulia Mempengaruhi Mendengarkan Mengkualifikasi Melayani Menunjukkan Membuktikan Memecahkan |
Tabel 4. Kata Kerja Ranah Psikomotorik
Menirukan | Memanipulasi | Pengalamiahan | Artikulasi |
Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Membangun Mengubah Membersihkan Memposisikan Mengonstruksi | Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mencampur | Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mengemas Membungkus | Mengalihkan Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Menseketsa Melonggarkan Menimbang |
2. Menganalisis Karakteristik Mata
Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik
mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam
penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik
penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut.
Kelompok | Mata | Aspek |
Agama dan Akhlak Mulia | Pendidikan Agama | Afektif dan Kognitif |
Kewarganegaraan dan Kepribadian | Pendidikan Kewarganegaraan | Afektif dan Kognitif |
Jasmani Olahraga dan Kesehatan | Penjas Orkes | Psikomotorik, Afektif, dan |
Estetika | Seni Budaya | Afektif dan Psikomotorik |
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi | Matematika, Bahasa, dan | Afektif, |
Setiap mata pelajaran memiliki
karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan
ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik
mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan
menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek
analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik
mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata
pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup
dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan
informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik
memiliki keragaman dalam intelegensi dan
gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir
keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau
psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga
kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata
pelajaran fisika terdapat indikator sebagai berikut:
- Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr
dengan menggunakan bahan kertas, steroform, atau lilin mainan. - Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson,
Rutherford, dan Niels Bohr.
Indikator pertama tidak mengakomodir
keragaman karakteristik peserta didik karena siswa dengan intelegensi dan gaya
belajar visual verbal dapat mengekspresikan melalui cara lain, misalnya melalui
lukisan atau puisi.
Karakteristik sekolah
dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak
sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi
standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk
sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai
rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan
tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.
3. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik,
sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani
kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan
kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna
mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga
diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk
mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
4. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu
diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
- Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga
indikator - Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus
mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi
kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik. - Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki
kompetensi. - Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek,
yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran. - Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata
pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Contoh kata
kerja yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersaji
dalam lampiran 1. - Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa
indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau
psikomotorik.
5. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan
lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian kompetensi). Indikator
penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta
didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat
terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian
yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja
lebih terukur dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi).
Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat
dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan,
dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.
Pengembangan
indikator dapat menggunakan format seperti contoh berikut.
Kompetensi | Indikator Penilaian | Bentuk |
3.2 Mendeskripsikan perkembangan teori atom · Mendeskripsikan karakteristik teori atom Thomson, Rutherford, · Menghitung perubahan energi elektron yang mengalami eksitasi · Menghitung panjang gelombang terbesar dan terkecil pada deret | · Siswa dapat · Siswa dapat menunjukkan sikap kerjasama, · · · · · | Penilaian hasil karya/produk Penilaian sikap Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis |
Yang terakhir, seberanya apakah manfaat Indikator itu?
Indikator Penilaian bermanfaat bagi :
- Guru dalam
mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis
seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir
semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes. - Peserta didik
dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun non-tes. Dengan
demikian siswa dapat melakukan self
assessment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian
sesungguhnya. - Pimpinan sekolah
dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian
di kelas. - Orang tua dan
masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih
maksimal.
Ini bagus
sangat membantu, terimakasih
terima kasih, sangat membantu
Terimakasih 🙏
artikelnya sangat membantu kegiatan dalam membuat soal, terimakasih.
terima kasih
artikel penuh referensi. terimakasih sudah berbagi semoga sukses terus kedepannya.
Artikel nya sangat bagus dan sangat membantu ketika membuat soal, terimakasih.
Terima kasih