karyatulisku.com – Setelah pembahasan mengenai Contoh Essay dan Cara Membuat Essay yang Baik dan Benar, saat ini kita akan membahas lebih spesifik mengenai contoh essay beasiswa serta beberapa tips menulis essay beasiswa yang baik dan benar. Essay dan beasiswa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Banyak sekali syarat untuk mendapatkan beasiswa adalah dengan membuat essay. Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara membuat essay yang baik dan benar agar kita bisa mendapatkan beasiswa yang kita inginkan.
Apa Itu Essay ?
Essay adalah karangan prosa yang membahas suatu permasalahan secara sepintas dari sudut pandang pribadi penulisnya. Bersifat informal dan formal, dan berisikan kombinasi antara fakta dan opini. Essay lebih bersifat subjektif dari sudut pandang penulisnya yang bersifat analitis, spekulatif, dan interpretatif. Tak hanya itu saja, essay juga bisa mencakup narasi yang berisikan argument atau kritik hingga sastra dari pengamatan kehidupan sehari-hari dan refleksi si penulis namun tetap bersifat logis dan didukung oleh fakta dan data.
Essay memiliki 3 tujuan penting. Yang pertama yaitu untuk meyakinkan pembaca mengenai opini penulis. Yang kedua yaitu untuk memberikan informasi sesuai dengan topik atau tema yang penulis gunakan. Dan yang terakhir ketiga yaitu untuk syarat pengajuan suatu program seperti beasiswa, maupun pekerjaan.
Ciri-ciri Essay
Untuk lebih mudah dalam memahami serta menulis essay, maka berikut merupakan ciri-ciri essay yang perlu kita perhatikan sebelum kita memulai untuk menulis essay:
- Suatu Essay memiliki bentuk prosa dan menggunakan bahasa yang digunakan berkomunikasi dalam keseharian.
- Essay merupakan karangan yang singkat sehingga bisa habis dibaca dalam satu kali kesempatan.
- Struktur essay tidak selalu yang utuh, sifatnya yang subjektif membebaskan penulis untuk mencantumkan poin-poin pokok saja.
- Meskipun esai bentuk strukturnya tidak utuh namun di dalamnya tetap harus ada pendahuluan, pengembangan, dan juga penutup.
- Esai memiliki sifat individu, sehingga di dalamnya berisi ungkapan, sikap, dan pikiran dari penulisnya sendiri.
Tips Menulis Essay Beasiswa
Tahap Perencanaan
Merancang Essay Jauh-jauh Hari
Anda harus merencanakan essay apa yang akan dibuat, dan tema apa yang bakal dibahas. Tips pertama untuk Anda, pastikan diri Anda memiliki cukup waktu sebelum mencapai deadline dari semua beasiswa yang ingin Anda ajukan. Anda dapat membuat kalendar pribadi, sehingga tidak terburu-buru dalam membuat essay dan kualitas essay anda akan tetap baik.
Mengenali Pembaca dan Mengikuti Instruksi Sesuai Persyaratan Beasiswa
Setelah mengatur jadwal untuk membuat essay, langkah berikutnya Anda harus menentukan audiens dan hal-hal apa saja yang penyedia beasiswa inginkan sesuai dengan kriteria dari persyaratan yang ada.
Memilih Tema yang Sesuai
Pada umumnya pihak pemberi beasiswa akan memberikan satu tema besar untuk menulis essay beasiswa. Langkah paling mudah, cobalah untuk memilih topik yang Anda sukai atau yang menarik minat Anda.
Tahap Penulisan
Membuat Struktur Essay
Tulisan essay memiliki struktur. Anda bisa membagi beberapa tulisan Anda menjadi pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Anda juga dapat menambahkan sub judul guna membantu dalam menjelaskan sudut pandang Anda.
Melakukan Perkenalan serta Branding Diri yang Kuat dan Menggugah
Pendahuluan adalah bagian penting yang menarik pembaca ke dalam essay Anda dan meyakinkan mereka untuk melanjutkan membacanya, anda bisa memulai dengan sedikit memberikan cerita yang mengejutkan/menarik di baris pertama.
Setelah itu, Anda harus menjabarkan semua argumen Anda dengan narasi yang baik dan konsisten pada bagian pembahasan. Selain itu, jangan lupa menunjukkan “emosi” yang dapat membantu pembaca melihat Anda sebagai pribadi, bukan sebagai penulis tanpa wajah.
Membuat Kesimpulan yang Baik
Jangan hanya kesimpulan yang biasa dan monoton, hal ini akan membuat pembaca menjadi bosan. Tidak ada salahnya Anda menulis essay yang menarik perhatian dari huruf pertama hingga kesimpulan terakhir. Salah satu caranya yaitu meninggalkan sebuah pertanyaan yang menarik pada bagian kesimpulan untuk membuat pembaca memikirkannya.
Tahap Penyuntingan
Cek Kembali Data dan Tulisan Essay
Anda dapat membaca dan mencermati kembali isi essay. Cek apakah ada penulisan kalimat yang kurang, atau penempatan data serta fakta yang tidak tepat. Mulailah dengan membaca essay sampai Anda benar-benar merasa yakin.
Melakukan Cek Ulang Untuk Menghindari Typo
Hal ini menjadi masalah yang sering dihadapi penulis. Meski Anda cakap merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang menarik, typo akan merusak semua itu. Cek kembali apakah masih terdapat kata-kata yang typo dalam penulisannya. Anda juga dapat menggunakan tools agar penulisan anda lebih sempurna.
Langkah-langkah dalam Membuat Essay
Menyusun essay memang tidak mudah namun bukan berarti sangat sulit. Untuk mempermudah penulisan essay, kita dapat mengikuti langkah-langkahnya seperti berikut :
- Menentukan tema atau topik yang ingin penulis bicarakan.
- Membuat outline atau garis besar dari topik yang telah kita tentukan agar pembahasan terfokus.
- Menuliskan pendapat sebagai penulis dengan singkat dan padat namun jelas.
- Mulai menulis tubuh esai dan bisa dimulai dengan memilih poin-poin penting yang akan dibahas.
- Menyusun paragraf pertama yang nantinya berperan sebagai pendahuluan.
- Menyusun bagian kesimpulan, dan menjadi bagian penting karena saat menulis opini maka wajib memberi kesimpulan di akhir.
Contoh Essay Beasiswa
1. Essay Beasiswa Unggul Kemendikbud
Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia
Oleh: Raymond Alfonso Parsaoran
Penulisan esai dengan judul “Aku Generasi Unggul Kebanggaan Bangsa Indonesia” ditujukan untuk pemenuhan syarat pengajuan beasiswa Unggul Kemendikbud tahun 2017.
Saya memiliki nama lengkap Raymond Alfonso Parsaoran dan merupakan anak ke-2 dari tiga bersaudara. Saya lahir di ibukota Indonesia, yakni di Jakarta pada 5 Maret 1998 dan sekarang sedang menimba S1 Ilmu Hukum di Universitas Pembangunan Veteran Jakarta.
Ingin Kuliah di Perguruan Tinggi Negeri
Tempat saya menempuh pendidikan S1 Ilmu Hukum termasuk ke dalam salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Jakarta. Secara umum orang beranggapan bahwa para mahasiswa yang bisa masuk ke PTN adalah orang-orang pintar. Saya pribadi, memiliki kisah perjuangan keras untuk bisa masuk ke PTN ini.
Banyak sekali hambatan dan kegagalan yang saya dapatkan selama proses berjuang masuk ke PTN. Salah satunya ketika gagal mengikuti SNMPTN karena tidak termasuk ke dalam 75% siswa terbaik di SMA.
Kegagalan ini membuat saya bisa belajar banyak hal, salah satunya terus berjuang untuk meningkatkan prestasi. Sebagai upaya untuk bisa meraih mimpi saya kuliah di PTN, maka saat jalur SBMPTN dibuka saya mencoba mengikutinya di beberapa PTN. Seperti di Universitas Brawijaya dan juga di UI.
Siapa sangka di kedua PTN tersebut saya juga mengalami kegagalan. Saya kemudian tidak pantang menyerah dan terus belajar dan terus belajar. Meskipun orang-orang terdekat saya memberi saran untuk masuk ke PTS, namun hati saya bergeming dan tetap ingin berjuang masuk PTN sampai titik darah penghabisan.
Kesempatan pun datang dari Universitas Pembangunan Veteran Jakarta, yang membuat saya lulus S1 Ilmu Hukum. Keberhasilan saya masuk ke Universitas Pembangunan Veteran adalah keberhasilan yang tertunda. Sekaligus menjadi bukti bahwa saya bisa mewujudkan mimpi kuliah di PTN.
Alasan Memilih Program Studi Hukum
Alasan kenapa saya memilih program studi Ilmu Hukum adalah karena saya memang menyukai bidang hukum. Lewat pilihan ini pula saya ingin memberikan kepastian hukum yang adil kepada masyarakat luas. Sekaligus berupaya untuk melunturkan stigma bahwa hukum itu “tajam ke bawah dan tumpul ke atas”.
Saya pribadi masih merasa sedih dengan kondisi hukum yang ada di Indonesia, yang mana masih termasuk kategori buruk. Lewat latar belakang inilah saya berkeinginan untuk tekun mempelajari ilmu hukum selama kuliah. Sehingga ilmu ini bisa saya terapkan untuk membantu memperbaiki kondisi hukum di tanah air.
Meskipun sulit, namun saya yakin pasti bisa. Apalagi saya juga meyakini bahwa di masa mendatang akan ada lebih banyak lulusan Ilmu Hukum yang memiliki visi dan misi sama seperti saya. Sehingga kedepannya hukum di Indonesia akan terus membaik dan tercipta keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
2. Essay Beasiswa LPDP
Peranku Bagi Indonesia
Saya adalah orang yang banyak menerima dibandingkan memberikan karena lahir dan besar di keluarga yang sederhana. Salah satu hal yang saya terima dari negeri ini adalah pendidikan, di mana saya dapat menempuh pendidikan hingga S1 di UIN Jakarta berkat beasiswa Bidikmisi, dan hal tersebut telah mengajarkan saya arti dari pemberian yang harus dipertanggungjawabkan bagi sesama.
Menganggap mengajar adalah hal yang menyenangkan karena selalu mengasah ilmu dan komunikasi, saya melanjutkan kegiatan mengajar ketika menjadi mahasiswa di UIN Jakarta, untuk mejadikan diri ini lebih bermanfaat sesuai dengan “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”. Sehingga saya memutuskan untuk bergabung sebagai relawan pengajar, Mobil Kelas Berjalan (MKB) di mana kami bergerak bersama untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung dalam hal ekonomi dan mereka yang kehilangan kesempatan belajar karena harus bekerja sebagai pemulung, serta membantu anak-anak yang kurang mampu dalam memenuhi biaya sekolah dengan mencarikan donatur ke beberapa lembaga pengelola zakat. Di sisi lain, saya juga mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Bogor dan Jogjakarta selama sebulan.
Peran di Masa Lalu
Selepas kuliah dengan beasiswa Bidikmisi, menyadarkan saya akan tanggungjawab kepada negara yang sudah memberikan beasiswa, sehingga saya memutuskan untuk mengabdikan diri selama setahun di daerah tertinggal sebagai wujud rasa syukur dan terimakasih kepada republik ini. Saya mendapat tugas sebagai Pengajar Muda di Desa Muning Dalam, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan melalui Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, di sana saya melakukan pemberdayaan masyarakat, mengajar di sekolah dasar, serta pelibatan masyarakat untuk merubah entitas perilaku dan sama-sama menyadari bahwa pendidikan adalah tanggungjawab kita bersama. Tinggal bersama masyarakat di daerah terpencil yang jauh dari akses transportasi dan komunikasi, mengharuskan saya membina hubungan positif dengan banyak pihak dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Saya mengajak masyarakat untuk terlibat aktif dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, pelatihan guru-guru kreatif di kecamatan, pembinaan ekstrakurikuler di sekolah, dan pelatihan untuk murid berbakat dalam bidang sains, olahraga, dan seni.
Selain itu, saya bersama Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) melakukan inisiasi lokakarya dengan tema Kegiatan Bermain dan Belajar (KBB) untuk meningkatkan kualitas guru-guru dalam hal pembelajaran. Materi yang kami sampaikan terkait pembelajaran kreatif yang berbasis lingkungan yang dikelola oleh guru-guru pembelajar di kecamatan. Saya juga menginisiasi adanya pelatihan kesenian daerah seperti tari tradisional, menyanyi lagu daerah, dan berbalas pantun untuk meningkatkan pengenalan dan pengamalan budaya daerah. Selain suskses dengan menggerakan K3S dan KKG, saya juga mengajak guru serta penggerak lokal yang berlatar belakang dari berbagai profesi untuk melaksanakan Kelas Inspirasi, di mana kami bergerak bersama untuk mewadahi para profesional agar bisa berkontribusi bagi pendidikan di sekolah dasar di kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Peran di Masa Sekarang
Meskipun saya telah menyelesaikan pengabdian sebagai Pengajar Muda di kabupetan Hulu Sungai Selatan, namun saat ini saya masih terlibat aktif untuk membina gerakan sosial pendidikan di sana melalui Kelas Inspirasi. Saya mengajak berbagai pihak agar mau berkontribusi dan turun tangan langsung ke sekolah dasar dengan mengajarkan profesi mereka selama sehari. Beberapa pihak yang saya ajak ialah pemuda lokal, pemerintah terkait, para profesional, dan relawan-relawan pendidikan dari berbagai provinsi.
Peran di Masa Depan
Dari semua proses yang telah saya jalani, menjadikan saya pribadi yang lebih peka terhadap masalah sosial di tengah masyarakat. Termasuk masyarakat di perkotaan yang masih berkutat dengan masalah kemacetan, sehingga saya bermimpi bahwa suatu hari Indonesia mampu menghadirkan transportasi massal yang aman, nyaman, cepat, dan terjangkau sesuai dengan semangat nawacita ketiga, di mana membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Sebagai lulusan Fisika Material, saya ingin bekerja bagi masyarakat dan negara ini di PT. Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, divisi Reseacrh and Development, di mana saya bisa mengembangkan sistem pelapisan pada rel kereta agar tidak terjadi oksidasi dan korosi sehingga Jakarta bisa memiliki trasnportasi massal yang baik, namun untuk mewujudkan itu semua, saya harus belajar lebih dalam lagi mengenai Fisika Material, khususnya sistem pelapisan di The University of Manchester guna mendukung kemampuan akademis dan pengalaman saya.
Baca juga: Contoh Essay LPDP dan Cara Membuat yang Benar!
3. Essay Beasiswa KSE
Esai Seleksi Beasiswa Karya Salemba Empat
Oleh: Riska Sitanggang
Alasan Pemilihan Jurusan
Beberapa hari sebelum finalisasi SNMPTN, saya dengan modal nekat memilih jurusan Ilmu Komunikasi USU sebagai pilihan pertama diikuti dengan Kesehatan Masyarakat USU dan Pendidikan Bahasa Jerman UNIMED. Dengan niat dan rasa percaya akan apa yang saya yakini bila dibarengi dengan usaha dan doa. Akhirnya saya dapat lulus seleksi SNMPTN di jurusan Ilmu Komunikasi USU. Alasan saya memilih program studi Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatera Utara, dikarenakan setelah saya browsing, ternyata jurusan ini merupakan salah satu jurusan paling banyak peminat dan terfavorit di Medan. Lalu, alasan kedua dilatarbelakangi oleh sering timbul rasa jenuh dalam menekuni bidang eksakta yang cenderung menuntut siswa untuk berkutat lama-lama dengan angka. Kemudian diikuti oleh alasan ketiganya yaitu kesesuaian antara minat (passion) dan kemampuan (ability) diri , khususnya bidang menulis dan saya menyukai hal-hal baru dengan spesifikasi nilai tantangan yang kuat.
Dalam hal ini, tantangan kuat yang saya maksudkan adalah kemungkinan-kemungkinan yang akan saya jalani saat terjun di lapangan. Seperti bertemu orang-orang baru, menambah wawasan pengetahuan baru, dan tentunya dapat bermanfaat dengan berbagi ilmu ke sesama. Suatu kesempatan baik menjadi bagian dari keluarga Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara. Hal ini mengetuk hati saya untuk senantiasa bersyukur karena kesempatan tidak datang dua kali dengan hal yang sama dan rezeki setiap manusia sudah di atur sedemikian rupa. Sehingga saat mendapat amanah dengan status sebagai seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Sumatera Utara ini merupakan hal yang tidak akan saya sia-siakan. Setiap tempat adalah sekolah dan setiap orang adalah guru.
Alasan Kebutuhan Beasiswa
Setelah terhitung satu tahun lebih menempuh pendidikan di Ilmu Komunikasi USU, saya berkecimpung di organisasi-organisasi intra kampus dan ekstra kampus. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi diri dengan sistem bertukar pikiran (sharing) dengan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Seiring berjalannya keaktifan menjadi mahasiswa yang tidak hanya ‘kuliah-pulang’. Tidak dapat dipungkiri membutuhkan finansial tambahan seperti biaya pengeluaran tidak terduga untuk mendukung kelengkapan fasilitas belajar dan implementasi ide-ide kreatif. Dari segi penuntutan diri untuk terus mendalami dunia jurnalistik dan menulis, saya juga membutuhkan finansial untuk kebutuhan buku bacaan dan referensi lain yang mendukung. Selain itu, nantinya beasiswa ini akan menjadi tabungan saya dalam hal memupuk keperluan semester akhir yaitu skripsi. Sehingga, tidak menambah beban pengeluaran Ibu saya. Setiap anak selalu memiliki impian untuk membahagiakan orang tua. Tanggung jawab untuk pendidikan bukanlah semata-mata milik orang tua, tetapi juga milik si pengejar ilmunya.
Jangka Panjang (Visi) Setelah Lulus Kuliah
Nantinya setelah lulus menjadi Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom), saya mempunyai cita-cita menjadi seorang komunikator yang baik dan handal terutama di bidang jurnalistik. Kelanjutannya mengarah kepada dunia media dan karakter personal seorang jurnalis yang memiliki kredibilitas baik. Jurnalis yang tidak hanya mengutamakan kemampuan berbicara saja tetapi mempunyai kemampuan berbahasa, beretika, menguasai konsep dan memiliki kompetensi di bidang komunikasi berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Menjadi seorang jurnalis juga perlu memiliki keahlian menulis yang baik. Hal itu menjadi tantangan setiap kali saya menghasilkan sebuah tulisan dengan terus menerima koreksi, kritik dan saran dari siapa saja.
Sebagai batu loncatan pembelajaran, setelah sarjana saya menyiapkan dua rencana yang ingin saya tempuh. Pertama, ingin meniti karir secara profesional di bidang jurnalistik dan editor. Dalam hal ini, saya berkeinginan untuk membuat sebuah publishing house untuk anak-anak usia sekolah berkebutuhan khusus tapi berbakat menulis. Kedua, melanjutkan pendidikan S2 ke Jerman dan mengambil peminatan Komunikasi Pembangunan ataupun Jurnalistik. Selesainya pendidikan itu, saya ingin melanjutkan langkah menjadi tenaga pendidik. Dengan pengalaman-pengalaman yang saya miliki, setidaknya hal itu dapat saya bagikan kepada para mahasiswa saya nantinya. Sehingga teori yang saya berikan memang berdasarkan pengalaman nyata saya saat di lapangan dan ilmu yang saya peroleh selama ini tidak hanya berhenti untuk diri saya sendiri.
Pilihan Pengembangan Diri
Namun sejauh dan sehebat apapun manusia, memang benar tidak ada manusia yang sebegitu cerdas dan sebegitu hebat. Oleh karena itu saya tidak akan berhenti untuk terus belajar dan berusaha. Mencoba lebih banyak mendengar dan melakukan pengembangan diri. Terkait usaha pengembangan diri, saya pribadi lebih senang dengan kegiatan sejenis pelatihan kepemimpinan (leadership) dan career coaching. Pelatihan kepemimpinan padat dengan materi-materi dan pemahaman praktis dari mereka yang sudah ahli pada bidangnya sehingga mampu memotivasi dan menumbuhkan jiwa-jiwa muda intelektual penuh semangat berkarya. Sedangkan untuk career coaching memiliki daya tarik dengan kegiatan berbentuk praktek untuk menciptakan para profesionalis muda dalam mengembangkan karya yang sudah ada dengan inovasi kreatif.
Alasan Apply Beasiswa KSE
Segala niat, usaha dan doa akan membawa setiap pengejar mimpi menemukan titik keberhasilannya. Oleh karena itu, saya mengajukan beasiswa Karya Salemba Empat Tahun Akademik 2016-2017. Selain akan terbantu dari sisi ekonomi, dalam beasiswa ini juga terdapat berbagai pelatihan dan kegiatan untuk mengembangkan diri seperti pelatihan kepemimpinan, pembinaan wirausaha muda, jaringan komunikasi dan kerjasama yang baik. Beasiswa Karya Salemba Empat ini merupakan salah satu penyedia beasiswa dengan akreditasi baik. Pelatihan-pelatihan yang diberikan turut menjadi daya tarik bagi saya dalam mengajukan beasiswa ini. Semoga dapat berkarya bersama-sama lebih baik lagi dengan beswan KSE lainnya.
4. Essay Beasiswa dalam Bahasa Inggris
Going Merry Scholarship Success Story by Gabby DeMott
ESSAY PROMPT: Discuss an accomplishment, event, or realization that sparked a period of personal growth and a new understanding of yourself or others.
“There were only a few minutes to go and our eyes were glued to the screen. On the edge of our seats, clutching whoever happened to be next to us, we watched as the referee blew his whistle and the German players took their free kick. The ball was hit with precision and skill; it flew up over the Swedish players, past their goalie, and was caught safely in the back of the opposing team’s net. We all jumped up and screamed, a mixture of German and English, of excitement and relief, of pride and anticipation.
We stood, enraptured, for the last several minutes of the game as Germany kept its 2-1 lead over Sweden. The horde of us, Germans and Americans alike, hugged and cheered and made our way out onto the balcony, where we chanted “Deutschland! Deutschland! Deutschland!” for the whole village, the whole country, the whole world to hear. Never have I felt so accepted while being an outsider, so proud of a country that isn’t even mine, so part of something I didn’t really belong to.
My German friends didn’t care that we were from different countries; they didn’t care that we would only be staying for three weeks. They accepted us into their homes and their daily lives, their traditions and their celebrations. In watching that World Cup game, it didn’t matter that we were from different places; we were all cheering for the same team. The acceptance I felt in Germany extended beyond that living room. I came to the country on a three week exchange with ten other students from my school.
We each stayed with host families and attended the Wildermuth Gymnasium, which was surprisingly accommodating to a gaggle of loud American teenagers. The teachers were friendly and welcoming, the students treated us like ordinary peers, and even the people I interacted with in public were understanding.
Before coming to Germany I feared judgment based on my level of the language (which is nowhere near as good as the German students’ English) and American politics. It was intimidating to be in a country with limited knowledge of the language and the customs, even though everyone was welcoming. People did ask myself and the other students about the US’s political climate, but no one blamed us for it. They recognized that we were outsiders, that the place we came from had flaws, and they accepted us anyway.
Since that trip, I’ve found myself trying to provide that acceptance to people in my own country. For example, I work at a canoe livery and we receive a lot of visitors with limited English. Some of my coworkers will avoid such customers because they don’t want to take the time to explain things, to exercise patience with someone who may not understand them. If people had done this to me in Germany, my time there would have been much less enjoyable; in fact, I would have been offended.
So now when someone walks up to me at the livery and asks a question in English that isn’t perfect, I smile and welcome them. I take my time to make sure they understand, that they can have a good time, and that they feel accepted. It’s a small action, but I know firsthand that it can make a big impact, at my place of work and in the world.“
Baca juga : Contoh Essay Bahasa Inggris dan Format Penulisannnya
5. Essay Beasiswa Student Exchange
자 기 소 개 서
(Personal Statement)
Study abroad become my dream since I at junior high school, I am the one that love seeing new place, meet new people and study at different place. That’s why from the first time I enter senior high school, I maintain my position on first rank for all semesters. Then I enter English Debating Society to improve my ability in English skill. Join so much competition and win most of that. Join some organization and being a leader for them. So I spend 3 years with full of activity to reach my dream, study abroad.
Then why Korea ? First time I know Korea is from the serial movie “ Jewel in the Palace” on television, the story of Jang Geum, look at your history, your art, your culture, and your dish make me falling in love at the first sight. Then I collect lot’s of information about your country, I see much development, great movement at industry and technology. I really want to study at Korea.
I born in simple family, we are not rich, we are not poor. Grow up in education background family ( My father work at Ministry of Education in Bengkulu city and my mother is a teacher ) make me give a highest place for education. And that’s why I always be on the top position in my class.
And about my education background, my elementary school is elementary school number 19, I have lot of friends there so smart, and that is the first time for me to feel the taste of competition, and think I gonna like it, because I always want to be the best. Junior high school number 4 is my next step, for this time my dad give me full authority to choose any school that I want, so I choose the favorite school at my province, and I handle all of the requirement and do all selection process. In this place I learn how to socialize, make friends, be a leader. And I like to lead community on the way that I want, to the best way, and I know that I really like to be a leader.
Next school is Senior High School number 2, that is the best school at my region. This is the place where I grow up much soft skill, like speaking at the public place, fast think and fast response, influence people, be a leader, smart study way, writing skill and much more. I already use my time effectively this time and I get the best result too. Then after graduation, I not follow any selection process to enter any university in Indonesia, just take scholarships program, to get my dream, study abroad.
I had much significant experience that give big influence to me, first is being a vice leader of OSIS in Junior high school, that teach me some skill of how to socialize and be a leader. Second is when I join Debating Club at senior high school, that club give me public speaking, critical thinking, logical flow and of course English communication skill. Third is when my teacher give a task to write article for science event, then I being a winner, that moment make me love writing and keep write for lot of competition. Fourth is when I be a leader of student organization, OSIS, in senior high school, plus a leader for programmer club and English debating society too.
From this experience I learn how to manage my time, manage my team, and manage myself too. I acquire leadership skill that so valuable for me. Fifth is when my little brother died because of a sickness, I feel so bad on that time, and at this time I get the idea of caring, to help all people around me. And the last is when I get fail on some competition I face, I learn that I can get much knowledge when I fail, then I can get up then do the best for next time.
I active at programmer club, at English debating club, and at Student organization ( OSIS ). I get much award on the debating like student exchange to japan, NSDC 2010, etc. for writing I be the first winner at BLC University of Indonesia, second winner at STEI Tazkia Bogor, and much more. For programming I am the representative of my city on OSN ( National Science Olympiad ). And for organization, I get much award from school for my high dedication.
I believe better for us to meet each other, so you can see all of potency that I had.
Itulah beberapa tips dalam menulis essay beasiswa beserta contohnya. Jangan lupa untuk memahami terlebih dahulu persyaratan serta jenis beasiswa yang akan kita pilih. Semangat untuk mengejar pendidikan yang tinggi kawan-kawan! Jangan lupa tinggalkan kritik, saran, serta komentar pada artikel ini. Apabila kalian memiliki request mengenai hal apa yang perlu kita bahas, kalian bisa meninggalkan komentar di bawah ini. Semoga bermanfaat! 🙂
Baca juga :