MENDISAIN KOPER TEDI (KOMITMEN PADA PERATURAN
TERTIB DISIPLIN) SEBAGAI ALTERNATIF PENGELOLAAN
KELAS
Oleh:
Taufik Hidayat
11120234/3E
PGSD
E-mail:
[email protected]
Abstrak
Artikel
ini berisi tentang bagaimana mendisain Koper Tedi (Komitmen Pada Peraturan
Tertib Disiplin) sebagai alternatif pengelolaan Kelas. Tujannya yaitu untuk
deskripsikan secara rinci cara mendisain koper tedi disertai dengan contohbuku
saku koper tedi dalam pembelajaran.
Pendahuluan
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
proses belajar mengajar, salah satu faktor tersebut adalah keterampilan dasar
seorang guru dalam mengelola kelas. Seorang guru yang terampi
l dalam mengelola
kelas dapat menjaga kondisi yang kondusif sehingga peserta didik dapat belajar
dan mencapai prestasi belajar yang baik, namun sebaliknya kelemahan dalam pengelolaan kelas membuat kondisi kelas
menjadi kurang kondusif sehingga peserta didik tidak dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik.Dalam hal inikepekaan dan ketrampilan guru sangat dibutuhkan,untuk
dapat merubah suasana tidak kodusif tersebut menjadi lebih kodusif, karena itu
sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar seorang guru harus melakukan
serangkaian perencanaan pelaksanaan kegiatan dengan cermat. Salah satu
perencanaan yang harus dilakukan guru adalah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Kegiatan-kegiaanyang disusun dalam RPP diharapkan dapat melibatkan
peserta didik secara aktif, sehingga terjadi interaksi yang baik antara guru
dengan peserta didik dan sumber belajar yang digunakan. Segala kondisi pada
saat pembelajaran dapat saja tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat
sebelumnya. Diantaranya adalah suasana kelas yang sudah mulai tidak kondusif
dan kurang efektif.Tanda bahwa suatu proses
belajar-mengajar sudah tidak kondusif lagi adalah apabila peserta didik sudah
mulai melakukan apa yang mereka inginkan tanpa menghiraukan aturan-aturan yang
berlaku. Sebagai contoh peserta didik
masih ditakut-takuti dengan hukuman atau dikatakan tidak akan naik kelas bila tidak mengikuti
aturan yang berlaku.
Sebenarnya bentuk ancaman-ancaman seperti contoh di
atas akan berdampak tidak langsung terhadap aktivitas peserta didik dan
tugas-tugas yang sedang mereka kerjakan. Walaupun disisi lain bentuk ancaman
terhadap peserta didik yang tidak tertib tersebut akan membuat anak menjadi
lebih disiplin dengan mengerjakan tugas-tugasnya.Tetapihal tersebut tidak sesuai dengan
teori behaviorisme tentang reinforcement (stimulus) dalam classical
conditioning yaitu “bila penguatan ditambahkan (positif reinforcement) maka
respon akan semakin kuat, namun jika penguatan dikurangi (negative
reinforcement), missalnya karena adanya hukuman (punishment) maka respon akan
semakin lemah”. (Suyono 2011 : 58-59).
Lebih jauh teori pembelajaran humanistik menjelaskan bahwa tujuan belajar
adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si
pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Dengan menerapkan teori humanistik ini diharapkan para
peserta didik dapat belajar lebih ikhlas, rajin dan mandiri.
Feneomena
seperti itu juga terjadi di tempat kelompok belajar yang penulis tangani, jadi di tempat kelompok belajar tersebut
ketika penulis bertindak sebagai seorang pengajar (guru) dan melakukan pemebelajaran,
anak-anak tidak mau memperhatiakan apa yang sedang diterangkan oleh pengajar,
lebih lanjut lagi ketika pengajar meminta anak untuk berdiskusi dengaan
kelompok, anak didik tersebut tidak mau untuk berkelompok, banyak alasan yang
mereka berikan ketika guru meminta anak untuk berkelompok dengan temannya,
seperti tidak suka dengan teman kelompoknya, ingin kerja sendiri bahkan ada
yang berdiam diri saja.
Atas dasar
masih belum kondusifnya proses belajar mengajar inilah, penulis berpendapat
bahwa perlunya alternatif penanganan kelas yang dapat menciptakan pembelajaran
yang kondusif. Oleh karena itu,penulis mencoba untuk mengangkatKoper Tedi (Komitmen Pada Peraturan
Tertib Disiplin) Sebagai
Alternatif Pengelolaan Kelas.
Koper Tedi
ini muncul didasarkan atas Pendekatan Resep. “Pendekatan resep (cook book) ini
dilakukan dengan memberi satu daftar tindakan yang dapat menggambarkan apa yang
harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam meriaksi semua
masalah atau situasi di kelas”. (Djamarah. 2006: 180).
Atas
uraian-uraian diatas maka timbul pertanyaan bagaimana mendisai Koper Tedi dalam
usaha untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif. Dan tujuan dari artikel
ini yaitu untuk mendeskripsikan bagaimanakah cara untuk mendisain Koper Tedi
sebagai alternatif pengelolaan kelas.
Pengaruh komitmen ini diperkuat oleh
penelitianyang dilakukan oleh Sri Wahyuni, SE yang berjudul pengaruh komitmen organisasi dan kreativitas
dalam proses belajar mengajar menggunakan metode quantum teaching terhadap
disiplin kerja pada organisasi pendidikan x. menyatakan bahwa Analisi
regresi berganda menunjukkan bahwa kontribusi komitmen organisasi terhadap
disiplin kerja F= 34.585 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05).
Hal ini menunjukkan hasil koefisien regresi adalah signifikan. Maka hipotesis 1 diterima, yaitu terdapat
pengaruh komitmen organisasi terhadap disiplin kerja. Komitmen organisasi
memberikan sumbangan relatif atau pengaruh terhadap disiplin kerja, yaitu
sebesar 32,1%. Sejalan dengan hal itu maka komitmen sangat dibutuhkan dalam
pembelajaran.
Pembahasan
1.
Mendisain Koper Tedidalam Pembelajaran
Disain Koper Tedi disusun dengan maksud untuk mentertibkan dan
mendisiplinkan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Sebagai suatu pola
perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi sistem pengajaran. Disain
disusun dengan memperhatikan perbedaan siswa, sehingga setiap siswa dapat
belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dalam mendisain Koper tedi ini ada beberapa unsur yang harus diperhatikan:
a.
Peraturan dan tata tertib
Peraturan dan tata tertib memiliki
tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu :
a)
Perbuatan atau prilaku yang diharuskan ada atau
dilarang untuk dilakukan.
b)
Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku
atau pelanggar peraturan.
c)
Cara atau prosedur menyampaikan peraturan terhadap
subjek yang dikenai peraturan.
b. Pembuatan Rancangan
Koper Tedi
Koper tedi ini
disusun oleh guru bersama seluruh siswa dalam kelas, dalam kegiatan tersebut
guru memberikan komitmen-komitmen yang harus dimiliki siswa dengan memberikan
peraturan-peraturan terhadap siswa, namun dalam hal ini siswa memiliki hak
untuk menolak peraturan yang diberikan guru dengan memberikan alasanya yang
logis. Hak anak menolak ini ditujukan agar anak merasa memiliki atas
peraturan-peraturan yang dibuat. Dengan rasa memiliki terhadap peraturan
tersebut anak akan memiliki komitmen
atas peraturan yang telah mereka buat bersama-sama.
2.
Buku Saku Koper Tedi dalam Pembelajaran
Buku saku Koper tedi ini
merupakan buku panduan kepada guru untuk menerapkan Koper Tedi (Komitmen
Peraturan Tertib Disiplin), yang dibuat penulis dari hasil penelitian. Koper
Tedi ini berisi langkah-langkah bagaimana menerapkan Koper Tedi dalam
pembelajaran, beserta butir-butir Koper Tedi yang dapat diterapkan didalam
kelas. Berikut diskripsi langkah-langkah Koper Tedi secara singkat.
Dalam pelaksanaan Koper Tedi
pada sebuah pembelajaran berikut lankah-langkah yang harus dilakukan oleh
seorang guru dalam penerapan Koper Tedi:
a.
Guru membuat komitmen-komitmen yang akan diajukan
terhadap siswa saat diskusi pembuatan Koper Tedi. Didalamnya berisi peraturan
dan tata tertib.
b.
Guru meminta perhatian dari siswa diawal pembelajaran
bahwa hari ini kita akan membuat Koper Tedi, yaitu komitmen tentang peraturan
tertib dan disiplin yang harus dimiliki siswa.
c.
Guru menjelaskan makna dan tujuan dari Koper Tedi yaitu untuk kebaikan siswa sendiri, bahwa
dengan memiliki Koper Tedi anak menjadi lebih tertib serta disiplin dan dapat
mencapai prestasi belajar dengan mudah. Penjelasan ini sangat penting karena
pada tahap penjelasan inilah guru harus dapat memberikan gambaran terhadap siswa akan betapa pentingnya Koper Tedi.
d.
Guru menjelaskan bahwa Koper tedi ini merupakan
peraturan yang dibuat oleh siswa, guru hanya mengajukan peraturan-peraturan
demi kebaikan siswa, sementara siswa boleh mensetujui dan boleh menolak
peraturan yang diajukan guru dengan memberikan alasan yang sesuai.
e.
Setelah pemahaman Koper Tedi terhadap siswa selanjutnya
guru mulai untuk mengajukan Koper Tedi yang telah disusun/dibuat sebelumnya.
Berikut butir-butir Koper Tedi, diantaranya:
a) Perbuatan atau
prilaku yang diharuskan ada atau dilarang untuk dilakukan:
·
Hadir di sekolah paling lambat 5 menit sebelum
bel tanda masuk berbunyi.
·
Jika terlambat minta ijin kepala sekolah/yang
mewakili (Wakasis/Koor.BK) sebelum masuk kelas.
·
Memberi keterangan yang jelas (Surat Keterangan/surat
Izin) dari orang tua atau wali jika berhalangan hadir.
·
Menjunjung tinggi nilai kesopanan, serta hormat
kepada semua guru, karyawan dan semua teman.
·
Bertanggung jawab terhadap kebersihan kelas dan
lingkungan sekolah.
·
Berpakaian rapi, pantas, sopan dan bersih.
·
Mengatur rambut dengan rapi. Batas rambut putra
diatur oleh sekolah.
·
Turun dari sepeda, kemudian mengatur dengan rapi
dan menguncinya di tempat parkir sepeda jika bersepeda..
·
Menjaga ketenangan, kenyamanan dan ketertiban
kelas.
·
Mempersiapkan perlengkapan belajar mengajar
sesuai dengan jadwal
.
b)
Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku
atau pelanggar peraturan.
·
Jika terlambat datang tetapi tidakminta ijin
kepala sekolah/yang mewakili (Wakasis/Koor.BK) sebelum masuk kelas, makadianggap
tidak masuk sekolah dan setibanya dikelas tidak diizinkan mengikuti pelajaran.
·
Jika siswa berhalangan hadir dan tidak membawa
surat ketarangan yang jelas maka siswa dianggap alfa.
·
Jika siswa tidak menjunjung tinggi sopan santun
kepada guru, karyawan dan teman, maka siswa akan mendapat kartu kuning (kartu
peringatan) jika tetap tidak sopan guru akan memberikan kartu ungu (pemanggil
orangtua siswa)
·
Jika siswa tidak bertanggung jawab atas
kebersihan kelas dan lingkungan sekolahnya maka siswa harus membersihkan kelas
dan lingkungan kelas hari itu juga.
·
Jika siswa tidak berpakaian rapi, pantas, sopan
dan bersih maka siswa mendapat kartu hijau yang artinya harus merapikan
pakaiannya diluar kelas, jika tetap tidak rapi maka siswa mendapat kartu merah
(siswa tidak diperkenankan mengikuti pembelajaran selama satu pertemuan)
·
Jika siswa tidak dapat mengatur rambut dengan
rapi maka siswa mendapat kartu hijau, jika tetap tidak rapi maka siswa mendapat
kartu merah.
·
Jika siswa tidak mengatur dengan rapi sepedanya
maka siswa akan mendapat kartu hijau artinya siswa harus segera merapikan
parker sepeda. Jika diulangi lagi maka siswa akan langsung mendapat karu merah.
·
Jika siswa tidak menjaga ketenangan, kenyamanan
dan ketertiban dikelas, maka pembelajaran akan dihentikan dan jika kelas tetap
tidak tenang dan tertib maka guru akan memberikan kartu merah bagi siswa yang
tidak tertib.
·
Jika siswa tidak menghargai mempersiapkan
perlengkapan belajar sesuai jadwal maka siswa akan mendapat karu kuning. Jika
kembali dilakukan maka siswa mendapat kartu merah.
Catatan
:
Kartu
Kuning : Peringatan kepada siswa untuk tidak mengulain kesalahan.
Kartu
Hijau : Siswa diminta untuk segera
memperbaiki kesalahannya.
Kartu
Merah : Siswa tidak diperkenankan mengikuti pembelajaran selama satu pertemuan.
Kartu
Ungu : Pemanggilan orangtua untuk menemui wali kelas.
f.
Proses diskusi apakah Koper Tedi yang diberikan guru
disetujui oleh siswa atau tidak disutjui oleh siswa.
g.
Menentukan hal yang harus dilakukan setelah tanggapan
dari siswa:
a)
Ketika Koper Tedi disetujui maka dapat dilanjutkan
ketahap berikutnya.
b)
Ketika Koper tedi tidak disetujui maka kita bertanya
asannya:
·
Jika alasan yang dikemukakan siswa tidak relevan
maka seorang guru dapat mengarahkan atau memberika pemahaman kembali terhadap
siswa mengenai peraturan yang diberikan tersebut.
·
Jika alasan yang dikemukakan siswa dapat
dibilang tepat, maka guru tidak diperkenankan menggunakan salah satu peraturan
dalam Koper Tedi tersebut.
·
Jika alasan yang dikemukakan siswa dapat
dibilang tepat, maka guru dapat meminta anak untuk memberikan pendapatnya
mengenai peraturan yang baik untuk kelas mereka dan peraturan yang diusulkan
anak juga harus mendapat persetujuan dari siswa lain.
h.
Menuliskan segala peraturan yang telah dibuat
bersama-sama serta meminta tanda tangan dari setiap siswa yang menunjukan bahwa
Koper tedi tersbut merupakan persetujuan dari seluruh kelas.
i.
Untuk selalu mengingatkan mengenai Koper tedi yang
telah dibuat, guru dapat memajang Koper Tedi tersebut dikelas.
Penutup
Demi mencapai prestasi belajar yang maksimal guru
harus membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Namun walaupu begitu
terkadang kondisi mendjadi tidak sesuai dengan apa yang direncanakan dan
menyebabkan terjadinya suasana yang tidak kondusif dalam suatu pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan suatu alternatif cara yang dapat digunakan untuk
menjadikan pembelajaran lebih kondusif, Koper Tedi adalah salah satu cara tersebut.
Koper Tedi yang merupakan suatu komitmen peraturan tertib disiplin menawarkan pembentukan
komitmen peraturan yang langsung dibuat oleh siswa dengan guru itu dan di kelas itu juga.
Bagi guru diharapkan dapat menggunakan Koper Tedi
sebagai alternative pengelolaan kelas. Karena dengan menggunakan Koper Tedi
kita telah mengikuti teori pembelajaran humanistic yaitu memanusiakan manusia.
DaftarPustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. (2006) Strategi Belajar
Mengajar (edisi revisi). Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Suyono dan Haryanto. (2011). Belajar
dan Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Wahyuni, Sri. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kreativitas dalam Proses Belajar
Mengajar Menggunakan Metode Quantum Teaching Terhadap Disiplin Kerja