karyatulisku.com – Design thinking identik dengan inovasi, berpikir out-of-the-box, punya terobosan baru, dsb. Biasanya, kemampuan melakukan design thinking dibutuhkan pada pekerjaan yang berkaitan dengan desain produk, user experience, UX designer, arsitektur, dll. Design thinking tak hanya berlaku dalam pekerjaan tersebut, tetap juga dibutuhkan dalam bisnis. Berikut akan kita bahas mengenai tahapan serta contoh penerapan design thinking. Yuk kita simak!

Apa Itu Design Thinking?
Design thinking adalah proses yang dilakukan berulang dalam memahami user (pengguna), mempertanyakan asumsi mereka, dan mendefinisikan masalah yang user hadapi sehingga menghasilkan solusi alternatif. Design Thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah. Ini adalah cara berpikir dan bekerja serta kumpulan metode langsung.
Design Thinking sangat berguna dalam mengatasi masalah-masalah yang tidak jelas atau tidak di kenal, dengan melakukan reframing masalah dengan cara-cara yang berpusat pada manusia, menciptakan banyak ide dalam brainstorming, dan mengadopsi pendekatan langsung dalam pembuatan prototype dan testing. Design Thinking juga melibatkan eksperimen yang sedang berjalan: membuat sketsa, membuat prototype, testing, dan mencoba berbagai konsep dan ide.
Manfaat Design Thinking
1. Menjadi jembatan tujuan bisnis dan pengembangan kapasitas karyawan
Bicara soal tujuan bisnis, suatu perusahaan pasti mengejar keuntungan atau Return of Investment (ROI).
Kehadiran design thinking ini bermanfaat dalam proses penghematan pengeluaran perusahaan seperti pelatihan karyawan. Bukan hanya itu, design thinking pun bisa meningkatkan ROI perusahaan.
2. Dapat menciptakan ide-ide dan solusi yang inovatif
Design thinking berfokus pada pencarian solusi. Dengan menerapkan metode ini, akan menghasilkan banyak ide yang bisa di kembangkan. Ide tersebut akan membantu pengembangan perusahaan. Dalam meningkatkan produktivitas karyawan di perlukan pola pikir kreatif.
3. Design thinking berfokus pada solusi
Mayoritas perusahaan sangat menghargai experience yang di alami user. Demikian pula, design thinking yang berfokus pada experience karyawan dengan memberi mereka solusi yang sesuai dengan keadaan yang di hadapi. Konsep ini selaras dengan experiential learning yang di cetuskan oleh David Kolb.
4. Lebih efisien dan bisa diterapkan di berbagai bidang
Pendekatan yang solutif dari design thinking bisa digunakan di berbagai bidang dalam suatu perusahaan. Keberadaan perusahaan baik jasa maupun barang, pastinya tetap memerlukan feedback yang membangun dari user guna meningkatkan produk, jasa, dan layanannya.
5. Menciptakan loyalitas pegawai
Design thinking mampu menyediakan teknologi pembelajaran berkaitan dengan keseharian user. Dalam suatu organisasi, user yang dimaksud adalah karyawan. Karyawan ini membutuhkan suatu pelatihan sehingga mereka dapat menggunakan design thinking dalam menghadapi suatu masalah dan memberikan solusi yang solutif. Fokus pelatihan yang berpusat pada karyawan ini cenderung menumbuhkan loyalitas pegawai dalam perusahaan.
Karakteristik Design Thinking
1. Fokus pada Pengguna (User-Centered)
Fokus pada pengguna adalah keharusan dalam melakukan design thinking. Artinya, apapun solusi Anda harus berpusat pada kebutuhan pengguna. Khususnya untuk menyelesaikan masalah mereka.
2. Iteratif (Iterative)
Berikutnya, iteratif atau membutuhkan proses berulang. Design thinking menuntut Anda melakukan proses berulang dalam berinovasi sampai Anda mendapatkan solusi paling optimal.
3. Kreativitas Tinggi (Highly Creative)
Dalam design thinking, Anda bebas mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan solusi terbaik. Tapi jangan lupa, setiap ide kreatif Anda harus menerapkan elemen-elemen dalam design thinking.
4. Langsung (Hands On)
Tidak hanya teori atau sketsa saja, design thinking mengharuskan Anda melakukan pengujian ide produk secara langsung. Jadi, konsep produk Anda benar-benar di luncurkan ke calon pengguna untuk melihat bagaimana efektivitasnya.
Dengan mengadopsi design thinking, Anda mampu memahami kebutuhan calon konsumen dan menciptakan solusi yang efektif. Kenapa bisa begitu? Mari ketahui manfaat design thinking.
Tahapan Design Thinking
1. Empathize
Tahap pertama, lakukan pendekatan empati atau melihat masalah dari kacamata target konsumen Anda. Tujuannya, yaitu untuk mendapatkan pemahaman tentang kebutuhan mereka. Jadi, bukan asumsi belaka. Cara melakukan tahapan empati yaitu dengan melakukan riset. Riset apa sajakah itu? Silakan sesuaikan dengan konteks kebutuhan bisnis Anda:
- Riset pasar: kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan dengan target pasar;
- Riset keyword: menentukan kata kunci apa yang cocok digunakan di blog atau website Anda. Kata kunci juga bisa dipakai untuk mengetahui informasi apa yang banyak dicari target pasar;
- Riset produk: proses mencari informasi tentang suatu produk bisnis, baik dari sisi harga, kualitas dan persaingannya.
Untuk memudahkan riset, Anda bisa memanfaatkan berbagai tools sesuai kebutuhan. Misalnya, Google Trends untuk riset tren pasar, UberSuggest untuk riset keyword, survey review produk, dsb.
2. Define
Setelah mendapatkan data hasil riset, identifikasi dan analisa masalah serta kebutuhan target konsumen Anda. Saat melakukannya, ingatlah prinsip design thinking: user-centered (fokus pada manusia). Salah satu alternatif untuk mengidentifikasi masalah dengan tepat yaitu membuat buyer persona. Buyer persona adalah karakter fiktif yang merepresentasikan target konsumen bisnis Anda.
Kira-kira, inilah data yang Anda butuhkan untuk membuat buyer persona:
- Data pribadi;
- Tingkah laku;
- Kebiasaan saat berbelanja.
3. Ideate
Proses design thinking berikutnya, ideate. Pada fase inilah kreativitas Anda harus bekerja. Sehingga saat melakukan brainstorming ide, banyak inovasi yang keluar.
Cara brainstorming ide yang cepat dan efektif yaitu Anda bisa melakukan design sprint. Design Sprint adalah proses menciptakan produk dengan cepat dalam waktu lima hari. Contoh eksekusinya seperti ini:
- Senin: memahami masalah yang terjadi ketika akan membuat sebuah produk
- Selasa: memikirkan solusi dari masalah tersebut untuk membuat produk yang terbaik
- Rabu: memilih salah satu solusi dari berbagai pilihan yang didiskusikan dalam tim
- Kamis: menciptakan produk sesuai dengan solusi terbaik
- Jumat: menguji produk yang sudah diciptakan ke konsumen
Dari sekian banyak alternatif solusi, Anda harus memilih. Untuk menentukannya, silakan pertimbangkan tiga perspektif ini:
- Layak secara teknis: produk menjalankan fungsinya dengan baik;
- Layak secara ekonomi: perusahaan mampu mengeksekusi ide produk ke lapangan;
- Diinginkan oleh pengguna: produk memenuhi kebutuhan pengguna.
Jika sudah, Anda akan membuat prototype berdasarkan sketsa ide pada tahap berikutnya.
4. Prototype/Mockup
Setelah memiliki sketsa atau rancangan produk, kini saatnya membuat prototype ataupun mockup-nya. Nantinya, prototype/mockup ini akan Anda presentasikan ke tim.
Pertanyaannya, kenapa Anda dan tim butuh prototype/mockup?
Fungsi prototype dan mockup yaitu untuk memperjelas ide produk sehingga setiap pihak yang berkolaborasi dengan Anda lebih memahami konsep produk. Dengan begitu, eksekusi produk nantinya lebih lancar.
5. Test
Desainer akan secara ketat menguji seluruh produk dengan menggunakan solusi terbaik yang sudah diidentifikasi selama pembuatan prototype. Sekarang waktunya untuk melakukan pengujian. Tujuan dari pengujian ini untuk melihat respons user terhadap produk yang telah kamu buat. Namun sebelum ke sana, prototype yang sudah kamu buat harus dieksekusi ke bentuk yang lebih nyata, ya.
Hal yang perlu Anda hindari adalah menguji prototype yang sudah Anda buat hanya pada satu user saja. Cobalah uji pada beberapa target user dan buat perubahan yang sesuai.
Contoh Penerapan Design Thinking
1. Airbnb
Airbnb adalah layanan online yang menyediakan layanan penginapan. Mulai dari hotel, apartemen, sewa rumah, dsb.
Untuk memberikan customer experience terbaik, Airbnb terus meningkatkan kualitas pelayanan yang fokus pada manusia. Salah satunya lewat penguatan media visual.
Karena Airbnb paham bahwa konsumen ragu dengan gambar beresolusi rendah, perusahaan ini pun menyajikan foto-foto hotel yang apik. Mulai dari katalog yang detail, resolusi gambar tinggi, hingga deskripsi produk lengkap.
Alhasil, calon konsumen pun mendapat gambaran jelas tentang hotel meski hanya memesan via online. Tak heran, Airbnb mampu mendapat revenue hingga 3,378 miliar dan bahkan meningkat 4x lipat di tahun 2021.
2. Estonia
Contoh Design Thinking yang diterapkan dalam skala besar dapat dilihat di Estonia, negara pasca-Soviet. Proyek Estonia dikenal sebagai e-Estonia, sebuah rencana revolusioner yang berpotensi untuk mengubah negara dari negara tradisional menjadi masyarakat digital masa depan.
Apa yang ingin dilakukan e-Estonia adalah menghubungkan semua untaian negara – baik itu pemungutan suara, layanan kesehatan, pajak, pendidikan, kepolisian dan sebagainya – pada satu platform. Hal ini akan merampingkan aspek besar kehidupan orang. Misalnya, menghilangkan kebutuhan untuk mengisi formulir yang tak terhitung jumlahnya sehingga satu lembaga-katakanlah, bank – dapat mengakses informasi Anda dari yang lain – seperti kantor pajak. Pada dasarnya, semua proses birokrasi dapat di selesaikan secara online, memungkinkan warga negara untuk menjalani hidup mereka tanpa repot. Bayangkan bisa menghabiskan waktu berharga bersama teman atau keluarga alih-alih pergi ke TPS?
Manfaat mengambil risiko inovatif ini dan menciptakan pemerintahan virtual sangat banyak. Salah satu manfaatnya adalah bahwa negara telah berhasil menghemat sekitar 2% dari PDB untuk biaya, yang merupakan persentase yang sama setiap anggota NATO di harapkan membayar untuk perlindungan.
Menambah manfaat ini adalah kenyataan bahwa karena pemerintahnya virtual, negara secara efektif tidak berbatas. Akibatnya, pengusaha kini dapat berinvestasi dan menguji produk mereka di Estonia, di mana pun mereka berasal. Jadi, Estonia tidak hanya menghemat uang untuk pengeluaran, tetapi juga mendorong investasi dari seluruh dunia. Revolusi digital Estonia jauh berbeda dengan negara asalnya, ketika negara itu terkenal dengan industri penebangan kayunya. Sekarang ini Estonia adalah negara yang terkenal di dunia dalam inovasi digital.
–
Demikian penjelasan mengenai pengertian, tahapan serta contoh penerapan design thinking. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca terutama yang hendak membuat suatu aplikasi yang berfokus pada kenyamanan user. Apabila terdapat kritik dan saran, silahkan tinggalkan pada kolom komentar di bawah. Terima kasih 🙂
Baca juga :