• Tentang Karyatulisku
  • Kerjasama
  • Kontak
Senin, Maret 20, 2023
  • Login
No Result
View All Result
Karyatulisku
  • Home
  • Admin Guru
  • Penelitian
    • All
    • Contoh Penelitian
    • Judul Penelitian
    • Metode Penelitian
    • Penelitian Kualitatif
    • Penelitian Kuantitatif
    • Variabel Penelitian
    Contoh Judul Skripsi Akuntansi Terlengkap

    Contoh Judul Skripsi Akuntansi Terlengkap

    Kumpulan Judul Skripsi Jurusan Manajemen

    Kumpulan Judul Skripsi Jurusan Manajemen

    Memahami Uji Validitas dalam Penelitian

    Memahami Uji Validitas dalam Penelitian

    Cara Menulis Kata Pengantar Skripsi dan Contohnya

    Cara Menulis Kata Pengantar Skripsi dan Contohnya

    Apa Itu Prototype dan Bagaimana Contohnya

    Apa Itu Prototype? dan Bagaimana Contohnya?

    Cara Menentukan Variabel dalam Penelitian

    Cara Menentukan Variabel dalam Penelitian

  • Informasi
  • Inspirasi
  • Kuliah
Karyatulisku
  • Home
  • Admin Guru
  • Penelitian
    • All
    • Contoh Penelitian
    • Judul Penelitian
    • Metode Penelitian
    • Penelitian Kualitatif
    • Penelitian Kuantitatif
    • Variabel Penelitian
    Contoh Judul Skripsi Akuntansi Terlengkap

    Contoh Judul Skripsi Akuntansi Terlengkap

    Kumpulan Judul Skripsi Jurusan Manajemen

    Kumpulan Judul Skripsi Jurusan Manajemen

    Memahami Uji Validitas dalam Penelitian

    Memahami Uji Validitas dalam Penelitian

    Cara Menulis Kata Pengantar Skripsi dan Contohnya

    Cara Menulis Kata Pengantar Skripsi dan Contohnya

    Apa Itu Prototype dan Bagaimana Contohnya

    Apa Itu Prototype? dan Bagaimana Contohnya?

    Cara Menentukan Variabel dalam Penelitian

    Cara Menentukan Variabel dalam Penelitian

  • Informasi
  • Inspirasi
  • Kuliah
No Result
View All Result
Karyatulisku
No Result
View All Result
Home Kuliah

3 Contoh Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan

29 Agustus 2022
in Kuliah, Penelitian, Tak Berkategori
Reading Time: 12 mins read
A A
2.8k
SHARES
46.4k
VIEWS
Share on WhatsappShare on Telegram

Latar belakang adalahdasar atau dapat kita sebut juga sebagai alasan yang menjadi titik tolak untuk memberikan pemahaman kepada pembaca atau pendengar tentang apa yang ingin kita sampaikan.

Latar bekalang biasanya kita  buat pada saat kita membuat artikel ilmiah atau karya tulis ilmiah, seperti: makalah, skripsi, PTK dll.

Dalam menulis latar belakang kita harus menuliskannya dengan jelas. Mulai dari masalah yang ditemui, data-data yang menunjukan masalah tersebut, landasan yuridisnya, landasan teoritis yang relevan, sehingga menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.

ArtikelTerkait

BAB 1 Skripsi : Struktur dan Cara Menyusunnya

Cara Menyusun & Contoh Latar Belakang Proposal

Contoh Kerangka Teoritis Penelitian dan Cara Membuatnya

Cara Mudah Menentukan Topik Skripsi

Dalam menulis latar belakang masalah pendidikan, susunannya tidak terlalu berbeda dengan penyusunan latar belakang pada umumnya, ada 4 hal sekiranya yang menjadi inti dari penulisan latar belakang yang baik yaitu:

  1. Menemukan Masalah
  2. Data Pendukung sebagai bukti ditemukannya masalah
  3. Ada solusi dari masalah yang didukung oleh (teori-teori yang relevan)
  4. Adanya pengajuan hipotesis (jawaban sementara)

untuk lebih memahami langkah-langkah membuat latar belakang proposal skripisi

Setelah memahami tentang langkah-langkahnya. berikut ini saya lampirkan contoh latar belakang pendidikan.

Contoh Latar Belakang Masalah Pendidikan
Contoh Latar Belakang Masalah Pendidikan

Contoh 1 : Pengaruh Metode Pembelajaran Ekspositori Terhadap Motivasi Belajar Siswa

sumber : eprints.uny.ac.id/1394/2/Bab_I_-_Daftar_Pustaka.doc

Latar Belakang

 

Dalam suatu lembaga pendidikan
keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar tersebut merupakan prestasi belajar
peserta didik yang dapat diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru pada saat evaluasi dilaksanakan. Keberhasilan pembelajaran
di sekolah akan terwujud dari keberhasilan belajar siswanya.
Keberhasilan
siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu maupun
dari luar individu. Faktor dari dalam individu, meliputi faktor fisik dan
psikis, di antaranya adalah motivasi.

Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dapat memberikan dukungan yang positif dalam belajar,
namun dapat juga menghambat proses belajar. Hambatan-hambatan yang terjadi berakibat
pada hasil belajar individu yang mengalami proses belajar tidak sesuai dengan
yang diinginkannya. Keadaan-keadaan tersebut berdampak pada timbulnya masalah
pada proses belajar selanjutnya. Motivasi belajar siswa yang rendah akan
menjadi hambatan yang sangat berarti pada proses pembelajaran, karena dapat
mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah. Oleh karena itu guru diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Permasalahan belajar
seperti yang diungkapkan tersebut terjadi pada siswa di SMK Negeri 7 Yogyakarta
kelas XI Penjualan. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian nilai matematika yang
rendah. Banyak siswa yang memperoleh nilai matematika di bawah 60, tidak sesuai
yang diharapkan oleh guru. Anggapan tentang sulitnya belajar matematika sering
mendominasi pemikiran siswa sehingga banyak di antara mereka kurang berminat
untuk mempelajari matematika dan siswa kurang termotivasi dalam belajar. Selain
itu, pembelajaran juga masih terpusat pada guru. Guru banyak menjelaskan dan
siswa kurang diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan temannya.

Berdasarkan observasi
peneliti di sekolah yang dilakukan pada bulan Februari-Maret tahun 2008 dan
wawancara dengan guru matematika, 28 dari 37 siswanya kurang memahami pelajaran
matematika hal ini dilihat dari nilai tes matematika yang kurang dari 60.
Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa  motivasi dan minat belajar matematika siswa rendah.
Rendahnya motivasi dan minat belajar siswa dapat dilihat pada saat siswa
menerima materi pelajaran.  Hal ini ditunjukkkan
dengan sikap siswa yang cenderung ramai sendiri, mengobrol dengan teman, ada
beberapa siswa yang mengerjakan PR pelajaran lain dan kurang memperhatikan pembelajaran
yang sedang berlangsung. Bila siswa diberi latihan soal yang agak sulit, siswa
tidak mengerjakan soal tersebut dan tidak termotivasi untuk mencari
penyelesaian dari soal tersebut. Siswa lebih senang menunggu guru menyelesaikan
soal tersebut. Hal ini disebabkan siswa kurang diberikan kesempatan untuk
bertanya dan menyampaikan pendapat.

Mengingat bahwa siswa
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan, perlu diupayakan
adanya pembenahan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan optimalisasi
prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1988:
62) berpendapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

  1. Faktor internal, merupakan faktor di dalam diri siswa yang meliputi
    faktor fisik misalnya kesehatan dan faktor psikologis, misalnya motivasi,
    kemampuan awal, kesiapan, bakat, minat dan lain-lain.
  2. Faktor
    eksternal, merupakan faktor yang ada di luar diri siswa, misalnya
    keluarga, masyarakat,  sekolah dan
    lain-lain.

Selanjutnya mengenai keberhasilan
belajar matematika Herman Hudoyo (1988: 6-7) mengungkapkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar matematika sebagai berikut.

  1. Peserta didik, meliputi: kemampuan, kesiapan, minat, motivasi, serta
    kondisi siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar matematika.
  2. Pengajar,
    meliputi: pengalaman, kepribadian, penguasaan materi matematika dan cara
    penyampaian yang diberikan oleh guru.
  3. Prasarana
    dan sarana, meliputi ruangan, alat bantu belajar, buku tulis dan sumber
    belajar yang membantu kelancaran proses belajar-mengajar.
  4. Penilaian,
    digunakan untuk melihat hasil belajar matematika siswa sehingga diharapkan
    dapat meningkatkan kegiatan belajar dan memperbaiki hasil belajar
    selanjutnya.

Dari pendapat tersebut di atas ada
beberapa faktor yang mempengaruhi upaya peningkatan prestasi belajar siswa
adalah meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Motivasi sebagai
keseluruhan daya penggerak yang ada dalam diri siswa mampu menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dapat tercapai. Motivasi dapat berasal
dari dalam diri siswa (intrinsik)
maupun dari luar diri siswa (ekstrinsik).

Penggunaan metode pembelajaran
ekspositori dengan pemberian kuis dapat menigkatkan motivasi belajar matematika
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajar matematika dan
memperbaiki hasil belajar selanjutnya. Dengan menerapkan metode ini,
pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru tetapi siswa bisa lebih aktif dalam
pembelajaran.

Berdasarkan pada permasalahan tersebut akan
dilaksanakan penelitian pembelajaran matematika menggunakan metode ekspositori
dengan pemberian kuis untuk memotivasi belajar matematika siswa. Metode
pembelajaran ekspositori dengan pemberian kuis matematika ini diharapkan dapat
menjadi salah satu solusi dalam mengatasi rendahnya motivasi belajar yang
dialami oleh siswa.

 

Contoh 2 : Peranan Guru sebagai Motivator dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran PAI (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Kauman Tulungagung)

sumber : repo.iain-tulungagung.ac.id/1061/1/BAB%20I.doc

Pembangunan nasional di bidang pendidikan
merupakan usaha mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas
manusia  Indonesia dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Hal ini sejalan dengan rumusan tujuan
pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan
bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, diperlukan peningkatan dan
penyempurnaan mutu pendidikan yang dalam hal ini berkaitan erat dengan
peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Sedangkan komponen peningkatan
kualitas pendidikan meliputi: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan, pengelolaan sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan dana,
supervisi dan monitoring, serta hubungan sekolah dengan lingkungan. Mutu
pendidikan tersebut selanjutnya dapat dikenali melalui tanda-tanda operasional
berupa: (1) keluaran/lulusan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat; (2)
nilai akhir prestasi belajar peserta didik; (3) persentase lulusan yang dicapai
sekolah; dan (4) penampilan kemampuan dalam semua komponen pendidikan.

Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan
untuk meningkatkan kualitas / mutu proses belajar mengajar di kelas adalah
kemampuan guru dalam mengajar. Sedangkan keberhasilan guru dalam mengajar tidak
hanya ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan langsung dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar. Seperti perumusan tujuan pengajaran dalam pembuatan rencana
pembelajaran, pemilihan materi pelajaran yang sesuai, penguasaan materi
pelajaran yang sesuai, pemilihan metode yang tepat serta lengkapnya
sumber-sumber belajar dan yang memiliki kompetisi yang memadai untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Keberhasilan pengajaran dalam arti tercapainya
tujuan-tujuan pengajaran, sangat tergantung kepada kemampuan kelas. Kelas yang
dapat menciptakan situasi untuk memungkinkan anak didik dapat belajar dengan
baik dengan suasana yang wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang
untuk belajar. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran maka diperlukan
motivator yang baik.

Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut,
setiap guru akan menghadapi berbagai masalah yakni masalah yang dapat
dikelompokkan atas masalah pembelajaran dan masalah peranan guru sebagai
motivator, misalnya tujuan pembelajaran tidak jelas, media pembelajaran tidak
sesuai. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sosok guru
yang profesional, dimana guru yang profesional adalah guru yang tidak hanya
menguasai prosedur dan metode pengajaran, namun juga sebagai motivator yang
kondusif. Dalam motivasi yang kondusif diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.

Meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
pendidikan merupakan salah satu upaya yang sedang diprioritaskan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pada proses kegiatan pembelajaran dimasa lalu banyak yang
berjalan secara searah. Dalam hal ini fungsi dan peranan guru menjadi amat
dominan, guru sangat aktif tetapi sebaliknya siswa menjadi sangat pasif dan
tidak kreatif dan kadang siswa juga dianggap sebagai obyek bukan sebagai
subyek. Sehingga siswa kurang dapat dikembangkan potensinya.

Pada dasarnya guru sebagai pengajar tidak
mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta
memberikan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreatifitasnya,
melalui kegiatan belajar. Diharapkan potensi siswa dapat berkembang menjadi
komponen penalaran yang bermoral, manusia-manusia aktif dan kreatif yang beriman
dan bertaqwa.

Guru merupakan tenaga professional yang memahami
hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual dan harus mengetahui hal-hal
yang bersifat teknis terutama hal-hal yang berupa kegiatan mengelola dan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar (pembelajaran). Dalam pendidikan guru
dikenal adanya pendidikan guru berdasarkan kompetensi dengan sepuluh kompetensi
guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru yaitu yang
meliputi: menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas,
menggunakan media/sumber, menguasai landasan pendidikan, mengelola interaksi
belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal
fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran.

Hal tersebut dianggap penting karena untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang tinggi maka harus melalui motivasi yang baik. Pada
saat pengelolaan proses belajar mengajar disadari atau tidak disadari setiap
guru menggunakan pendekatan dan menerapkan teknik-teknik motivator. Strategi
yang biasa digunakan antara lain: memberikan nasihat, teguran, larangan,
ancaman, teladan, hukuman, perintah dan hadiah. Selain itu ada guru yang
memotivasi siswa dengan cara yang ketat yakni mengandalkan sikap otoriter tanpa
memperhatikan kondisi emosional siswa dan ada pula yang membiarkan siswa secara
penuh berbuat sesuka hati.

Lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini
adalah SMP Negeri I Kauman Tulungagung. Sekolah ini merupakan salah satu rintisan
Sekolah Standard Nasional (SSN) di Tulungagung. Sehingga menarik minat saya
untuk mengadakan penelitian di lembaga ini. Selain itu, di SMP Negeri I Kauman
Tulungagung setiap tahunnya mampu mengantarkan siswanya lulus dengan nilai yang
memuaskan.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, bahwa peran
guru sebagai motivator sangat penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Terwujudnya tujuan pendidikan tergantung pada motivasi yang dilakukan oleh
guru. Maka peneliti mengambil judul “Peranan Guru sebagai Motivator
dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran PAI (Studi Kasus di SMP
Negeri 1 Kauman Tulungagung)”

Contoh 3 : Penerapan Media Papan Lempar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negri Jomblang 01 Kota Semarang Tahun 2015/2016

Sumber : http://www.karyatulisku.com/2017/09/langkah-langkah-dan-contoh-membuat.html

Dewasa ini bangsa Indonesia sedang berupaya meningkatkan sumber daya manusia. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan kecerdasakan sumber daya manusia. Hal tersebut juga tidak lepas usaha untuk dapat bersaing di era globalisasi. Upaya mencerdaskan manusia Indonesia dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan.  Upaya mencerdaskan manusia Indonesia, juga telah jelas dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 yang menyebutkan bahwa.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Sisdiknas No 20 tahun 2003).

Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta menceradaskan kehidupan bangsa adalah pendidikan nasional. Oleh sebab itu pendidikan nasional harus mempunyai kualitas yang baik, sehingga mampu untuk mencapai fungsi dan tujuan dari pendidikan di Indonesia. Sementara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 juga menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokkratis dan bertanggung jawab.

Undang-Undang tersebut juga dengan jelas menyampaikan bahwa yang menjadi tujuan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik. Peserta didik disini adalah siswa yang ada di sekolah dan potensi yang dimaksut adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Mengingat pada fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional tersebut maka jelas bahwa diharapkan melalui pendidikan nasional sumber daya manusia indonesia menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. Artinya kita akan melihat manusia indonesia yang berintelektual, manusia Indonesia yang berkarakter dan dapat berprestasi untuk bersaing di dunia.

Namun dewasa ini pendidikan di Indoenesia berada pada tingkat yang rendah. Dikutip DetikNews.com (2014) disebutkan bahwa hasil survei dari PISA (Program for International Student Assesment) tahun 2012 memperlihatkan bahwa negara Indonesia berada diperingkat rendah. Negara yang paling rendah dalam peringkat ini adalah Peru dan Indonesia. Lebih lanjut dikutip dari MetrotvNews.com (2013) disampaikan bahwa tingkat membaca pelajar Indonesia menempati urutan ke-61 dari 65 negara anggota PISA. Indonesia hanya mengumpulkan skor membaca 396 poin. Untuk literasi matematika, pelajar Indonesia berada di peringkat 64 dengan skor 375. Adapun skor literasi sains berada di peringkat 64 dengan skor 382. Sedangkan dikutip dari Kompas.com (2012) disebutkan bahwa hasil research dari Firma Pendidikan Pearson sistem pendidikan Indoensia berada di posisi terbaFwah bersama Meksiko dan Brazil. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masihlah rendah dan jauh dibandingkan dengan negara-negara lain.

Kondisi tersebut jelas menunjukan bahawa terjadinya ketimpangan yaitu anatar harapan dengan kenyataan. Harapan dari adanya pendidikan nasional yaitu mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat bersaing di era global dengan negara-negara lain. Namun kondisi yang terjadi adalah sebaliknya, pendidikan nasional belum mampu secara maksimal mengembangkan manusia indonesia yang mampu bersaing di era global. Ketimpangan tersebut menjadikan adanya masalah yaitu kualitas pendidikan nasilan yang masih kurang.

Kualitas pendidikan salah satunya ditentukan oleh suasana kondusif dalam proses belajar. Suasana kondusif sangat mempengaruhi kondisi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Rianto (2007:1), tingkat keberhasilan pembelajaran amat ditentukan oleh kondisi yang terbangun selama pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang semakin kondusif, maka tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajarnya akan semakin tinggi dan sebaliknya. Lebih lanjut kondusifitas proses belajar di kelas juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar. Kemapuan guru dalam memfasilitasi perserta didik dalam belajar meliputi kemampuan guru dalam menyajikan pembelajaran, menggali kemampuan siswa dan mengembangkan potensi dari siswa.

Oleh sebab itu untuk menginkatkan kualitas dari pendidikan nasional dapat dilakukan oleh guru dengan meningkatkan kemampuannya dalam memfasilitasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Rusman (2015: 21) “pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya”. Komponen-komponen yang saling berhubungan dalam pembelajaran yaitu tujuan, materi, media dan strategi pembelajaran. Maka dengan kemampuan guru mengorganisir pembelajaran dengan baik, dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Namun, kondisi yang terjadi di sekolah, tidak sepenuhnya terjadi seperti yang diharapkan yaitu terjadinya proses pembelajaran yang terorganisir dengan baik. Sebaliknya yang terjadi adalah kurang optimalnya proses belajar mengajar yang terdapat di sekolah.  Dari pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada proses belajar siswa di kelas IV SD  Jomblang 01 Kota Semarang  ditemukan kondisi-kondisi sebagaimana berikut yaitu, kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru serta hasil belajar siswa, dimana sebanyak 22 anak tidak mampu untuk mencapai nilai KKM pelajaran matematika.

Sementara dari hasil wawancara dengan guru kelas yaitu Ibu Anjar S.Pd menyampaikan bahwa konsentrasi belajar siswa memang tidak lama, konsentrasi maksimal siswa hanya mencapai 10-15 menit dalam awal proses pembelajaran selebihnya kurang optimal. Siswa juga kurang antusias dalam belajar sehingga kurang mampu memahami materi.

Kondisi-kondisi yang terjadi di sekolah tersebut adalah kelemahan dalam proses pembelajaran yang perlu segera diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan meningkatkan minat siswa dalam belajar. Untuk itu penggunaan media pembelajaran dapat membantu untuk mengatasi minat siswa dan konsentrasi siswa dalam proses belajar. Lebih lanjut penggunaan media dalam proses belajar juga dijelaskan olehHamalik (1986) dalam Arsyad (2013: 19) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. pendapat dari Hamalik tersebut menjalaskan bahwa untuk menginkatkan.

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa media mampu untuk membangkitkan keinginan dan minat serta motivasi dan menrangsang siswa dalam belajar. Maka dengan begitu utnuk mengatasi masalah dalam proses pembelajaran, penggunaan media ini dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Menurut Arsyad (2013: 3) “media dalam proses belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau electronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”. Pengertian dari Arsyad menekankan media adalah alat yang digunakan untuk menyusun kembali informasi visual atau verbal yang memudahkan siswa menerima pesan. Media menjadi alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Mempermudah peserta didik dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh guru.

Mengingat kembali pada permasalahan dalam proses pembelajaran dan mengingat bahwa media mampu untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut, maka penulis hendak meneliti pengaruh dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar. media yang hendak penulis teliti dalam hal ini adalah media papan lempar.

Media papan lempar terbuat dari  bahan kayu dan bergambarkan poin-poin, bisa berbentuk kotak atau bulat. Pemanfaatan media papan lempar dilakukan dengan siswa melemparkan mata jarum atau anak panah ke arah papan lemparyang bergambarkan poin soal yang akan dijawab oleh siswa itu sendiri. Dengan media ini diharapkan memberikan manfaat kepada proses pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa, memotivasi siswa, meningkatkan fokus dari siswa serta yang terakhir yaitu meningkatkan hasil belajar dari siswa.

Atas dasar pembahasan di atas maka penulis mencoba untuk mengetahui keefektifan penerapan media papan lempar terhadap hasil belajar siswa. yang kemudian menjadi bahwan analsisi skripsi dengan judul “Penerapan Media Papan Lempar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negri Jomblang 01 Kota Semarang Tahun 2015/2016”

Demikian Artikel Tentang Contoh Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan.

Semoga dapat membantu para pembaca untuk menemukan referensi cara membuat karya tulis ilmiah.

Baca juga :

  • Cara Menulis Latar Belakang Penelitian Kualitatif & Kuantitatif
  • Cara Menyusun & Contoh Latar Belakang Proposal
Tags: KuliahLATAR BELAKANGPenelitianPROPOSAL
SendShareShare1113Tweet696
Next Post
Download Contoh Skripsi Pendidikan PGSD Lengkap FIle PDF Sekali KLIK

Download Contoh Skripsi Pendidikan PGSD Lengkap FIle PDF Sekali KLIK

Download 101 Contoh Skripsi Penelitian Kuantitatif (PDF) PGSD Dengan Sekali KLIK!!!

Download 101 Contoh Skripsi Penelitian Kuantitatif (PDF) PGSD Dengan Sekali KLIK!!!

Comments 2

  1. Unknown says:
    4 tahun ago

    ?

    Balas
  2. Mega Marbun says:
    3 tahun ago

    kalo boleh diperbanyak lagi dong kak

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • BAB 2 Skripsi Format dan Cara Penulisannya

    BAB 2 Skripsi : Format dan Cara Penulisannya

    1466 shares
    Share 586 Tweet 367
  • 6 contoh populasi dan sampel penelitian pada skripsi kualitatif dan kuantitatif

    15188 shares
    Share 6075 Tweet 3797
  • Cara Menentukan Variabel dalam Penelitian

    767 shares
    Share 307 Tweet 192
  • Contoh Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian : Cara membuat Tujuan dan Manfaat Penelitian yang baik dan Benar

    19160 shares
    Share 7664 Tweet 4790
  • 5 Contoh Essay Singkat dan Cara Menyusun Essay

    1417 shares
    Share 567 Tweet 354

Connect with us

  • Tentang Karyatulisku
  • Kerjasama
  • Kontak

© 2021 Karyatulisku.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kuliah
  • Penelitian
  • Admin Guru
  • Informasi
  • Inspirasi

© 2021 Karyatulisku.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In